Liputan6.com, Jakarta - Surah Al-Fatihah merupakan surah pertama yang ada dalam Al-Qur’an dan tergolong surah makkiyah. Ulama telah bersepakat bahwasanya surah Al-Fatihah merupakan intisari dari seluruh kandungan Al-Qur’an yang kemudian dirinci oleh surah-surah setelahnya.
Al-Qur’an banyak mengandung sistem nilai yang berguna bagi kehidupan salah satunya tercermin dalam nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat al-Fatihah. Mengutip dari Textura Journal dijelaskan beberapa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam surah Al-Fatihah, sebagai berikut.
Advertisement
1. Nilai Pendidikan Keimanan
Pada surah ini diperkenalkan sifat-sifat Allah yang diwakili oleh lafadz al-Rahman dan al-Rahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) dan diulang masing-masing dua kali; dan perbuatan Allah yang diwakili oleh lafadz rabb al-alamin (Yang menguasai, Memelihara, Membina, Mendidik, Mengarahkan dan membina seluruh alam), terutama alam yang memiliki unsur kehidupan, makan-minum dan bergerak, serta adanya hari akhir yang diwakili oleh lafadz malik yaum al-din (Yang menguasai Hari Pembalasan).
Pokok-pokok ajaran tentang keimanan yang dijelaskan di atas sama sekali tidak menyinggung masalah zat Tuhan, karena hal ini tidak mungkin dijangkau oleh panca indra serta akal manusia. Ajaran keimanan dalam surah Al-Fatihah ini menekankan mengenai pentingnya mengenal Allah melalui pengamatan seksama terhadap sifat dan perbuatan Allah yang tampak di jagat raya ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
2. Nilai Pendidikan Ibadah
Pokok ajaran tentang ibadah diwakili oleh ayat iyyaka na‟budu wa iyyaka nasta‟in (Kepada-Mu kami mengabdi dan kepada-Mu kami memohon pertolongan).
Kata ibadah pada intinya bermakna ketundukkan untuk melaksanakan segala perintah Allah dan hal ini mengandung arti yang luas, yaitu bukan sekedar ibadah dalam arti khusus seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, melainkan juga seluruh aktivitas kebaikan yang dilakukan dalam mengangkat harkat serta martabat manusia dengan tujuan ikhlas karena Allah SWT.
3. Nilai Pendidikan Tentang Hukum Agama (Syari’ah)
Pokok ajaran tentang agama diwakili oleh ayat ihdina alshirat al-mustaqim. Secara harfiah lafadz ini mengandung arti tentang kebutuhan manusia terhadap jalan yang lurus yaitu agama dengan segenap hukum atau syari’ah yang terkandung di dalamnya. Berbagai permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal dan segenap potensi manusia akan dapat diatasi melalui agama.
Advertisement
4. Nilai Pendidikan Tentang Kisah (Teladan)
Pokok ajaran tentang kisah diwakili oleh ayat shirat al-ladzina an'amta'alaihim ghair al-maghdlubialaihim wala al-dlallin. Ayat ini berisikan tentang kisah orang yang mendapatkan kenikmatan yaitu para Nabi, para shiddiqin, para salihin dan sebagainya, serta orang yang mendapatkan murka dan kesesatan, yaitu orang-orang yang ingkar kebenaran, berbuat keburukan dan sebagainya seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Melalui kisah-kisah tersebut diharapkan dapat mengetuk hati manusia agar menjadi orang yang baik dan menghindari perbuatan buruk.
Penulis : Putry Damayanty