Yakin Banget, Ini Target Menko Luhut pada 2030

Pendapatan per kapita Indonesia bisa tumbuh lebih besar pada tahun-tahun berikutnya jika bisa memanfaatkan potensi besar yang dimiliki saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2022, 11:45 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) meyakini pada tahun ini inflasi masih akan terkendali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan per Kapita Indonesia bisa menyentuh USD 10 ribu pada 2030. Angka pendapatan per kapita ini akan tumbuh lebih besar pada tahun-tahun berikutnya jika bisa memanfaatkan potensi besar yang dimiliki saat ini.

"Kita mimpi di tahun 2030 income nanti USD 10.000 per kapita dan menurut saya angka itu bisa lebih, nanti saya akan jelaskan kenapa itu bisa lebih." jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).

Dalam pemaparannya, Menko Luhut menunjukan pendapatan Indonesia per kapita saat ini masih berada di USD 4.225. Sementara nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia di angka USD 1,3 triliun.

Ungkapan optimisme kembali disampaikan Luhut, saat menargetkan PDB Indonesia pada 2030 mencapai USD 3,5 triliun.

Namun, untuk mencapai target tersebut syarat yang perlu dipenuhi adalah konsistensi pembangunan.

"Saya percaya 2030 GDP kita bisa USD 3,5 triliun atau lebih dari itu, kalau konsistensi pembangunan kita itu bisa tetap 5,3 atau 5,7 persen," ucapnya.


Pengertian Pendapatan per Kapita, Cara Hitung dan Kelompok Negaranya

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69 persen (yoy) di 2021. Seiring capaian pertumbuhan di 2021, pendapatan per kapita Indonesia meningkat menjadi Rp 62,2 juta (atau setara dengan USD 4.349,5), lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi yang sebesar Rp 59,3 juta di 2019.

Pencapaian tersebut juga akan membawa Indonesia masuk kembali dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah atas (upper middle-income country).

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya apa itu pendapatan per kapita dan bagaimana menghitungnya?. Pastinya, pendapatan per kapita bisa menjadi salah satu indikator kesejahteraan di satu negara.

Melansir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Rabu (8/2/2022), pengertian pendapatan per kapita merupakan total pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk sehingga diketahui pendapatan rata-rata penduduk tersebut.

Sementara mengutip BPS, pendapatan nasional per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan per kapita juga tercermin dalam PDB per kapita.

Manfaat Pendapatan Per Kapita

Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala (Periodik) biasanya satu tahun.

Manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita antara lain adalah sebagai berikut :

Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.

Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari pendapatan per kapita masing-masing negara dapat di lihat tingkst kesejahteraan tiap negara.

Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.

Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.

 


Cara Menghitung

Anak-anak dengan latar gedung bertingkat menikmati minuman di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih tinggi, pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PDB per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah. Semakin besar pendapatan per kapita mengindikasikan bahwa wilayah tersebut semakin makmur.

Sebaliknya, semakin kecil PDB per kapita mengindikasikan bahwa wilayah tersebut kurang makmur. PDB merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB digunakan sebagai salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

1. Pendapatan Perkapita Secara Nominal

Penghitungan pendapatan perkapita dengan rumus nominal berdasarkan harga yang sedang berlaku.

Rumus pendapatan per kapita nominal yaitu:

Pendapatan Perkapita = Harga Produk Nasional Bruto Berlaku : Jumlah Penduduk Contoh Perhitungan:

2. Pendapatan Perkapita Secara Riil

Adapula cara menghitung pendapatan perkapita secara riil adalah proses perhitungan menggunakan harga konstan.

Harga konstan diperoleh dari nilai pendapatan perkapita pada tahun acuan tertentu. Jadi rumus pendapatan perkapita riil sebagai berikut:

Pendapatan Perkapita = Produk Nasional Bruto Harga Konstan : Jumlah Penduduk 


Kelompok Negara

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pendapatan Per Kapita juga menjadi dasar untuk mengelompokan suatu negara. Di bawah ini kelompok negara berdasarkan pendapatan perkapita antara lain:

1. Negara Berpendapatan Tinggi

Kelompok negara pertama yaitu negara berpendapatan tinggi. Suatu negara dikatakan berpenghasilan besar jika pendapatan per kapita senilai lebih dari USD 8.335.

2. Negara Berpendapatan Menengah ke Atas

Negara yang masuk kelompok ini memiliki pendapatan per kapita rata-rata antara USD 4.046 sampai dengan USD 8.335. 

3. Negara Berpendapatan Menengah ke Bawah

Negara yang berada dalam kelompok ini memiliki pendapatan per kapita antara USD 675 sampai USD 4.046 saja.

4. Negara Berpendapatan Rendah

Terakhir, kelompok negara berdasarkan pendapatan perkapita adalah negara berpenghasilan rendah. Pendapatan rata-ratanya kurang dari USD 675. 

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya