Liputan6.com, Jakarta - Penetapan tarif Rp 125 ribu per bulan pada pengguna Twitter berverifikasi ternyata dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk membuat hoaks. Mereka mengirim email mencatut nama Twitter untuk memperdayai pengguna.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Gizmodo, email tersebut dikirim tak lama setelah pengumuman dilakukan pemilik baru Twitter, Elon Musk. Dalam email itu disebutkan pengguna tidak memenuhi syarat untuk menjadi akun terverifikasi.
Mereka diminta untuk mengklik tautan yang disertakan dalam email tersebut. Namun email itu ternyata palsu dan merupakan modus phising.
Pengguna akan diminta memasukkan email dan password dalam tampilan website yang mirip Twitter. Tentu hal ini sangat berbahaya karena bisa mencuri data dari para penggunanya.
Di sisi lain, Twitter menunda peluncuran tanda centang verifikasi (centang biru) ke pelanggan dengan tarif US$ 8 atau sekitar Rp 125 ribu per bulan.
Alasannya disebut karena Twitter ingin menghindari kemungkinan dampak pada pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat pada Selasa (8/11/2022). Peluncuran fitur ini ditunda hingga 9 November 2022.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement