Liputan6.com, Jakarta Perusahaan EduTech Kidspreneurship Pte Ltd berkomitmen untuk mempromosikan kewirausahaan dan pola pikir berkembang untuk semua anak. Hal ini diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda untuk masa depan.
Selama ini, para pelajar menghabiskan tahun-tahun kritis mempelajari hal-hal yang tidak akan pernah mereka gunakan di masa depan. Hal ini menyadi salah satu penyebab pengangguran terus meningkat.
Advertisement
“Sistem pendidikan saat ini masih belum menjawab tantangan ini. Kidspreneurship bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada setiap anak,” kata Thinker-in-Chief, Kidspreneurship Pte Ltd, Swati Gauba Kochar dikutip Rabu (8/11/2022).
Berkaca dari hal ini, Kidspreneurship menawarkan pendidikan kewirausahaan untuk anak-anak dalam kelompok usia 8-14 tahun. Kurikulum di Kidspreneurship menjadikan kewirausahaan sebagai mata pelajaran yang menyenangkan dan mudah bagi semua siswa. Ini ditujukan untuk lebih dari sekadar mereka yang berjiwa wirausaha.
Perusahaan yang berbasis di Singapura ini memiliki berbagai penawaran yang dapat diklasifikasikan di bawah, pertama, Kamp dan lokakarya berdurasi pendek dan kedua, Program Reguler dengan tiga jenjang yang dapat ditempuh selama 3 tahun.
Tidak seperti sekolah konvensiol yang fokus pada IQ, Kidspreneurship menilai anak-anak pada CQ (Creative Quotient), EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient) dan SQ (Social Quotient).
Kidspreneurship berfokus pada pendidikan kewirausahaan untuk anak usia 8-14 tahun. Ini adalah usia di mana anak-anak mengembangkan pola pikir dan keterampilan mereka. Dengan tiga level yang terdiri dari 36+ aliran, 144 sesi, dan 400+ lembar kerja, Kidspreneurship telah mengembangkan kurikulum kursus paling luas yang melayani anak-anak dalam kelompok usia 8-14 tahun.
“Kami fokus pada 4Q, yang sering diabaikan. Kami percaya pendidikan ini untuk semua. Sundar Pichai, CEO Global Google, baru-baru ini menyapa karyawannya sebagai 'Jadilah Lebih Wirausaha'. Itu indikasi besar dari apa yang diharapkan pengusaha dari karyawan. Jadi kurikulum ini bukan hanya tentang membantu anak-anak menjadi wirausaha tetapi tentang setiap anak mengembangkan pemikiran wirausaha. Itu perbedaan besar yang tercermin dalam pedagogi dan kurikulum kami, ”katanya.
Lebarkan Sayap ke Indonesia
Tidak hanya di Singapura, Kidspreneurship juga menawarkan pendidikan kewirausahaan di negara lain. Kidspreneurship pun berminat untuk melebarkan sayap ke Indonesia.
“Dengan lebih dari 50 juta siswa, 3 juta guru, dan 3 lakh sekolah, Indonesia memiliki salah satu sistem pendidikan global terbesar," ungkap Swati.
“Singapura adalah salah satu ekonomi terkuat di dunia. Jadi, kurikulum berwawasan global dengan tetap memperhatikan etos Asia. Pada saat yang sama, setelah bekerja untuk negara-negara seperti India, kami tahu bagaimana menangani skala dan masalah negara-negara berkembang yang secara geografis luas dan padat penduduk seperti Indonesia. Kami merasa siap untuk mengatasi pasar,” kata Swati,
“Pemerintah Indonesia saat ini sedang dalam misi untuk mengembangkan sistem pendidikan kelas dunia pada tahun 2025 menggunakan teknologi terbaru dan penawaran kami selaras dengan misi mereka. Kami berkomitmen pada misi kami untuk membuat pendidikan kewirausahaan terjangkau berkualitas terbaik yang dapat diakses oleh siswa di Asia Pasifik dan sekitarnya. Saya juga melihat komitmen pemerintah Indonesia untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi semua siswa. Itu membuat Indonesia menjadi pilihan yang wajar bagi kami. Kami berharap dapat bergandengan tangan untuk membina generasi pembuat perubahan berikutnya," katanya.
Advertisement
Berdayakan Mitra Lokal
Di Indonesia, Kidspreneurship ingin memberdayakan mitra lokal untuk menerapkan kurikulum dan infrastruktur teknologi yang telah dibuat untuk memberdayakan anak-anak dengan keterampilan siap masa depan. Kidspreneurship juga siap bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang ada. Dalam jangka panjang, pihaknya berharap dapat membuka Flagship Innovation and Experience Zone di pasar kritis seperti Indonesia.
Meskipun kursus ini akan terus berwawasan global, namun akan memenuhi kebutuhan siswa Indonesia dan membawa mereka ke panggung global. Swati berharap setiap sekolah di Asia akan mengintegrasikan kurikulum Kidspreneurship dalam lima tahun ke depan untuk membantu mengembangkan pola pikir, keterampilan, dan pengetahuan kewirausahaan pada anak usia dini.
“Hasilnya, saya membayangkan setiap mahasiswa yang mengikuti kursus ini menjadi lebih percaya diri dan siap bekerja. Jika mata kuliah ini menjadi bagian dari pendidikan dini, kita akan melihat penurunan kegagalan wirausaha juga” kata Swati.
Kidspreneurship juga menyediakan website https://www.kidsprenuership.com/ bagi orang tua dan pendidik untuk mencari informasi tentang pendidikan kewirausahaan.
Kidspreneurship akan berpartisipasi sebagai academic partner dalam Kiddofest 2022 pada 10-13 November di Desa Pluit, Jakarta Utara. Kiddofest merupakan festival anak dan keluarga tahunan yang diselenggarakan oleh Kiddo.id.
Acara ini bertujuan untuk menciptakan momen berharga bagi keluarga melalui berbagai kegiatan menarik seperti penawaran khusus untuk pendidikan anak-anak mereka, bazaar untuk ibu, kompetisi, lokakarya, dan berbagai pertunjukan dari komunitas dan seniman ibu kota.