Liputan6.com, Tokyo - Sejarah dunia mencatat bahwa hari ini merupakan momen saat Topan Hagibis mendarat di Jepang. Pada Sabtu 12 Oktober 2019 malam waktu setempat, negara itu bersiap menghadapi angin topan yang telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih dari 140 orang.
Belakangan sejumlah sumber menyebut jumlah korban mencapai 121 jiwa dengan 3 orang hilang. Sementara menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang sedikitnya 98 orang telah dipastikan tewas, 7 orang hilang, dengan 346 orang luka-luka akibat badai.
Advertisement
Japanese Meteorological Agency (JMA) atau Badan Meteorologi Jepang mengatakan topan itu mendarat tepat sebelum pukul 07.00 malam waktu setempat di Semenanjung Izu, barat daya Tokyo.
Badan tersebut meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap hujan dan hembusan angin, setelah mengeluarkan "Peringatan Cuaca Darurat (Level 5)."
Peringatan itu dikeluarkan untuk kota-kota di 12 prefektur termasuk daerah di Tochigi, Ibaragi, Fukushima, Miyagi, dan Niigata.
"Ini adalah situasi level 5; semacam bencana mungkin telah terjadi," kata peramal cuaca JMA, Yasushi Kajiwara seperti dikutip dari CNN. "Orang-orang sangat disarankan untuk segera bertindak untuk melindungi hidup mereka."
Pihak berwenang telah mengkonfirmasi setidaknya 10 kematian akibat badai sejauh ini. Sekitar 140 orang terluka, dan sembilan orang hilang, menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang.
Badai, yang datang saat negara itu menjadi tuan rumah Rugby World Cup (Piala Dunia Rugby), juga berarti bahwa dua pertandingan – Inggris-Prancis dan Selandia Baru-Italia – harus dibatalkan terlebih dahulu. Pertandingan Pool B hari Minggu (13 Oktober) antara Namibia dan Kanada di Kamaishi juga dibatalkan beberapa jam sebelum jadwalnya.
Pertandingan Pool A yang sangat penting antara Jepang dan Skotlandia pada pukul 19:45 waktu setempat akan tetap berjalan, kata penyelenggara Piala Dunia, Minggu 13 Oktober sebelum pertandingan Namibia dan Kanada di Kamaishi.
Peringatan Evakuasi Mempengaruhi Puluhan Juta Orang
Peringatan evakuasi telah dikeluarkan di sebagian besar wilayah Tokyo, mempengaruhi puluhan juta orang. Ibu kota Jepang lockdown, dengan jalan-jalan yang biasanya sibuk menjadi sepi di tengah hujan lebat.
Setidaknya delapan prefektur telah memerintahkan evakuasi dengan total 936.113 orang, kata FDMA, dan 292.770 rumah tangga tanpa listrik, menurut Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan Chub Electric Power Company.
Sementara itu, Kementerian Pertanahan, Prasarana, dan Perhubungan Jepang mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan air dari tiga bendungan karena hujan deras yang berpotensi menyebabkan banjir di hilir.
Badai telah melemah saat mendekati Jepang tetapi masih tetap sangat berbahaya, dengan kecepatan angin maksimum hingga 195 kilometer per jam (122 mph) – setara dengan badai Atlantik Kategori 3.
Semua penerbangan ke dan dari Tokyo dan bandara terdekat telah dibatalkan hingga setidaknya Minggu pagi, sehari setelah Topan Hagibis mendarat di barat daya Tokyo. Semua kereta cepat antara Tokyo, Nagoya, dan Osaka juga dibatalkan, seperti kebanyakan kereta non-kecepatan tinggi lainnya.
Polisi setempat mengatakan seorang pria berusia 49 tahun di Kota Ichihara, Prefektur Chiba, tewas ketika tornado membalik mobilnya Sabtu pagi.
Sedikitnya lima orang lainnya, termasuk tiga anak-anak, terluka saat tornado menyapu kota, yang terletak sekitar 30 kilometer (18 mil) tenggara Tokyo, kata otoritas kebakaran.
Advertisement
Kekacauan Agenda Turnamen Rugbi Dunia dan Grand Prix
Sementara pihak berwenang menjelaskan bahwa keputusan untuk membatalkan pertandingan diperlukan untuk memastikan keselamatan pemain dan penggemar, banyak yang mengkritik ketidakmampuan turnamen untuk menjadwal ulang pertandingan dan ketidaksiapan yang jelas untuk cuaca ekstrem – meskipun Piala Dunia diadakan selama musim topan.
Dalam pertandingan yang dibatalkan, dua poin akan diberikan kepada setiap tim, sesuai dengan aturan turnamen. Ini bisa berdampak pada siapa yang lolos ke babak berikutnya dari kompetisi, terutama di Pool A, yang termasuk tuan rumah Jepang.
Pertandingan Pool A yang sangat penting antara Jepang dan Skotlandia pada pukul 19:45 waktu setempat akan tetap berjalan, kata penyelenggara Piala Dunia, Minggu.
Kemenangan bagi Skotlandia akan membuatnya menyamakan poin dengan Jepang, setelah itu poin bonus – diberikan untuk mencetak empat atau lebih percobaan atau kalah dalam tujuh poin – akan ikut bermain untuk memutuskan siapa yang mencapai perempat final.
Pembatalan – dan hasil imbang – akan membuat Jepang lolos di tempat kedua dan menghadapi Selandia Baru di perempat final. Irlandia akan memuncaki grup dan menghadapi Afrika Selatan di delapan besar jika seperti yang diharapkan, mengalahkan Samoa. Jika pertandingan tetap berjalan dan Jepang menang, secara teori pertandingan akan lebih mudah melawan Springboks dan meninggalkan Irlandia untuk menghadapi All Blacks.
Sementara itu, semua kegiatan yang dijadwalkan untuk sesi kualifikasi Formula 1 (F1) Grand Prix Jepang dibatalkan hari Sabtu, menurut informasi pihak F1. Namun balapan tetap berjalan seperti biasa pada hari Minggu.
KBRI Tokyo Keluarkan Imbauan untuk WNI
Otoritas setempat telah memberikan peringatan kepada seluruh warga untuk waspada, termasuk kemungkinan banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi dan meluapnya air sungai.
KBRI Tokyo dan KJRI Osaka juga sudah mengeluarkan imbauan kepada WNI yang tinggal di Jepang untuk selalu awas diri dan mengikuti perkembangan informasi terkini, serta arahan otoritas setempat.
"Hingga saat ini belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban langsung dari Badai Hagibis. Jumlah WNI di Jepang mencapai 56.346 orang,' demikian keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu (12/10/2019).
Selain itu, jika ada WNI yang menghadapi situasi kedaruratan dapat menekan "Tombol Darurat" pada aplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri.
Sedangkan hotline KBRI Tokyo adalah +8180-4940-7419 dan +8180-3506-8612. Untuk hotline KJRI Osaka: +8180-3113-1003.
Advertisement