Penjelasan CEO Binance Changpeng Zhao Usai Batal Akuisisi FTX

Hal yang menimpa FTX bukan terjadi dalam dua atau tiga hari terakhir.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Nov 2022, 16:21 WIB
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Liputan6.com, Jakarta - CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) menjelaskan secara rinci terkait kondisi yang terjadi FTX pada pekan ini. Zhao juga mengungkapkan rencana ini di luar kuasanya dan apa pun yang terkait dengannya.

Zhao menuturkan, hal yang menimpa FTX bukan terjadi dalam dua atau tiga hari terakhir, melainkan beberapa minggu sebelumnya. 

"Masalah sudah ada sejak lama, tak hanya dari dua atau tiga hari terakhir. Tak hanya berdampak bagi pengguna, kita juga merasakan rasa sakit atas yang terjadi pada FTX,” ujar Changpeng Zhao di acara Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

Zhao menuturkan, setelah cuitannya terkait langkah Binance untuk melikuidasi seluruh token kripto FTX yaitu FTT Coin, CEO FTX Sam Bankman-Fried langsung menghubunginya via telepon.

“Dia ingin melakukan kesepakatan OTC. Tapi di sinilah kita, sangat sedikit pengetahuan tentang keadaan internal di FTX sebelum menerima panggilan,” kata Zhao.

Bos Binance juga mengingatkan timnya untuk tidak memperdagangkan token FTX (FTT Coin) untuk sementara waktu dengan alasan Binance masih melakukan uji tuntas di tengah kesepakatan yang tengah berlangsung.

"Karena uji tuntas untuk kesepakatan sedang berlangsung, saya ingin mengingatkan semua orang jangan memperdagangkan token FTT,” kata Zhao.

Zhao juga mengingatkan timnya untuk tidak mengomentari kesepakatan FTX baik secara publik maupun internal. 

“Kalau tidak terlibat langsung, jangan ditanya. Kami punya tim yang bagus untuk menanganinya. Hal-hal akan dimainkan,” ujar dia.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Krisis di FTX Terungkap

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Krisis di FTX terungkap ketika CZ mengumumkan melalui Twitter Binance membuang semua token FTT di bukunya karena pengungkapan baru-baru ini. 

Zhao kemudian mengumumkan beberapa hari kemudian FTX meminta bantuan Binance karena kegentingan likuiditas yang signifikan, menambahkan pertukarannya bermaksud untuk “mengakuisisi sepenuhnya” ftx.com dan “membantu menutupi krisis likuiditas.”

Zhao menambahkan akan ada dampak domino yang bisa terjadi dari bergulirnya kasus FTX, seperti ada berbagai proyek yang terdampak dari FTX. 

“Kita mungkin tidak akan melihat dampaknya sekarang, kemungkinan akan terjadi dalam bebreapa pekan ke depan,” ujar Zhao.

Rencana Akuisisi Batal

Setelah mengungkapkan akan membeli FTX, pertukaran kripto Binance kembali mengumumkan telah mundur dari kesepakatan untuk membeli pertukaran kripto FTX.

Binance mengumumkan ada beberapa hal yang membuat perusahaan menarik diri dari rencana akuisisi tersebut. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.


Regulator AS Selidiki FTX Terkait Dugaan Salah Menangani Dana Pelanggan

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, di tengah krisis likuiditas yang dialami pertukaran kripto FTX dan gagalnya akuisisi dari Binance untuk membantu. Sekarang, FTX menghadapi regulator AS yang sedang mencari tahu apakah FTX berpotensi salah menangani dana pelanggan di platformnya.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/11/2022), Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang menyelidiki hubungan FTX dengan entitas saudaranya Alameda Research serta dengan FTX AS. 

Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, tetapi telah dimulai berbulan-bulan yang lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman kripto-nya, menurut laporan bloomberg. Namun penyelidikan ini diperluas terkait kasus baru yang menimpa FTX. 

Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang dijalankan oleh kepala FTX Sam Bankman-Fried, tertangkap di mata badai minggu ini ketika keuangan neraca yang bocor mengungkapkan hubungan dekat yang tidak biasa dengan FTX melalui token FTT asli bursa. 

Changpeng Zhao, kepala eksekutif Binance, mengirimkan gelombang kejutan di Twitter ketika dia menulis perusahaannya, sebagai investor awal di FTX dan pemegang besar tokennya, akan melikuidasi posisinya di FTT.

Sejak serangkaian Tweet itu, pemegang FTT Coin telah berbondong-bondong menjual token mereka. Zhao mengklaim Bankman-Fried kemudian memanggilnya, meminta Binance untuk menyelamatkan perusahaannya yang bermasalah.


Binance Mundur dari Akuisisi FTX

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Binance dan FTX pada Selasa, 8 November 2022 keduanya mengungkapkan telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat yang memberikan opsi untuk membeli FTX sambil menunggu uji tuntas. 

Namun pada Rabu, Binance mengumumkan telah mundur dari kesepakatan akuisisi itu karena adanya beberapa faktor. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya