Liputan6.com, Pittsburgh - Seorang WNI kembali menjadi korban kejahatan senjata api di Amerika Serikat. Peristiwa terjadi di Westmoreland County, Pennsylvania.
CBS melaporkan bahwa penembakan terjadi pekan lalu di depan toko Lowe's Home Improvement yang berlokasi di pusat belanja Rostraver Square.
Baca Juga
Advertisement
Kepolisian menjelaskan bahwa yang terjadi adalah serangan bertarget, sehingga bukan penembakan massal. Satu orang disebut sudah ditahan.
Kementerian Luar Negeri RI telah membenarkan bahwa korban adalah seorang WNI laki-laki, namun enggan mengungkap identitasnya.
"Pada tanggal 6 November 2022 pukul 19.20 waktu setempat, telah terjadi penembakan di tempat parkir sebuah tempat perbelanjaan di Westmoreland Country, Pittsburg yang menewaskan seorang WNI dengan inisial BB," ujar juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).
Lebih lanjut, Faiza berkata kasus penembakan ini masih diproses kepolisian setempat.
Wilayah Pennsylvania masuk wilayah KJRI New York, dan pihak KJRI telah mengunjungi keluarga korban untuk memberika bantuan.
"Kasus penembakan ini masih ditangani dan tengah diinvestigasi oleh Kepolisian setempat. KJRI New York telah mengunjungi keluarga korban guna memberikan asistensi yang dibutuhkan," jelas Faiza.
Sementara, Kemlu RI memastikan bahwa proses pemulangan jenazah ke Indonesia akan dilakukan secepatnya setelah kepolisian melakukan otopsi.
"Proses pemulangan jenazah akan dilaksanakan segera setelah otopsi dan pengumpulan bukti forensik selesai dilakukan oleh aparat setempat," ujar Faiza.
Kasus penembakan memang kerap terjadi di Amerika Serikat karena senjata api mudah diakses masyarakat sipil. Sebelumnya, ada kasus penembakan Novita Kurnia Putri yang menjadi korban peluru nyasar. Pelakunya pun masih remaja.
Tragedi 100 Peluru Novita Kurnia Putri
Publik Indonesia dibuat kaget dengan sebuah tragedi penembakan terhadap Novita Kurnia Putri (Vita Brazil). Wanita asal Indonesia itu menjadi korban tembakan di rumahnya.
Ada lebih dari 100 peluru yang ditembakan ke arah rumahnya di San Antonio, Texas. Peristiwa terjadi pada tengah malam, Selasa 4 Oktober 2022. Wanita berusia 25 tahun itu diduga merupakan korban salah tembak.
Berdasarkan laporan My San Antonio, Selasa (11/10), pelaku penembakan ternyata masih remaja. Yang termuda masih berusia 14 tahun.
Investigator menemukan lebih dari 100 peluru dekat rumah Novita. Satu wanita lain yang menginap di kediaman Novita juga terluka, namun lukanya tidak fatal, yakni tertembak di kaki.
Awalnya, polisi menangkap remaja berusia 14 dan 15 tahun yang mencoba kabur dari TKP. Pelaku berusia 14 tahun menyetir mobil. Mereka melakukan aksi penembakan di atas mobil curian.
Pada pekan yang sama, polisi menangkap tiga orang lagi yang berusia 17, 14, dan 15 tahun.
Polisi belum mengungkap keterkaitan antara lima remaja itu mengingat mereka ditangkap pada hari berbeda. Namun, polisi menyebut kedua kelompok itu mengganggu keamanan perumahan.
"Ketidakpedulian yang terang-terangan terhadap nyawa manusia ditunjukkan dua kelompok itu mengubah perumahan pinggir kota yang tenang menjadi sebuah zona perang, dan membuat dua wanita muda tak bersalah tertembak, salah satunya kehilangan nyawa," ujar Sheriff Javier Salazar
Salah satu yang ditangkap berusia 17 tahun disebut bernama Johnny Bermea. Ia terjerat pasal perilaku membahayakan nyawa dengan senjata api.
Advertisement
Langkah Bantuan Kemlu RI
Sebelumnya dilaporkan, Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) berkata siap membantu pemulangan jenazah Novita ke Indonesia. Pihak kementerian juga bisa membantu fasilitasi pemakaman di AS jika itu kehendak keluarga. Berdasarkan informasi di gofundme untuk Novita, wanita itu diketahui menikah dengan seorang bule di AS sejak tiga tahun lalu.
Berikut keterangan dari pihak Kemlu RI, Senin (10/10):
Prinsip penangan WNI yang meninggal di luar negeri adalah memastikan identitas, melakuan pencatatan sipil atas peristiwa penting dimaksud, serta memfasilitasi keluarga/ahli waris untuk penanganan jenazahnya (apakah dimakamkan di negara setempat atau repatriasi).
1. Langkah awal adalah memastikan laporan adanya WNI yang meninggal dengan berkoordinasi dengan pihak berwenang.
2. Verifikasi identitas apakah berdasarkan dokumen, tes DNA, dan sebagainya.
3. Memfasilitasi keluarga/ahli waris untuk pengurusan jenazah, misalnya berkomunikasi dengan pihak berwenang, mengeluarkan dokumen yang diperlukan instansi terkait di negara setempat.
4. Memfasilitasi keluarga untuk pemakaman jenazah/kremasi di negara setempat atau proses repatriasi.
5. Sekiranya keluarga/ahli waris tidak mampu yang ditunjukkan dengan surat keterangan tidak mampu dari lurah/kepala desa, maka Pemerintah akan membiayai pemakaman/repatriasi jenazah dengan memperhatikan bahwa tidak ada pihak lain yang dapat dimintakan tanggung jawab, misalnya asuransi, pemberi kerja atau lembaga social di negara setempat.
6. Fungsi paling penting adalah pemberian surat keterangan kematian dengan seluruh dokumen pendukungnya kepada keluarga/ahli waris untuk keperluan perdata di Indonesia atau negara setempat.
Novita Sudah Pulang
Jenazah Novita Kurnia Putri dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasonoloyo Bumirejo, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (30/10). Wanita Warga Negara Indonesia (WNI) itu menjadi korban penembakan brutal di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, pada Selasa (4/10/2022) lalu.
Suami Novita, Robert Brazil Jr turut hadir dalam pemakaman itu. Ia bersama jenazah diterbangkan dari Negeri Paman Sam dan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (29/10) sekitar pukul 16.00 WIB.
Isak tangis pun pecah saat prosesi pemakaman. Kedua orangtua Novita, adik, suami serta ratusan pelayat dan perwakilan petugas Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Sebelumnya, kedatangan jenazah Novita disambut isak tangis keluarga dan kerabat yang sudah menunggu di rumah duka. Ayah Novita, Ade Sutisna, mengaku pasrah dengan kepulangan jenazah anaknya itu.
"Keluarga pasrah, yang penting sudah sampai," katanya dikutip dari Antara.
Suami Novita, Robert Brazil juga sangat terpukul atas kepergian istri tercinta. Prajurit Angkatan Udara Amerika Serikat itu mengaku akan berusaha memaafkaan pelaku, tetapi ia berharap kedua pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
“Mungkin kita saat ini harus mencoba memaaafkan meskipun itu sulit. Tapi kita mencoba memaafkan, tapi hukum harus tetap berjalan,” kata Robert usai menghadiri pemakaman.
Pada malam kejadian, Robert tak menyangka istrinya menjadi korban penembakan. Ia mengaku bingung ketika mendapati Novita sudah dalam kondisi tergeletak.
“Kalau saya tahu lebih dulu, pasti saya bisa meminta Novita untuk tiarap atau berlindung. Saya tidak pernah duga kejadian itu bakal datang,” ujarnya.
Robert pun berkisah soal detik-detik menegangkan insiden yang membuat istrinya meninggal. Saat penembakan terjadi, ia yang sedang berada di lantai dua rumahnya, mendengar suara gaduh.
“Saya sedang beristirahat di lantai dua rumah, lalu mendegar suara ribut-ribut di lantai satu. Saat itu, Novita ada di lantai satu sedang menonton film,” ujarnya.
Robert kemudian segera turun ke lantai satu untuk memeriksa kondisi istrinya. Namun, ia sendiri harus berlindung dan tiarap untuk melindungi diri.
“Ada suara ribut lalu saya turun sambil tiarap mengecek Novita,” ucapnnya.
Advertisement