Upaya Eliminasi TBC, Target RI Temukan 60 Ribu Kasus Tuberkulosis per Bulan Mulai Januari 2023

Pemeriksaan tuberkulosis atau TBC ditargetkan mencapai 60 ribu kasus per bulan mulai Januari 2023.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2022, 08:00 WIB
Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Liputan6.com, Jakarta - Pemeriksaan tuberkulosis atau TBC ditargetkan mencapai 60 ribu kasus per bulan mulai Januari 2023. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya mendukung eliminasi TBC pada 2030.

"Saya minta mulai Januari 2023, penemuan insiden TBC harus mencapai 60 ribu per bulan by name by address," kata Menkes Budi Gunadi ketika membuka pertemuan multisektor High Level Meeting (HLM) Tuberkulosis 2022 yang digelar di Surabaya, Rabu 9 November 2022.

Penambahan target ini kata Menkes utuk mendorong laju pemeriksaan TBC yang saat ini masih rendah. Dari target 969 ribu angka insiden TBC di tahun 2021, baru 50-60 persen atau sekitar 500-600 ribu kasus yang ditemukan. Menkes lantas membandingkan dengan laju pemeriksaan COVID-19.

“Kalau dibandingin dengan COVID-19, dalam kurun waktu 18 bulan kita bisa mendeteksi 6,5 juta kasus by name by address. Padahal pemeriksaannya sama-sama pakai molekuler, kalau TBC pakai TCM kalau COVID-19 pakai PCR,” terang Menkes.

Dengan kompleksitas yang sama, Menkes menyebutkan bahwa pengendalian TBC dapat mencontoh penanganan pandemi COVID-19. Mulai dari strategi penguatan aktivitas testing, tracing dan treatment (3T) guna mempercepat penemuan kasus aktif di masyarakat. Hal ini penting mengingat TBC merupakan penyakit menular, sehingga mendesak untuk ditemukan dan diobati.

“Pada prinsipnya, TBC merupakan penyakit menular, karena itu sistem surveilans baik di level kelurahan, kecamatan, Kabupaten/kota dan provinsi harus benar, kalau hal yang paling dasar sudah benar, nantinya kita bisa bereskan hal pendukung lainnya,” tegas Menkes Budi Gunadi. 

 


Skrining X-Ray

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenkes menggencarkan kegiatan Penemuan Kasus TBC dengan Skrining X-Ray dan Pemberian Terapi Pencegahan TBC pada Kontak Serumah Pasien TBC yang dilakukan secara serentak di 25 Kabupaten/Kota. Kegiatan testing dan tracing ini, diperkuat dengan diluncurkannya obat daily dose buatan dalam negeri.

Tiga daerah juga mendapatkan Apresiasi Kinerja Baik atas pembentukan Forum Multi Sektor dalam rangka Percepatan Eliminasi TBC Provinsi atau Kabupaten/Kota Terpilih yakni Kota Tangerang, Surabaya dan Makassar.

“Melalui percepatan ini, saya berharap target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai. Mengingat waktu yang kita miliki tinggal 7,5 tahun lagi” tutup Menkes. 


Protokol Baru Penanganan TBC

Dalam Indonesia Tuberkulosis - International Meeting (INA-TIME) 2022 di Bali, Jumat, 9 September 2022 lalu, Menkes Budi Gunadi mengatakan  pihaknya sudah membuat protokol yang baru, bekerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk juga mendorong dana Global Fund agar terealisasi lebih cepat dalam penanganan TBC.

“Prinsip penyakit menular adalah kita harus tahu di mana mereka dan kita harus selamatkan mereka itu adalah tugas pertama yang paling prioritas,” tambah Budi.

Selanjutnya, sebagai upaya pencegahan dan pengobatan maka harus lebih cepat mengetahui jenis varian bakteri TBC yang menyerang seseorang. Hal itu bisa dilakukan dengan alat genome sequencing yang terus dikembangkan.

Dalam waktu dekat, kata Budi pada waktu itu, akan dilaksanakan pilot project genome sequencing mobile, dimana saat ini sudah tersedia genome sequencing baru seukuran handphone, sehingga pendeteksian varian bakteri bisa dilakukan dengan cepat, dan pasien bisa segera diberi obat yang tepat.

“Dengan demikian kita bisa kasih paket pengobatannya itu yang benar-benar cocok dengan pasien,” ucap Menkes Budi. 


Ikut Serta dalam Uji Klinis Vaksin TB

Indonesia juga telah menyampaikan minat dalam uji klinis vaksin Tuberkulosis (TBC) pada dua yayasan di mancanegara yakni Bill & Melinda Gates Foundation serta Wellcome Trust. Kedua yayasan filantropi tersebut sudah menerima surat pengajuan minat dan mendukung penanganan TB di Indonesia.

President, Global Health of BMGF Trevor Mundel mengatakan pihaknya mendukung penanganan TB di Indonesia dan telah menerima surat dari pemerintah Indonesia terkait rencana Indonesia ikut uji klinis pengembangan vaksin TB.

Sebelumnya secara bilateral, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga telah menyampaikan minat Indonesia itu di sela-sela kunjungan kerjanya di New York, AS dalam rangkaian UNGA ke-77 dan Global Fund Replenishment.

Dalam forum tersebut, Budi Gunadi menyampaikan pentingnya komitmen setiap negara untuk mencapai eliminasi TBC di tahun 2030, termasuk Indonesia. Eliminasi tuberculosis (TBC) dapat dilakukan dengan menemukan dan mengobati pasien.

“Komitmen tertuang dalam bentuk pendanaan dan perencanaan program untuk menemukan seluruh kasus dan mengobati seluruh pasien TBC yang ditemukan,” ujar Menkes Budi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya