Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali menyoroti soal ujaran di media sosial setelah partainya menetapkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Ali menyadari bahwa penetapan Anies sebagai bacapres NasDem memang tidak dapat memuaskan semua pihak.
"Tentunya pencalonan ini tidak memuaskan semua orang. Terutama jagat medsos," kata Ali dalam Forum Bimbingan dan Teknis Fraksi NasDem DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Advertisement
Menurutnya, apa yang terjadi di media sosial (Medsos) sangatlah zalim. Sebab, dunia maya saat ini sudah menjadi penghakima.
"Jagat medsos hari ini menjadi penghakim yang sangat-sangat zalim, menurut saya di dalam kehidupan kita bernegara hari ini," kata Ali.
Ali meminta kader NasDem berkonsolidasi unruk memenangkan Anies. Mulai dari melakukan komunikasi ke kerabat terdekat hingga masyarakat.
"Kader-kader haruslah menjadi juru bicara yang baik bagi Anies Baswedan dan Partai NasDem di daerahnya masing-masing," tutup Ali.
NasDem Singgung Calonkan Jokowi Saat Pilpres 2014
Sebelumnya, Waketum NasDem Ahmad Ali mengungkapkan, penetapan calon presiden lebih awal adalah tradisi Partai NasDem. Ali mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan sejak awal saat mengusung Joko Widodo atau Jokowi yang kala itu belum menjadi siapa-siapa.
Partai NasDem merupakan satu-satunya parpol yang sudah mendeklarasikan calon presiden 2024 lebih awal. Partai pimpinan Surya Paloh ini mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Tradisi menetapkan calon presiden dari awal ini bukan hal baru bagi partai NasDem. Semenjak berdirinya partai ini 2013 kemudian kita mengikuti kontetasi pemilu 2014, tradisi untuk menetapkan calon presiden lebih awal oleh partai ini kita sudah mulakan ketika kita mencalonkan bapak insinyur Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 yang saat itu bukan siapa siapa," kata Ali di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Ali menilai, bahwa Ketum Surya Paloh tidak sembarangan menetapkan calon presiden. Dia berkata, Paloh memiliki intuisi politik yang tajam saat memilih seseorang.
"Atas dasar pertimbangan yang matang, intuisi politik yang dimiliki oleh ketua umum kita, naluri politik pengalaman ketua umum kita yang sudah begitu lama makan asam garam dalam dunia politik dia bisa mencium insya Allah bapak Jokowi yang saat itu bukan siapa-siapa," ujarnya.
Advertisement
Penetapan Capres Berdasarkan Rekam Jejak
Menurut Ali, atas keyakinan Paloh kala itu, kini Jokowi bisa menjadi Presiden yang beprestasi. Dia berkata, di tengah gelombang krisis yang begitu dahsyat yang mengancam dunia, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di bawah kepemimpinan Jokowi.
"Itu adalah pengalaman, itu adalah kemampuan intuisi bapak ketua umum kita untuk membaca tanda tanda kemampuan seseorang," kata Ali.
Begitu juga dengan Anies Baswedan. Ali menyatakan, penetapan Anies sebagai capres tidak dengan pertimbangan ujug-ujug dan emosional. Tetapi, NasDem melihat rekam jejak mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
"Ini adalah pertimbangan yang sangat rasional berdasarkan rekam jejak yang dimiliki Anies Baswedan tentunya menjadi salah satu pertimbangan adalah prestasi Anies Baswedan ketika memimpin Jakarta," tukas Ali.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com