Liputan6.com, Jakarta Tak terasa momen Hari Ikan Nasional (Harkannas) sudah dekat. Setiap tanggal 21 November, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan peringatan Harkannas. Tahun ini, puncak peringatan Harkannas berlangsung di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah mulai 19-21 November 2022 mendatang.
Jelang acara puncak Harkannas, KKP kembali menggaungkan kampanye konsumsi olahan ikan. Selain komposisi gizinya yang tak kalah dengan ikan impor, harganya pun lebih terjangkau dan mudah diolah.
Advertisement
"Jadi kita mesti bangga, menu ikan khas Nusantara sangat berprotein tinggi," kata Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Widya Rusyanto saat menjadi pembicara di webinar bertajuk "Makan Ikan Cegah Stunting, Tingkatkan Kinerja Otak dan Ketahanan Nasional", Selasa (8/11/2022).
Webinar yang dibuka Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana ini merupakan rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-9.
Widya menyontohkan ikan bandeng dalam 100 gram menu ikan Palumara, memiliki nilai protein mencapai 20 gram, setara dengan ikan salmon. Kemudian kandungan besi (FE) nya mencapai 2 miligram dibanding ikan salmon yang hanya 0,25 miligram. Bahkan cakalang asap dan abon tuna, masing-masing memiliki kandungan protein sebesar 34,2 gram dan 27,2 gram.
Dalam kesempatan ini, Widya mengajak masyarakat untuk suka makan ikan. Selain bergizi dan bisa diterima semua kalangan, olahan ikan juga hemat energi karena lebih cepat matang saat diolah dibanding protein hewani lainnya.
"Tidak ada alasan untuk tidak suka ikan, gizinya pasti, lebih terjangkau dan juga hemat energi karena cepet diolah," sambungnya.
Ikan Pilihan Tepat untuk Kulit Berseri
Senada, praktisi nutrisi dr. Raissa Edwina Djuanda menyebut ikan sebagai pilihan tepat bagi yang ingin mendapatkan kulit berseri. Hal ini tak lepas dari kandungan astaxanthin, retinol (vitamin A), vitamin D, coenzyme C10, asam lemak omega 3 yang dapat mencegah penuaan kulit. Selain itu, konsumsi ikan juga bisa membuat orang terbebas dari obesitas.
"Sudah ada penelitian bahwa konsumsi ikan dan makanan laut menurunkan risiko diabetes tipe 2 pada populasi dengan kelebihan berat badan," ungkap Raissa.
Advertisement
Ikan untuk Perkembangan Otak
Sementara Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta, Dr. dr. Taufiq Pasiak mengurai manfaat ikan bagi perkembangan otak. Bahkan, dia merinci setiap kenaikan 20 g/hari atau kira-kira satu porsi menu ikan per minggu, bisa menurunkan 2%-7% risiko kematian penyakit jantung koroner, kematian penyakit kardiovaskular, semua penyebab kematian, stroke, infark miokard, sindrom koroner akut.
"Konsumsi ikan juga mencegah terjadinya gagal jantung, kanker gastrointestinal, sindrom metabolik, demensia dan penyakit Alzheimer," urai dr. Taufik.
Peran Ibu dalam Peningkatkan Konsumsi Ikan
Di forum yang sama Ketua Forikan Parigi Moutong, Noor Wachidah Prihartini S Tombolotutu menyebut pentingnya peran keluarga dalam peningkatan konsumsi ikan. Menurutnya, peran ibu sangat besar untuk dapat memvariasikan olahan ikan sebagai sajian menu keluarga.
"Upaya peningkatan konsumsi ikan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, akan tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh pihak guna meningkatkan kecerdasan bangsa serta dapat mengurangi angka terjadinya stunting," ujar Wachidah.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus mendorong masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Dengan strategi menggandeng lintas lembaga, lintas sektoral, lintas profesi serta lintas budaya di berbagai lokasi, Menteri Trenggono berharap agar Angka Konsumsi Ikan (AKI) dapat terus meningkat dari tahun ke tahun.
(*)
Advertisement