Keseringan Menahan Pipis? Hati-Hati Bisa Kena Infeksi Saluran Kemih

Kebanyakan orang terlalu sering menahan pipis untuk kepentingan yang lain, namun perlu diketahui bahwa hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh.

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 09 Nov 2022, 18:15 WIB
Ilustrasi toilet. Photo by Sung Jin Cho on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Dalam banyak kasus, menahan pipis dalam waktu yang singkat ketika ingin shopping, tidak akan berbahaya. Namun, menahannya dalam waktu lama dan mengabaikannya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan.

Dilansir Verywellmind, Rabu (9/11/2022), terlalu sering menahan kencing dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran kemih atau disfungsi kantung kemih (overactive bladder).

Hal ini disebabkan karena urine yang ada di kantung kemih dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri. Sehingga, penting untuk membuang cairan tersebut secara teratur.

Buang air kecil teratur menjadi cara terbaik untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berlebihan ini, yang dapat menyebabkan infeksi.

Lalu, berapa lama waktu kita untuk bisa menahan kencing?

Diketahui, kantung kemih manusia biasa menampung antara 1,5 dan 2 cup cairan. Seberapa cepat kantung kemih terisi, tergantung pada sejumlah faktor. Oleh karena itu, tidak ada aturan keras tentang berapa lama waktu untuk seseorang menahan buang air kecil.

Terlepas dari menahan buang air kecil cukup berpengaruh terhadap kantung kemih, namun ada hal lainnya yang dapat menganggu kesehatan kantung kemih, yakni konsumsi makanan pedas dan asam, serta mengonsumsi kafein dan alkohol.

Minuman yang mengandung kafein juga dapat mengiritasi kandung kemih. Sama halnya seperti makan makanan pedas dan asam.

Terlepas dari itu, urine telah menjadi alat diagnosis yang berguna sejak awal pengobatan. Urine dapat memberi tahu banyak tentang apa yang terjadi di tubuh, mulai dari seberapa terhidrasi kalian hingga kemungkinan kalian mengalami infeksi saluran kemih.


Warna Urine Mengacu pada Kesehatan Kantung Kemih

Ilustrasi Mengonsumsi Air Mineral Credit: unsplash.com/Dylan

Urine yang berubah warna sering disebabkan oleh obat-obatan, makanan tertentu, atau pewarna makanan. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan warna urine dapat disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu.

Dilansir laman Cleveland Clinic, berikut beberapa warna urine beserta penjelasannya, antara lain:

1. Transparan (Tidak berwarna)

Air seni yang jernih jelas kemungkinan besar berasal dari terlalu banyak minum air. Kencing jernih sesekali bukanlah masalah besar. Tetapi jika itu adalah masalah yang sedang berlangsung, kemungkinan kalian bisa menurunkan kadar garam dan elektrolit.

2. Kuning Pucat

Dr. Petar Bajic mengungkapkan bahwa urine yang termasuk dalam kategori kuning pucat menandakan bahwa kalian sehat dan terhidrasi.

Alih-alih, warna kekuningan itu disebabkan oleh pigmen yang disebut urochrome yang diproduksi oleh tubuh kita sendiri.


3. Pink atau Merah

Ilustrasi Air Berwarna Merah (sumber: unsplash)

Meskipun penampilannya mengkhawatirkan, urine merah belum tentu gejala penyakit serius. Urine berwarna pink atau merah dapat disebabkan oleh:

Darah

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kencing darah, yakni infeksi saluran kemih, pembesaran prostat, tumor kanker dan non-kanker, kista ginjal, lari jarak jauh, dan batu ginjal.

Makanan

Buah bit, blackberry, dan buah naga dapat mengubah urine menjadi merah atau merah muda.

Obat-obatan

Antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis, dapat mengubah urine menjadi oranye kemerahan atau pink.

4. Coklat

Cairan yang berwarna coklat tua bisa disebabkan oleh empedu yang masuk ke urine, yang mana pertanda penyakit hati. Kencing berkarat atau berwarna coklat juga merupakan gejala porfiria, yakni kelainan langka yang mempengaruhi kulit dan sistem saraf.

Selain itu, cedera otot akibat olahraga ekstrem juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan mengubah warna urine menjadi coklat.


5. Keruh

Ilustrasi Urin Sampel (sumber: unsplash)

Kemungkinan besar, urine tampak keruh disebabkan oleh batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Namun, dehidrasi pun bisa dibilang biang keladinya.

Faktor yang menempatkan pada risiko kondisi medis yang dapat mempengaruhi warna urine menjadi keruh, yakni usia.

Tumor kandung kemih dan ginjal, yang dapat menyebabkan darah dalam urine, lebih sering terjadi pada orang tua. Pria yang berumur lebih dari 50 tahun kadang-kadang memiliki darah urine karena pembesaran kelenjar prostat.

6. Biru atau Hijau

Menurut Dr. Bajic, kemungkinan besar warna biru atau hijau adalah hasil dari sesuatu yang sudah dimakan atau obat-obatan.

Namun, penyakit genetik langka yang melibatkan hiperkalsemia dapat mengubah urine menjadi biru atau hijau. Begitu pula dengan bakteri tertentu yang dapat menginfeksi saluran kemih.

Infografis Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis 4 untuk Tenaga Kesehatan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya