KTT ASEAN di Kamboja akan Didominasi Isu Myanmar

KTT ASEAN di Kamboja akan menjadi awal terselenggaranya dua pertemuan besar lainnya di Asia Tenggara, yaitu G20 dan APEC.

Oleh DW.com diperbarui 09 Nov 2022, 20:40 WIB
Ilustrasi ASEAN (sumber: freepik)

, Jakarta - KTT ASEAN di Kamboja akan menjadi awal terselenggaranya dua pertemuan besar lainnya di Asia Tenggara, yaitu G20 dan APEC. Pertemuan di Kamboja akan didominasi isu Myanmar, tapi banyak isu global lain yang mambayangi.

Para pemimpin ASEAN dijadwalkan akan bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, pada Kamis (10/11). Selain membahas tentang kekerasan di Myanmar, pertemuan selama empat hari itu juga diperkirakan akan membahas tentang perselisihan di Laut China Selatan (LCS), isu pemulihan pandemi, perdagangan, dan perubahan iklim.

KTT ini akan menjadi awal terselenggaranya pertemuan-pertemuan besar di Asia Tenggara. Setelah KTT ASEAN di Kamboja, KTT G20 akan berlangsung di Bali, Indonesia, dan dilanjutkan dengan forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bangkok, Thailand.

Tindakan tambahan untuk MyanmarJelang KTT ASEAN, Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Kritenbrink mengatakan bahwa negaranya akan berbicara dengan negara-negara ASEAN tentang tindakan tambahan apa yang perlu diambil untuk menekan junta militer Myanmar.

"Kami tidak akan duduk diam melihat kekerasan ini berlanjut,” ujarnya, dikutip dari DW Indonesia, Rabu (9/11/2022).

Sejak junta militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 lalu, ASEAN telah berusaha memainkan peran pendamai. Namun, pada pertemuan khusus akhir Oktober lalu, para menteri luar negeri anggota ASEAN mengakui bahwa upaya mereka untuk membawa perdamaian belum berhasil.

Mereka pun menyerukan "tindakan konkret, praktis, dan terikat waktu” untuk mendukung implementasi konsensus lima poin perdamaian yang sebelumnya disepakati April tahun lalu.

 

 


Kritik Untuk Myanmar

Para pengunjuk rasa bereaksi ketika mereka diliputi oleh gas air mata yang ditembakkan oleh polisi, dan ketika pengunjuk rasa lainnya melepaskan alat pemadam kebakaran, selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon (6/3/2021). (AFP Photo)

Sebelumnya, pertemuan menteri luar negeri anggota ASEAN pada Agustus lalu telah mengkritik Myanmar atas kurangnya kemajuan. Mereka juga memutuskan agar masalah tersebut dibahas lebih lanjut oleh para pemimpin ASEAN di Phnom Penh.

Pakar menyebut ada kemungkinan bahwa keputusan untuk mengambil tindakan lebih keras atas Myanmar akan terus tertunda bahkan sampai Indonesia kembali mendapatkan rotasi kepemimpinan ASEAN di 2023.

"Ada kemungkinan mereka memilih untuk menunda dan membiarkan masalah ini lagi,” kata Thomas Daniel, seorang ahli dari Institut Strategi dan Studi Internasional Malaysia.

 


Berebut pengaruh di Asia-Pasifik

Ilustrasi (AFP)

Presiden AS Joe Biden dijadwalkan akan hadir dalam KTT ASEAN. Kehadiran Biden dinilai sebagai upaya untuk menanamkan pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik, mengingat Cina juga melakukan hal yang sama.

"Dengan menghadiri KTT ASEAN secara langsung, Biden akan mampu mendorong kepentingan Amerika dan memperlihatkan komitmennya di kawasan,” kata Daniel

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan tidak akan hadir dalam KTT tersebut. Cina dan Rusia diperkirakan akan mengirimkan delegasi tingkat tingginya yang dikepalai oleh Perdana Menteri Li Keqiang untuk Cina dan kemungkinan besar Menlu Rusia Sergey Lavrov untuk Rusia.

Sebagai pemegang rotasi kepemimpinan ASEAN, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen juga mengaku telah mengundang Ukraina untuk berpartisipasi dalam KTT. Menteri Luar Negeri Ukraina diperkirakan akan hadir, meskipun belum ada pengumuman resmi.

Dari perbincangan Hun Sen dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di awal bulan ini, Zelenskyy meminta untuk berpartisipasi melalui video, tetapi belum jelas apakah permintaan tersebut disetujui atau tidak, demikian menurut keterangan dari kantor PM Kamboja.

INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya