Liputan6.com, Jakarta - Twitter resmi merilis layanan Twitter Blue terbaru untuk para pengguna. Dibanderol dengan hagra USD 7,99 atau sekitar Rp 125 ribu per bulan, Twitter Blue kini hadir dengan sejumlah layanan baru untuk para pelanggannya.
Salah satunya seperti dikutip dari The Verge, Kamis (10/11/2022), layanan yang diterima pelanggan Twitter Blue kini adalah verifikasi. Jadi, pengguna Twitter Blue kini secara otomatis mendapatkan centang biru.
Advertisement
Berdasarkan informasi dari laman resmi Twitter, centang biru akan diberikan pada pelanggan Twitter Blue yang mendaftar pada 9 November 2022 atau setelahnya. Namun, fitur lain yang dijanjikan masih belum tersedia.
Beberapa fitur lain yang sebelumnya dijanjikan bagi pelanggan Twitter Blue adalah mendapat prioritas replies, mentions, dan pencarian. Lewat layanan ini, pelanggan juga dijanjikan dengan iklan yang 50 persen lebih sedikit hingga menunggah video dengan durasi lebih panjang.
Kendati demikian, layanan Twitter Blue (Centang Biru) baru tersedia untuk pengguna di iOS, dan belum diketahui kapan akan hadir di Android, termasuk cakupan wilayahnya. Saat ini, Twitter baru menghadirkan Twitter Blue di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Adanya layanan ini juga membuat Twitter akan membedakan akun yang terverifikasi karena telah membayar atau berdasarkan sistem sebelumnya. Untuk mengetahuinya, pengguna tinggal mengklik tanda centang di profil mereka.
Sebagai informasi, kehadiran verifikasi berbayar semacam ini disebut sebagai langkah Elon Musk untuk meningkatkan kepercayaan pada platform dengan logo burung biru tersebut. Sejak membeli Twitter, Elon memang diketahui banyak membuat perubahan dalam perusahaan.
Twitter Bakal Ganti Warna Label Akun Terverifikasi jadi Abu-Abu
Baru-baru ini, Twitter mengumumkan tarif USD 8 atau Rp 125 ribu per bulan bagi pengguna yang ingin akun mereka memiliki centang biru atau terverifikasi.
Namun, hal tersebut ternyata memunculkan masalah baru bagi platform media sosial milik Elon Musk tersebut.
Warganet mengeluhkan, bila semua orang memiliki centang biru dan terverifikasi, bagaimana mereka tahu akun tersebut asli dan bukan bot.
Sebagai solusi, akun tertentu akan mendapatkan kata "Official" atau "Resmi" baru dengan warna centang abu-abu di profil mereka.
Perubahan strategi ini diungkap oleh Esther Crawford di Twitter, yang bertanggung jawab atas rencana perusahaan mengubah layanan berlangganan Twitter Blue..
"Tanda centang abu-abu baru ini akan tersedia untuk beberapa akun terpilih ketika langganan Twitter Blue baru diluncurkan," kata Crawford, dikutip dari 9to5Mac, Rabu (9/11/2022).
Adapun akun-akun yang memenuhi syarat untuk label "Official" baru mencakup, antara lain pemerintah, perusahaan komersial, mitra bisnis, outlet media besar, penerbit, dan beberapa toko masyarakat.
Sayangnya, masih belum diketahui secara rinci bagaimana pengguna dapat mengajukan permohonan untuk label baru ini.
Walau akun pengguna sebelumnya terverifikasi, maka tidak secara otomatis berarti mereka akan mendapatkan label "Official" baru.
Disebutkan, label ini tidak dapat dibeli. Ini berarti, Twitter memiliki kuasa untuk menentukan akun mana yang memilikinya.
Crawford mengonfirmasi, pengguna tidak perlu verifikasi ID untuk mendapatkan tanda centang Twitter, tetapi untuk label abu-abu "Official" perlu verifikasi ID.
"Perusahaan juga akan terus bereksperimen dengan cara untuk membedakan antara jenis akun Twitter terverifikasi," tambahnya.
Advertisement
Karyawan Twitter Diminta Kembali Bekerja
Di samping itu, Twitter diketahui telah melakukan PHK massal terhadap para karyawannya pada akhir pekan lalu. Menurut laporan, setidaknya ada sekitar 3.700 hingga 3.800 karyawan yang terdampak putusan ini, atau sekitar setengah dari keseluruhan karyawan.
Namun dari laporan terbaru Bloomberg, perusahaan ternyata meminta sejumlah karyawan untuk kembali ke Twitter. Informasi ini diketahui dari dua sumber anonim yang mengetahui hal tersebut.
Mengutip informasi dari Engadget, Selasa (8/11/2022), keputusan ini diambil karena perusahaan menyadari ada beberapa pemecatan dilakukan secara tidak sengaja.
Lalu, perusahaan juga baru menyadari ada beberapa karyawan terdampak pemecatan ternyata memiliki pengalaman untuk membantu pengembangan fitur dalam Twitter di bawah kepemimpinan Elon Musk.
Terkait laporan ini, Twitter memang belum komentar apa pun. Kendati demikian, ada laporan menyebut, perusahaan membutuhkan kembali para karyawan yang bertugas sebagai pengembang Android dan iOS.
Karyawan Gugat Twitter
Sebelumnya, para karyawan terdampak pemecatan ini dilaporkan telah melayangkan gugatan hukum class action terhadap Twitter di pengadilan federal San Fransisco.
Dalam gugatannya, mereka menyebut tindak PHK yang dilakukan perusahaan dengan ikon bentuk burung berwarna biru itu bertentangan dengan hukum.
Menurut UU Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) Amerika Serikat, perusahaan dengan 100 atau lebih karyawan diharuskan memberi tahu mengenai adanya PHK massal 60 hari sebelumnya. Sementara keputusan yang diambil Twitter terbilang mendadak.
Untuk itu, para penggugat meminta pengadilan untuk mengeluarkan perintah yang memaksa Twitter mematuhi UU WARN. Mereka juga meminta pengadilan melarang perusahaan menarik hak karyawan sedang berperkara.
Terkait adanya PHK tersebut, salah satu pendiri dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, melontarkan permintaan maaf. Hal ini dia nyatakan dalam menanggapi pemangkasan karyawan di perusahaan media sosial, tersebut usai diambil alih oleh Elon Musk.
Dorsey pun mengklaim, dirinya bertanggung jawab atas situasi PHK ini dan menyebut dirinya mengembangkan perusahaan terlalu cepat.
"Orang-orang di Twitter dulu dan sekarang kuat dan tangguh. Mereka akan selalu menemukan jalan tidak peduli betapa sulitnya saat itu," tulis Dorsey di akun Twitter-nya, dilansir The Verge.
(Dam/Isk)
Advertisement