Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa menemui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kediaman rumah dinas Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (10/11/2022) sore.
Mulanya Hasto dan Eri tengah berbincang santai di halaman rumah dinas bersama awak media. Eri menceritakan bagaimana kondisi Surabaya terkini pada Hasto.
Advertisement
Sekitar pukul 17.30 WIB, tiba-tiba gerbang rumah dinas walikota terbuka dan mobil Alphard hitam berplat L1077BS memasuki halaman.
Tiba-tiba Khofifah turun dari mobil, Eri lantas menyambut Khofifah. Kemudian Hasto menghampiri dan ketiganya memasuki ruang pertemuan di dalam rumah dinas.
Di awal pertemuan Khofifah menanyakan kapan Hasto tiba di Surabaya. Hasto lantas menceritakan dirinya sengaja tak bermasker.
“Saya enggak pakai masker, karena covid di Jawa Timur sudah turun ya?,” kata Hasto, Kamis (10/11/2022).
Selanjutnya pertemuan digelar secara tertutup.
Hasto Ajak Akademisi Ziarah ke Makam Bung Karno
Sebelumnya, Akademisi lintas negara berkumpul pada acara "Bandung Belgrade Havana in Global History and Perspective bertajuk Whats dreams, what challenge, what projects for a global future". Kegiatan itu berlangsung di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Blitar dan Surabaya pada 7-12 November 2022.
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut acara yang juga terdiri dari napak tilas Konferensi Asia Afrika itu menjadi momentum untuk menegaskan kembali pentingnya struktur dunia yang lebih adil lewat gerakan Nonblok.
"Kita menggunakan momentum Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang kemudian menjadi roh gerakan Nonblok tahun 1961 dan Gerakan Nonblok ini juga satu nafas dengan apa yang disampaikan dalam pidato Bung Karno yang berjudul to build the world a new pada tanggal 30 September 1960. Jadi gerakan non blok itu menjawab bahwa struktur dunia yang tidak adil dipengaruhi oleh perang dingin antara blok Barat dan blok Timur,” kata Hasto pada wartawan, Rabu (9/11/2022).
KAA dan Gerakan Nonblok, lanjut Hasto, yang membuat adanya gerakan untuk mengubah dunia yang lebih multipolar dan menghapus segala bentuk penjajahan.
Gagasan Bung Karno untuk lakukan reformasi terhadap PBB, yang dinilai sudah tidak tepat lagi karena PBB lahir dari hasil Perang Dunia kedua, sementara struktur dunia telah mengalami perubahan dan telah bersifat multipolar,” kata Hasto.
"Di sini kami undang seluruh akademisi negara negara yang jadi peserta KAA atau non blok di Bandung-Belgrade-Havana, itu lah yang kami ambil inisiatif,” sambungnya.
Para akademisi juga diajak untuk mengunjungi makam Bung Karno selaku penggagas KAA Bandung.
Advertisement