Liputan6.com, Pekanbaru - Ratusan pesepeda dari kategori hobi dan profesional berlomba menyemarakkan Tour de Muara Takus di Kabupaten Kampar, 12 November 2022. Bertajuk fun race, event pertama kali di Bumi Sari Madu itu, bakal menyuguhkan kuliner, kebudayaan dan wisata alam.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs Yusri menjelaskan, setiap fit stop menyuguhkan ragam keunikan di Kabupaten Kampar. Event ini menyiapkan 4 fit stop hingga sampai ke Candi Muara Takus.
Baca Juga
Advertisement
Yusri menerangkan, fit stop pertama setelah ratusan peserta mengayuh sepeda dari Pekanbaru, tepatnya di Polda Riau, ada di Kesultanan Kampa. Peserta akan dikenalkan dengan kesultanan yang meliputi Raja Kasunanan Kampa dan Raja Gunung Sahilan.
Keduanya termasuk kerajaan paling tua di Kabupaten Kampar dan masih bertahan hingga kini. Keberadaan kesultanan sebagai tanda Kabupaten Kampar sebagai negeri berbudaya dan beradat.
"Di fit stop ini, peserta akan disambut musik tradisional dan makanan tradisional Kabupaten Kampar," kata Yusri, Jumat siang, 11 November 2022.
Dari fit stop pertama, pesepeda melanjutkan perjalanan beberapa puluh kilometer hingga sampai ke Balai Bupati sebagai fit stop kedua. Kuliner tradisional disuguhkan lagi, baik ringan atau berat.
"Ada sate ayam kampung dan makanan ringan palito daun, bagi pesepeda boleh mencoba makanan berat tapi ingat masih ada perjalanan berikutnya," jelas Yusri.
Ibu Kota Negara
Yusri menceritakan, Balai Bupati Kampar termasuk lokasi bersejarah di Indonesia. Tempat ini pernah menjadi ibu kota negara Indonesia setelah pemimpin Indonesia ditangkap dalam agresi militer Belanda.
"Tapi hanya beberapa jam saja, ibu kota pernah di Kampar, ada cerita sejarahnya," jelas Yusri.
Selain sejarah, Kabupaten Kampar sebagai tuan rumah juga akan menampilkan musik tradisional berupa kompang dan gubano. Permainan musik terakhir biasanya dihadirkan sebagai pengiring pasangan pengantin.
Dari Balai Bupati, peserta akan menuju ke wisata alam Gulamo. Kawasan wisata ini terkenal sebagai green canyonnya di Kabupaten Kampar serta pemandangan danau PLTA Koto Panjang.
"Ini pitstop ketiga, ada pemandangan air terjun, akan dimeriahkan musik tradisional calempong, pemainnya ibu-ibu semua," terang Yusri.
Dari sini, peserta akan berangkat ke Candi Muara Takus sebagai finish. Rute ini dianggap sebagai paling seru karena kategori profesional beradu kecepatan untuk menjadi pemenang.
Candi Muara Takus tentu tidak asing lagi. Bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini pernah menjadi pusat perayaan Hari Waisak di Indonesia.
Advertisement
Bapilin Tigo
Di candi ini, peserta akan disuguhkan cara makan orang Kabupaten Kampar. Yaitu makanan bejambau dengan dulang kaki tiga sebagai simbol penyatu di Kabupaten Kampar.
"Tiga ini melambangkan pemerintah, adat dan agama, istilahnya bapilin tigo. Jadi sebelum makan akan ada basiacuong (berbalas kata bijak) yang disampaikan datuk adat," terang Yusri.
Selain menampilkan kebudayaan, adat dan wisata alam, Yusri menyatakan Tour de Muara Takus merupakan upaya pemerintah daerah membantu pemulihan ekonomi nasional. Ada UMKM dilibatkan, pasar murah dan pembagian sembako.
Yusri berharap Tour de Muara Takus berjalan sesuai keinginan sehingga tahun depan bisa diselenggarakan lagi. Rutenya akan ditambah, bisa jadi ke Kampar Kiri atau Tapung.