Ada Ancaman Resesi 2023, Pemulihan Konsumsi Masyarakat Terhambat?

Meski ancaman resesi sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2022, 20:31 WIB
Ilustrasi Grafik Resesi. Meski ancaman resesi sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat. Credit: pexels.com/Burka

Liputan6.com, Jakarta Meski ancaman resesi 2023 sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat.

Baru-baru ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui rilis yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan mengatakan bahwa ekonomi Indonesia dihadapkan pada berbagai perubahan yang cepat dan fundamental; mendorong kondisi perekonomian yang lebih stabil di tengah isu resesi global saat ini.

Salah satu faktor pendukung kondisi ini adalah adanya peningkatan daya konsumtif dan investasi masyarakat Indonesia pasca pandemi.

Pulihnya konsumsi masyarakat ini juga didorong oleh perubahan pola gaya hidup masyarakat yang jadi terbiasa membeli kebutuhan secara online dan peralihan menggunakan sistem pay later sebagai metode pembayaran menurut hasil survey Katadata Insight Centre (KIC).

“Maraknya isu mengenai resesi secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia semakin jeli dalam mengatur pengeluarannya. Atome sendiri, yang baru saja masuk ke pasar Indonesia sejak tahun 2019 lalu, telah memiliki lebih dari 5 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhan pengguna Atome yang mencapai dua digit bahkan tiga digit perbulannya, membuktikan bahwa cukup besarnya antusias layanan paylater di Indonesia,” ungkap Country General Manager Atome, Winardi Wijaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Melihat angka pertumbuhan yang begitu cepat, menjadi salah satu bukti besarnya perubahan gaya transaksi masyarakat. Winardi menambahkan bahwa hal ini juga dapat membantu rencana pemulihan ekonomi pasca pandemi sehingga bisa direalisasikan dengan segera dan bahkan dapat memungkinkan Indonesia menghindari terjadinya resesi.

 

 

 

 

 


Pemulihan Ekonomi

Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Beberapa waktu lalu, pemerintah juga telah mengatakan bahwa pemulihan ekonomi saat ini tidak hanya didorong oleh tingginya daya konsumtif masyarakat namun juga oleh peningkatan angka edukasi dan literasi keuangan yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak yang bergerak di industri ini.

Masifnya edukasi akan layanan digital membuat masyarakat semakin paham akan opsi layanan keuangan yang mereka butuhkan dan mendorong besarnya angka transaksi dan permintaan di pasar keuangan.

“Layanan pay later menjadi salah satu opsi terbaik yang dapat dinikmati masyarakat di erasekarang ini. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh industri pay later, memungkinkanmasyarakat untuk dapat tetap berinvestasi di tengah memenuhi berbagai kebutuhan bulanannya. Hal ini dapat direalisasikan dengan memanfaatkan layanan pay later yangmemungkinkan masyarakat untuk mengontrol nominal pembayaran bulanan atas transaksiyang mereka lakukan tiap bulannya,” kata Winardi.

Dengan berbagai produk dan layanan yang ditawarkan, ditambah dengan edukasi yang tepat, Winardi yakin bahwa dengan adanya alternatif pembayaran BNPL dapat membuat Indonesia tidak masuk kedalam jurang resesi karena turunnya daya beli masyarakat.

 


Layanan BNPL

Transaksi dengan Atome di toko-toko MAP. (dok. Atome)

Di sisi lain, layanan BNPL terbukti dapat membantu para pelaku usaha dalam menaikan angka pembelian rata-rata (average basket size) pembeli sebesar 30 persen berdasarkan survei yang dilakukan bersama dengan ratusan merchant Atome.

“Atome telah menggandeng lebih dari 10,000 toko atau outlet baik secara offline ataupun online. Mitra yang telah masuk dalam ekosistem inipun beragam, dari pilihan kebutuhan gaya hidup, gawai, hingga kebutuhan rumah tangga dan travel. Melalui ekosistem ini, Atome mengakomodir kebutuhan masyarakat secara keseluruhan serta memberikan opsi pembayaran sebagai langkah investasi dalam menjaga pembukuan keuangan merekatetap stabil setiap bulannya,” tambah Winardi.

Hal ini didukung dengan kemudahan sistem pembayaran cicilan yang diberikan oleh Atomehingga 12 bulan dengan suku bunga 0 persen alias tanpa bunga sama sekali untuk pilihan cicilan 30 hari dan 3 bulan. Masyarakat juga bisa dengan bebas menentukan lama cicilan sehingga memudahkan mereka dalam mengatur pengeluarannya.

Edukasi terkait hal inilah yang kemudian diakui oleh Winardi akan pelan-pelan mendorong angka literasi dan inklusi yang terus bertambah serta mendukung peningkatan status pemulihan ekonomi kearah yang positif.

“Kami optimis sistem pay later seperti Atome dapat memberikan pengaruh besar tidakhanya bagi kemajuan bisnis dan industri, namun mempercepat dan mendukung penguatan perekonomian Indonesia meski ancaman resesi masih ada,” tutup Winardi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya