Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat: Dimana Ada Air, di Situ Tak Ada Kemiskinan

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menilai kalau Indonesia memiliki beberapa modal dalam menghadapi ancaman resesi kedepannya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Nov 2022, 18:45 WIB
Tangkapan layar YouTube Rhenald Kasali saat wawancara dengan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat.

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman resesi global disebut-sebut akan turut memberi dampak ke Indonesia. Namun, hal itu dinilai tak berdampak besar karena beberapa kesiapan yang sudah dilakukan.

Optimisme ini diungkap Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat. Dia menilai kalau Indonesia memiliki beberapa modal dalam menghadapi ancaman resesi kedepannya.

Salah satunya di sisi kesiapan dalam menghadapi krisis pangan. Bagi Irwan, Indonesia merupakan sumber pangan, termasuk adanya dukungan dari berbagai infrastruktur yang sudah siap.

"Kalau saya lihat negara ini jadi sumber pangan. Kalau terjadi krisis pangan, infrastrukturnya sudah siap. Pasti kalau saya sebagai investor saya akan seneng berinvestasi di negeri yang aman dong. Aman dari segi infrastrukturnya ada, dia tidak akan kekurangan pangan," kata dia, mengutip tayangan YouTube Rhenald Kasali, Kamis (10/11/2022).

Di sisi infrastruktur, dia melihat kalau Indonesia saat ini sudah membangun sekitar 30-an bendungan. Bahkan ditarget akan ada 65 bendungan lagi di akhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Ditambah lagi ribuan embung yang jadi penampungan air.

"Dan pengalaman saya, tempat dimana ada air di situ tak ada kemiskinan," ungkap dia.

Pada kesempatan itu, dia mengatakan kalau Indonesia saat ini masuk dalam masa persiapan. Termasuk, disaat ekonomi negara-negara di dunia tengah terhimpit kondisi ekonominya.

"Menurut saya ya negeri yang sumber pangannya banyak tanahnya subur kaya air kaya mineral infrastrukturnya udah siap, menurut saya ini justru masa persiapan," ungkapnya.

 


Jadi Peluang

Tangkapan layar YouTube Rhenald Kasali saat wawancara dengan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat.

Lebih lanjut, Irwan mengatakan, ancaman resesi sebetulnya bisa menjadi salah satu peluang untuk pengembangan bisnis. Apalagi, bagi sektor-sektor bisnis yang butuh persiapan lebih lama.

"Kalau bisnisnya seperti kami yang perlu persiapan mendesain, membeli mesin kan gak cukup waktunya, ini kan yang kami lakukan ini kan bisnis investasi yang butuh waktu perencanaan pembangunan," ungkapnya.

"Sehingga kalau nanti krisisnya selesai, kami harus membangun mungkin harus nunggu 2-3 tahun lagi," imbuhnya.

Ini sekaligus merespons berbagai langkah yang diambil pengusaha yang lebih memilih menunggu pemulihan di masa ancaman resesi.

"Ya kecuali kalau bisnis-bisnis yang lain ya kalau yang eprsiapannya butuh sebulan ya gak perlu berinvestasi sekarang. Tapi kalau yang butuh persiapan menurut saya," pungkas Irwan.


Sido Muncul Perluas Ekspor hingga ke Kenya

Pabrik Sido Muncul (Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com).

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melakukan inisiatif bisnis internasional dengan memperluas jaringan pasar ekspor ke sejumlah negara. Hal tersebut dilakukan SIDO dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan.

Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido MunculLeonard menuturkan, salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan laba yakni dengan ekspor ke pasar global antara lain Ghana, China, dan Kenya.

“Kami sedang progres memasuki tujuan ekspor baru Ghana, Cameroon,China, Kenya, Vietnam,” kata Leonard dalam Public Expose Live secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Di sisi lain, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul juga ingin menggaet generasi muda sebagai fokus target utama. Upaya SIDO dalam mencapai hal tersebut, dilakukan melalui sejumlah platform digital dengan memberikan edukasi produk Sidomuncul, salah satunya berkolaborasi dengan para influencer.

 


Online Channel

Sementara itu, Leonard juga menjelaskan terkait strategi utama yang dilakukan SIDO dalam meningkatkan kinerja Perseroan.

“Mendorong ketersediaan barang kami di pasar, juga menambah wholesaler, mendorong pertumbuhan online channel profitabilitas lebih bagus, kita ekspor market ke Ghana, China, Kenya dan fokus distribusi di Nigeria dan Malaysia, kita new product launch, digital marketing,” kata dia.

Dengan demikian, perseroan berharap pendapatan hingga akhir tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya.

“Pendapatan Juni kemarin agak turun, tapi sampai akhir tahun berharap bisa lebih baik dari semester I, tidak bisa janji berapa karena dampak BBM dan juga inflasi. Semester II akan lebih baik, secara umum semester II selalu lebih baik, apalagi saat musim hujan, laba akan lebih baik,” ujar dia.

Infografis Sinyal Resesi dan Antisipasi Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya