Liputan6.com, Phnom Penh - Ukraina dan Federasi Rusia dipastikan hadir di KTT ASEAN di Kamboja. KTT ASEAN digelar pada 10-13 November 2022.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana juga telah berangkat ke Kamboja untuk menghadiri acara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan VOA Indonesia, Kamis (10/11/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan di Moskow hari Rabu (9/11) bahwa pemimpin negara-negara ASEAN dan “mitra dialog” akan menghadiri pertemuan di ibu kota Kamboja itu.
“Delegasi Rusia yang dipimipn Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov akan bertolak ke KTT Asia Timur pada 13 November. Tidak hanya negara-negara ASEAN, mitra-mitra dialog juga akan ikut serta,” jelasnya.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang negaranya menjabat sebagai ketua bergilir ASEAN, telah mengundang Ukraina untuk ikut serta dalam KTT itu.
Ketika dimintai pandangan tentang keikutsertaan Ukraina dalam pertemuan puncak itu, Zakharova mengatakan, “Hal itu tidak ada hubungannya dengan Kementerian Luar Negeri Rusia.”
Zakharova juga mengatakan Rusia “masih terbuka untuk berunding” dengan Ukraina.
Sementara, Presiden Jokowi terbang ke Kamboja melalui Bali. Acara KTT ASEAN ini digelar beberapa hari sebelum KTT G20 Bali.
Situs Setkab melaporkan rombongan Presiden Jokowi lepas landas dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (09/11/2022), sekitar pukul 17.00 WITA.
“Saya akan menghadiri rangkaian pertemuan KTT ASEAN ke-40 dan ke-41, serta KTT terkait lainnya hingga tanggal 13 November 2022. Jumlah pertemuan yang harus saya hadiri cukup banyak, yaitu lebih dari 20 pertemuan,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya sebelum lepas landas.
Jokowi Akan Audiensi dengan Raja Kamboja
Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengawali agenda kerjanya di Phnom Penh, Kamboja, dengan mengunjungi Istana Kerajaan Kamboja pada Kamis, (10/10/2022). Jokowi dijadwalkan melakukan audiensi secara tertutup dengan Raja Kamboja Norodom Sihamoni.
Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, Jokowi selanjutnya akan menuju Sokha Phnom Penh Hotel untuk menghadiri pertemuan para pemimpin ASEAN dengan perwakilan ASEAN Inter-Parliament Assembly (AIPA). Di lokasi tersebut, dia juga akan melakukan pertemuan dengan Presiden Asian Development Bank (ADB).
Setelah itu, Jokowi diagendakan mengikuti pertemuan para pemimpin ASEAN dengan perwakilan pemuda ASEAN. Agenda kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan para pemimpin ASEAN dengan perwakilan dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).
Pada petang harinya, Jokowi direncanakan untuk mengikuti Pertemuan Tingkat Tinggi Para Pemimpin Indonesia, Malaysia, dan Thailand dalam KTT Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Kemudian, dia akan menuju Hotel Sofitel untuk kemudian melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT terkait lainnya akan dilakukan pada 10-13 November 2022. Total pertemuan dan kegiatan yang akan dihadiri oleh Jokowi lebih dari 20.
"Ditambah empat pertemuan bilateral, yaitu dengan Perdana Menteri Singapura, Presiden Dewan Eropa, Sekjen PBB, dan Presiden Asian Development Bank," jelas Retno dalam keterangannya di Phnom Penh Rabu, 9 November 2022 malam.
Advertisement
Isu Myanmar
KTT ASEAN di Kamboja akan menjadi awal terselenggaranya dua pertemuan besar lainnya di Asia Tenggara, yaitu G20 dan APEC. Pertemuan di Kamboja akan didominasi isu Myanmar, tapi banyak isu global lain yang mambayangi.
Para pemimpin ASEAN dijadwalkan akan bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, pada Kamis (10/11). Selain membahas tentang kekerasan di Myanmar, pertemuan selama empat hari itu juga diperkirakan akan membahas tentang perselisihan di Laut China Selatan (LCS), isu pemulihan pandemi, perdagangan, dan perubahan iklim.
KTT ini akan menjadi awal terselenggaranya pertemuan-pertemuan besar di Asia Tenggara. Setelah KTT ASEAN di Kamboja, KTT G20 akan berlangsung di Bali, Indonesia, dan dilanjutkan dengan forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bangkok, Thailand.
Jelang KTT ASEAN, Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Kritenbrink mengatakan bahwa negaranya akan berbicara dengan negara-negara ASEAN tentang tindakan tambahan apa yang perlu diambil untuk menekan junta militer Myanmar.
"Kami tidak akan duduk diam melihat kekerasan ini berlanjut,” ujarnya, dikutip dari DW Indonesia, Rabu (9/11).
Kritik Untuk Myanmar
Sejak junta militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 lalu, ASEAN telah berusaha memainkan peran pendamai. Namun, pada pertemuan khusus akhir Oktober lalu, para menteri luar negeri anggota ASEAN mengakui bahwa upaya mereka untuk membawa perdamaian belum berhasil.
Mereka pun menyerukan "tindakan konkret, praktis, dan terikat waktu” untuk mendukung implementasi konsensus lima poin perdamaian yang sebelumnya disepakati April tahun lalu.
Sebelumnya, pertemuan menteri luar negeri anggota ASEAN pada Agustus lalu telah mengkritik Myanmar atas kurangnya kemajuan. Mereka juga memutuskan agar masalah tersebut dibahas lebih lanjut oleh para pemimpin ASEAN di Phnom Penh.
Pakar menyebut ada kemungkinan bahwa keputusan untuk mengambil tindakan lebih keras atas Myanmar akan terus tertunda bahkan sampai Indonesia kembali mendapatkan rotasi kepemimpinan ASEAN di 2023.
"Ada kemungkinan mereka memilih untuk menunda dan membiarkan masalah ini lagi,” kata Thomas Daniel, seorang ahli dari Institut Strategi dan Studi Internasional Malaysia.
Advertisement