Literasi Digital Dianggap Penting Cegah Konten Negatif di Media Sosial

Dengan literasi digital, setiap individu dapat mengisi ruang digital dengan bijak, cerdas, bermanfaat, dan berbudaya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 11 Nov 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi Media Sosial (Image by Natalie_voy from Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Santi Indra Astuti menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat sebagai panduan menghadapi kecanggihan teknologi.

"Lantaran manusia amat membutuhkan teknologi dalam beraktivitas sehari-hari, dibutuhkan panduan mengenai literasi digital," ujar Santi dilansir dari Antara, Jumat (11/11/2022).

Santi mengatakan, dengan literasi digital, setiap individu dapat mengisi ruang digital dengan bijak, cerdas, bermanfaat, dan berbudaya.

Literasi digital juga dinilai penting untuk menghadapi era tsunami informasi yang terjadi saat ini. Tsunami informasi, kata dia, menghadirkan sejumlah tantangan baru tentang budaya digital.

Tantangan pertama adalah bagaimana membangun karakter di ruang digital, kemudian membentuk identitas di ruang digital, serta menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan pada karya anak negeri.

"Tantangan berikutnya atau yang keempat adalah bagaimana mengikis begitu banyak konten negatif di ruang digital," ucap dia.

Konten negatif di media sosial yang dimaksud di antaranya, perjudian online, penghinaan atau pencemaran nama baik, penyebaran kabar bohong atau hoaks, serta ujaran kebencian. Tantangan-tantangan tersebut dinilai dapat dihadapi dengan kemampuan literasi digital yang baik.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kemenkominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya