Kasus Covid-19 di Indonesia Ngegas Lagi, Luhut: Belum Vaksin, Hati-Hati!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Nov 2022, 09:23 WIB
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait kabar kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Luhut mengungkapkan, beberapa kasus baru Covid-19 itu terjadi pada mereka yang belum divaksinasi.

"Saya baru dapat data dari Menkes (Budi Gunadi Sadikin) banyak yang terinfeksi, 30 persen lebih itu orang yang belum vaksin," ungkap Luhut kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2022).

"Jadi ini satu berita yang menurut saya kembali kepada kita yang disiplin," sambungnya.

Luhut menambahkan, meski sudah divaksinasi, bukan berarti seseorang bisa terhindar dari penularan Covid-19.

"Tapi banyak yang terinfeksi itu justru yang belum divaksin. Dan yang meninggal pun ternyata banyak yang belum divaksin," lanjutnya.

Meskipun demikian, belajar dari pengalaman penanganan Covid-19 sebelumnya, Luhut optimis kenaikan kasus Covid-19 tidak akan mempengaruhi ekonomi Indonesia.

"Dari yang dipelajari, kita juga sudah banyak pengalaman. Tidak seperti Delta. Tapi kalau kamu seperti ini elok pakai masker sebenarnya," ujarnya.

"Selanjutnya, kalau kau belum vaksin ya chance kau untuk kena tinggi dan chance untuk check out juga tinggi. Jadi hati-hati. Ini ya (akibat) varian baru," pungkas Luhut.

 


Covid-19 XBB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam launching InfoBMKG G20 di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Sadikin mengungkapkan bahwa Covid-19 XBB menjadi varian yang terlihat lebih cepat mendominasi dalam tiga minggu terakhir, dari ketiga subvarian Omicron lainnya.

Varian ini pun disebut-sebut menjadi penyebab lonjakan kasus penularan di Singapura.

Budi menjelaskan, pergeseran dominasi varian BA.5 dan BA.4 yang juga termasuk 'anak' Omicron sudah terjadi dalam dua minggu terakhir.

"Ini kejadian di Indonesia. Sudah kita lihat di Indonesia, mulai terjadi pergeseran, yang tadinya dominasi variannya adalah BA.4 dan BA.5, dalam dua minggu terakhir memang sudah terjadi pergeseran dominasi dari subvarian yang ada di Indonesia (ke varian BA.2.75, BQ.1, dan subvarian XBB)," papar Menkes Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI 8 November 2022, dikutip Kamis (10/11/2022).


Kasus COVID-19 Ngegas Lagi, Ini Imbauan Kemenkes

Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat untuk kembali meningkatkan protokol kesehatan (prokes) di tengah kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi setelah kemasukan subvarian XBB. Setelah anakan Omicron ini masuk, terjadi kenaikan kasus sepekan terakhir, apalagi kemarin, 8 November 2022 kasus baru menyentuh angka 6 ribu.

"Varian XBB lebih cepat menular, kita harus waspada dan selalu proteksi diri," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril.

Dicabut Izin Edarnya oleh BPOM Maka dari itu, Syahril mengatakan bahwa menggunakan masker baik di dalam maupun diluar ruangan, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun adalah hal penting. Lalu, tes apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19.

“Disiplin memakai masker, tujuan kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga orang lain di sekitar kita,” terang Syahril.

Selain itu juga menyegerakan vaksinasi booster COVID-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19.

"Segera juga lakukan booster, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19," lanjut Syahril dalam keterangan pers yang diterima Rabu, 9 November 2022.


Upaya Hadapi Kenaikan Kasus

Tenaga kesehatan mengantarkan pasien Covid-19 ke RSD Wisma Atlet, Jakarta (30/5/2021). Berdasarkan data Penerangan Kogabwilhan mencatat hingga hari ini jumlah pasien rawat inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 mencapai 2.013 orang atau 33 persen dari kapasitas tempat tidur. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi, dalam menyikapi penyebaran XBB ini maka testing, tracing, dan treatment (3T) serta vaksinasi masih penting dilakukan.

“Nah untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia dalam Siaran Sehat bersama Radio Kesehatan pada Senin, 7 November 2022.

Sementara itu, upaya hilir yang dimaksud Nadia adalah menyiapkan rumah sakit serta obat untuk pasien COVID-19.  “Tapi di hilir kami juga siapkan rumah sakit, pengobatan, dan tentunya fasilitas yang dibutuhkan. Jangan lupa segera vaksinasi terutama untuk booster ketiga karena itu jadi pelindung kita,” ujar Nadia.

 Masyarakat tak perlu khawatir karena saat ini obat hingga alat kesehatan untuk menunjang perawatan pasien yang terinfeksi COVID-19 sudah disiapkan. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt.

"Kita antisipasi. Obat-obatan, vaksin, rumah sakit, alat kesehatan, kita semua siapkan semua," jelas Lucia  dalam acara pembukaan pameran Hari Kesehatan Nasional pada Kamis, 3 Oktober 2022. 

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya