Nyi Ageng Serang, Pahlawan Nasional yang Suka Menyamar Saat Perang

Nyi Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Nov 2022, 05:00 WIB
Raden Ayu (Nyai Ageng) Serang, lukisan khayali Anyool Subroto. Diambil dari buku Perempuan-perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX hlm. 34.

Liputan6.com, Yogyakarta - Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi atau Nyi Ageng Serang merupakan pahlawan perempuan Indonesia yang turut serta ke medan perang. Ia merupakan panglima perang yang dikenal memiliki banyak strategi saat melawan penjajah.

Salah satu strategi cerdasnya adalah penyamaran. Ia mengelabuhi musuh dengan menyamar menjadi semak dengan bermodalkan lembu atau daun talas hijau.

Dikutip dari budaya.jogjaprov.go.id, selama peperangan, Nyi Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang. Bahkan, ia secara langsung pernah memimpin gerilya di sekitar Desa Beku, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Nyi Ageng Serang mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama dengan prajurit pria. Menurut keyakinannya, selama ada penjajahan di bumi pertiwi, makai ia harus selalu siap untuk bertempur melawan para penjajah.

Pada 1825 atau masa awal Perang Diponegoro, Nyi Ageng Serang yang saat itu berusia 73 tahun memimpin pasukan dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Selain turun langsung ke medan perang, ia juga didaulat menjadi penasihat perang.

Atas permintaan Diponegoro, ia mendekati Yogyakarta dan bermarkas di Prambanan. Dengan demikian, ia memiliki hubungan langsung dengan Kraton dan dapat memberikan nasihat kepada Sultan Sepuh (Hamengku Buwono II).

Perjuangan perang Nyi Ageng Serang terhenti pada tahun 1838. Pada tahun tersebut, Nyi Ageng Serang wafat di usia 86 tahun.

Adapun, Nyi Ageng Serang merupakan putri dari seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah, yakni Pangeran Natapraja. Selain penguasa, Pangeran Natapraja juga merupakan seorang Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I.

Wanita kelahiran Serang tersebut juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga. Nyi Ageng Serang juga dikenal sebagai nenek dari R.M. Soewardi Surjaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Nama RA Kustiyah Wulaningsih Retno Edi yang disebut Puteri Serang atau Nyi Ageng Serang tetap terpuji sepanjang masa sebagai Wanita pejuang. Pemerintah RI dengan SK Presiden No. 084/TK/Tahun 1974 tertanggal 13 Desember 1974 menganugerahi Nyi Ageng Serang dengan gelar Pahlawan Nasional.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya