UMKM Wajib Masuk Ekosistem Digital, Ini Alasannya

Pemerintah menargetkan seluruh UMKM di Indonesia sebanyak 30 juta UMKM sudah masuk dalam ekosistem digital pada 2024.

oleh Iskandar diperbarui 11 Nov 2022, 07:00 WIB
DIgitalisasi UMKM menjadi fokus pemerintah dalam peningkatan perekonomian

Liputan6.com, Jakarta - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19 sempat terpuruk, dan tercatat baru 84,8 persen UMKM yang berhasil pulih dan bangkit setelah terpuruk di masa pandemi.

UMKM masih berperan penting terhadap kontribusi produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga sebesar 60,5 persen dan menyerap tenaga kerja nasional hingga 96,9 persen.

Menurut Relawan Mafindo sekaligus Dosen Praktisi Rovien Aryunia dalam webinar bertema 'Peran Generasi Milenial & Z Dalam Mendorong Pertumbuhan UMKM Digital di Indonesia' di Makassar, belum lama ini, UMKM didorong untuk masuk ke ekosistem digital.

“Selama pandemi 2020 lalu, UMKM didorong untuk masuk ke ekosistem digital. Pemerintah menargetkan seluruh UMKM di Indonesia sebanyak 30 juta UMKM sudah masuk dalam ekosistem digital pada 2024 di mana capaian saat ini baru sekitar 67,4 persen,” kata Rovien, dikutip Jumat (11/11/2022).

UMKM go digital, menurut Rovien, diartikan sebagai bisnis atau usaha rumahan yang sistem operasi dan penjualannya dilakukan secara digital atau lewat platform marketplace.

"UMKM digital bisa juga disebut usaha rumahan secara online," tuturnya dalam webinar yang digelar Kemkominfo Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi tersebut.

Ia melanjutkan, sejumlah alasan UMKM harus masuk dalam ekosistem digital adalah terciptanya efisiensi, jangkauan pemasaran yang lebih luas, bisa menarik pelanggan lebih banyak, serta terciptanya peluang bisnis yang lebih baik.

 


Pengembangan Keterampilan Digital

Penyaluran KUR BRI mampu menguatkan UMKM. (Foto: Istimewa)

Untuk menyiapkan UMKM go digital, lanjut Rovien, harus ada investasi pada pengembangan keterampilan digital.

"Pelaku UMKM harus mampu beradaptasi dan responsif terhadap pesatnya perkembangan teknologi internet. Selain itu, pembelajaran berbasis human digital skill harus terus diasah dan dikembangkan," pungkasnya.

Relawan TIK Provinsi Bali Romiza Zildjian menambahkan, masuknya UMKM ke dalam ekosistem digital tidak terhindarkan lagi. Pasalnya, saat ini orang lebih suka berbelanja secara online lantaran begitu banyak kemudahan yang ditawarkan, seperti proses yang cepat, efisien, hemat waktu, dan banyak diskon yang didapat. Berbelanja online sudah menjadi gaya hidup di masyarakat.

“Agar UMKM gesit masuk ke ekosistem digital, pemerintah patut memberikan dukungan berupa literasi digital, kursus atau pelatihan online, dan perlu berkolaborasi atau bekerja sama dengan banyak pihak,” ucap Romiza.

 


Digitalisasi Jadi Solusi UMKM

Penyaluran KUR BRI mampu menguatkan UMKM. (Foto: Istimewa)

Rektor Institut Nitro Makassar Moh. Hatta Alwi berpendapat, digitalisasi dipandang dapat menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk kian berkembang.

Sayangnya, UMKM yang masuk ke ekosistem digital masih minim sehingga pemerintah menargetkan ada 30 juta UMKM yang go digital pada 2024 mendatang.

UMKM, menurut dia, menjadi menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

“UMKM go digital merupakan penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti membuka lapangan kerja baru, memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar, serta berkontribusi terhadap peningkatan produk domestik bruto Indonesia,” ucapnya.

 

 


Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya