Pahami tentang Social Battery, Tingkat Energi Tiap Orang untuk Bersosialisasi

Istilah Social Battery sangat penting bagi kalangan remaja di luar sana, apalagi yang memiliki kepribadian introvert.

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 10 Nov 2022, 07:32 WIB
Ilustrasi Pergaulan Remaja Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Interaksi sosial dapat memicu beberapa orang, terutama pada seseorang dengan kepribadian ekstrovert. Namun, bagi para introvert, tingkat interaksi sosial yang sama malah bisa menguras tenaga.

Perlu diketahui, setiap individu memiliki batas energi yang berbeda. Istilahnya sering disebut social batteryyang menggambarkan jumlah energi yang dimiliki seseorang untuk bersosialisasi.

Dilansir Medical News Today, Rabu (9/11/2022), social battery bukanlah konsep medis, namun merupakan cara yang nyaman bagi orang untuk menjelaskan kepada orang lain bagaimana aktivitas sosial dapat mempengaruhi mereka.

Social battery yang lebih besar atau lebih tahan lama menunjukkan bahwa seseorang memiliki banyak energi untuk bersosialisasi. Kemungkinan butuh waktu lama bagi mereka untuk merasa lelah, sehingga tidak perlu 'mengisi ulang' baterai sesering itu.

Seseorang mungkin akan kehabisan energi untuk bersosialisasi jika mereka merasa lelah, stres, kurang tertarik untuk berbicara daripada sebelumnya, hingga kebutuhan untuk melakukan sesuatu yang tenang.

Biasanya mereka yang 'kehabisan baterai' ditandai dengan cenderung fokus pada dunia imajinasi dan merasa kewalahan oleh keramaian. Banyak hal yang dapat mempengaruhi berapa lama social battery seseorang bertahan, antara lain:


1. Jenis Interaksi

Ilustrasi stres. (Gambar oleh Holger Langmaier dari Pixabay)

Kualitas interaksi dapat membuat baterai seseorang lebih cepat berkurang. Menghabiskan waktu dengan anggota keluarga yang tidak peka atau tidak ramah mungkin lebih menguras tenaga daripada melakukannya dengan sekelompok teman yang asyik.

2. Durasi Interaksi

Bersosialisasi untuk waktu yang lebih lama akan menguras lebih banyak energi dan memberikan lebih sedikit kesempatan untuk mengisi ulang.

3. Ketidakseimbangan Kekuasaan

Mulai dari rasisme, seksime, hingga kemampuan dan ketidakseimbangan kekuasaan dapat mempengaruhi interaksi sosial. Seseorang yang termasuk dalam kelompok yang terpinggirkan secara historis mungkin merasa lebih terkuras ketika berinteraksi dengan orang tidak memahami pengalaman.

4. Stres

Dalam peristiwa tertentu, bisa saja social battery jadi pengaruh yang melibatkan stress. Misalnya, seseorang mungkin merasa gugup tentang pidato atau presentasi yang harus mereka berikan di suatu acara.


Social Battery & Social Anxiety

Ilustrasi Pergaulan Anak Remaja Credit: pexels.com/pixabay

Kecemasan sosial adalah ketika seseorang merasa terus menerus takut terhadap penilaian orang lain. Hal tersebut membuat interaksi sosial lebih melelahkan, karena seseorang akan lebih sering merasa perlu untuk ubah perilaku atau ucapan mereka, demi menghindari persepsi negatif.

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya apakah mereka memiliki energi yang rendah setelah bersosialisasi? Lantaran mereka memiliki kecemasan sosial karena mengklaim dirinya introvert.

Pasalnya, kecemasan sosial dan introversi adalah konsep yang berbeda. Orang dengan kecemasan sosial merasa tegang atau khawatir dalam situasi sosial, sedangkan orang introvert bisa merasa nyaman sampai social battery mereka mulai menipis.

Mereka mungkin merasa nyaman di sekitar orang lain, tetapi memiliki kapasitas yang lebih kecil untuk menghabiskan waktu yang lama bersama mereka.

Jika orang sering merasa tidak mampu atau sering mengalami stress atas apa yang dipikirkan orang lain, hal ini bisa menandakan kecemasan sosial.


Bagaimana Cara untuk Recharge Social Battery?

Gym di rumah (Unsplash)

Menurut studi tahun 2019, Amerika Serikat menempatkan nilai tinggi pada ekstraversi, dengan banyak tempat kerja dan sekolah yang mendorong untuk bersosialisasi. Sekadar informasi, ekstraversi adalah tipe kepribadian yang memiliki minat lebih di luar dirinya sendiri. 

Akibatnya, lebih mudah bagi seorang ekstrovert untuk recharge baterai mereka daripada para introvert, tergantung di mana mereka tinggal atau bekerja.

Bagi para introvert, mungkin perlu mengambil langkah ekstra untuk memperhatikan tingkat energi mereka, seperti mempelajari hal atau aktivitas apa yang meningkatkan energi positif.

Seseorang dapat mencoba berbagai aktivitas menyendiri untuk melihat hal apa yang paling efektif dalam mengisi ulang social battery mereka.

Beberapa individu mungkin hanya ingin beristirahat, sedangkan yang lainnya mungkin merasa pulih ketika untuk melakukan aktivitas yang tenang, seperti membaca, gym, menyanyi, dan lain sebagainya.

Pada intinya, social battery bukanlah konsep yang dapat diandalkan untuk memprediksi perilaku atau emosi tertentu. Namun, ini bisa menjadi alat yang berguna untuk membantu seseorang memahami respons mereka terhadap interaksi sosial.

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya