Surya Paloh: Saya Masih Anggap Jokowi adalah Presiden Partai Nasdem

Surya Paloh mengatakan, Partai Nasdem tetap berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga akhir masa jabatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2022, 17:27 WIB
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam sambutan di HUT Partai Nasdem, Jakarta, Jumat (11/11/2022). (Merdeka.com/ Alma Fikhasari)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan, tidak ada keretakan antara dirinya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia menyebut, Jokowi hingga saat ini masih menjadi Presiden Nasdem.

"Saya masih menganggap Presiden Jokowi adalah Presiden Partai Nasdem. Presiden Jokowi sahabat yang saya harapkan. Konsisten dalam jaga terminologi arti sesungguhnya dari persahabatan," kata Surya Paloh, dalam sambutan di HUT Partai Nasdem, Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Dia mengatakan, meskipun Nasdem telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada 2024, Nasdem akan terus mendukung Jokowi hingga akhir masa jabatannya.

"Sampai hari ini saya katakan, kita tetap menunjukkan upaya-upaya kita berikan dukungan yang sepenuhnya untuk keberhasilan jalannya roda administrasi pemerintahan kepemimpinan Presiden Jokowi sampai akhir masa jabatan beliau," ucap Paloh.

"Ini perlu saya tegaskan, bukan berarti karena kita calonkan Bung Anies Baswedan hubungan kita harus retak, hubungan kita harus berpisah," sambung dia.

Tak hanya itu, sampai detik ini, kata Surya Paloh, Nasdem tetap berada di dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga akhir masa jabatan. Jika, ada yang mengusik hubungan Nasdem dengan pemerintahan Jokowi, itu hanya upaya untuk merusak persahabatan Nasdem dan Jokowi.

"Jadi kalau ada yang coba usik, frame kita, Jokowi moh (enggak mau) pada Nasdem, itulah frame yang dilakukan Jokowi itu tak suka Nasdem, itu pasti menurut saya upaya-upaya yang dilakukan secara sistemik dan sengaja untuk merusak hubungan yang sudah terjaga sedemikian rupa," imbuhnya.


Jokowi Tak Hadir di Puncak Acara HUT NasDem, Surya Paloh: Agenda Internal

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) memberi keterangan saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-8 Partai Nasdem di JIExpo, Jakarta, Senin (11/11/2019). Surya Paloh menyambut langsung kedatangan Jokowi di HUT Nasdem. (Liputan6.com/Angga Yunia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dipastikan tidak hadir secara langsung dalam puncak acara perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-11 Partai Nasdem pada besok Jumat (11/11/2022).

Ditanya terkait hal ini, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyebut, bahwa agenda partainya adalah internal saja.

"Agenda internal," kata Paloh saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Partai Nasdem juga tidak mengundang calon partai koalisinya yaitu Demokrat dan PKS. Ketua umum parpol lain pun tidak diundang dalam acara ini.

Paloh kembali bilang acara partainya adalah internal. "Acara internal (partai)," katanya lagi secara singkat.

Surya Paloh juga tidak bicara banyak mengenai acara puncak HUT Nasdem besok.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, Presiden Jokowi tidak bisa hadir langsung dalam HUT Nasdem. Alasannya karena kepala negara tengah mengikuti agenda G2O di Bali.

Menurut Ali, Jokowi hanya memberikan sambutan video untuk acara HUT NasDem. "Jokowi karena masih persiapan G20 di Bali, beliau tidak sempat hadir tapi beliau akan memberikan sambutan video," ungkap Ali saat dihubungi merdeka.com, Rabu (9/11/2022).


Nasdem Bantah Belum Ada Kesepakatan dengan PKS dan Demokrat: Ini Bukan Dagang Sapi

Tim kecil NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan pertemuan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan pada Selasa (25/10/2022). (Istimewa)

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali memastikan komunikasi antara partainya, Demokrat dan PKS berjalan intens untuk membentuk koalisi Pilpres 2024. Dia pun mengklaim, sudah mencapai 92 persen koalisi tiga partai itu akan terbentuk. 

"Kemarin teman-teman PKS mengatakan sudah 90 persen, kalau saya bilang hari ini ada naik 2 persen, 92 persen koalisi itu sudah Insyaallah akan terbentuk," ujar Ali di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Dia pun membantah tiga partai tersebut belum mendeklarasikan koalisi lantaran ada kesepakatan yang alot. Dirinya tak ingin menanggapi gosip yang beredar.

"Tidak ada deal-deal-an. Ini bukan dagang sapi, ya," ujar Ali.

"Tidak-tidak, hanya karena mekanisme aja, mekanisme kerja partai. Kata Pak Anies jangan kita bicara gosip deh. Kita bicara fakta aja ya," tambahnya.

Ali menjelaskan, setiap partai politik punya mekanisme masing-masing untuk mengambil keputusan politik. Kata dia, khusus bagi PKS harus melewati proses di Dewan Syuro guna menentukan capres.

"Di setiap partai itu memiliki mekanisme sendiri-sendiri, katakan PKS, PKS sampai hari ini intens kita lakukan komunikasi lewat tim kecil yang sudah dibentuk menyusun platform perjuangan dan lain-lain, itu sama-sama dilaksanakan oleh PKS, Demokrat dan Nasdem," kata Ali.

"Tapi, dalam pengambilan keputusan pks itu ada mekanisme tersendiri itu lewat dewan syuranya. Nah, kapan dewan syuranya akan melakukan rapat, itu sangat tergantung bagaimana kondisi internal dari partai itu sendiri, seperti itu ya," tuturnya.

 

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis 24 Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2024 Lolos ke Tahap Verifikasi Administrasi (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya