Liputan6.com, Yogyakarta - Selain pengobatan medis, di Indonesia juga ada beberapa pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional umumnya sudah ada sejak dulu bahkan sebelum teknologi medis berkembang seperti sekarang.
Salah satu pengobatan tradisional yang masih dilakukan adalah gurah. Gurah adalah pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir dari dalam tubuh atau saat ini dikenal dengan penyakit sinus atau sinusitis.
Mengutip dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, gurah biasanya dilakukan dengan ramuan cairan srigunggu yang diteteskan melalui hidung. Tanaman srigunggu dalam bahasa latin disebut 'clerodendrum serratum'.
Tanaman ini mengandung saponin yang bekerja sebagai vasolidator, yaitu melebarkan pembuluh darah dan merangsang produksi lendir. Bagian srigunggu yang digunakan adalah akarnya.
Baca Juga
Advertisement
Akar tersebut digilas hingga mengeluarkan cairan jernih dan kemudian ditambahkan dengan air masak. Menurut Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1076/menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaranan Pengobatan Tradisionl, gurah digolongkan dalam pengobatan tradisional ramuan.
Keberadaan gurah disejajarkan dengan jamu, tabib, shinse, dan pengobatan tradisional lain yang menggunakan metode sejenis. Disebutkan bahwa pengobatan ini sudah dikenal ratusan tahun lalu, yakni sejak zaman Panembahan Senapati yang bertahta di Kerajaan Mataram.
Ada yang menyebutkan bahwa pengobatan ini sebenarnya berasal dari Yogyakarta. Hal tersebut juga tercatat di laman Warisan Budaya Tak Benda yang mencatat gurah sebagai Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta pada 2010.
Ketika menggunakan gurah, pasien harus tidur telentang karena cairan ini dimasukkan ke dalam hidung. Setelah ramuan diteteskan ke hidung, pasien diminta untuk tidur tengkurap.
Hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan lendir yang dihasilkan dari mulut dan hidung. Proses pengobatan ini setidaknya memerlukan waktu hingga dua jam.
(Resla Aknaita Chak)