Liputan6.com, Jakarta - Smartfren mengatakan bahwa jaringan mereka di sepanjang jalur tol dari Jakarta, Cirebon, hingga Semarang, sudah dapat dinikmati oleh para pengguna dengan baik.
Selama Rabu (9/11/2022) dan Kamis (10/11/2022), Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk menjajal sejauh mana kecepatan Smartfren di jalur ini, khususnya jelang akhir tahun 2022.
Advertisement
Pengujian yang saya lakukan menggunakan HP Oppo A77s dengan dua sumber internet, yaitu modem WiFi Smartfren Andromax milik pribadi serta WiFi Smartfren didalam bus. Tes juga menggunakan aplikasi Speedtest by Ookla.
Keseluruhan, pemakaian untuk sekadar browsing, membuka Google Maps, menonton YouTube dan mendengarkan lagu terbilang lancar di hampir sepanjang perjalanan meski di beberapa titik, sinyalnya sempat hilang sesaat.
Tes pertama dilakukan di rest area Tol Cipali KM 102 A. Di sini ditemukan kecepatan download hanya mencapai 5,19 Mbps dengan kecepatan upload 6,03 Mbps, meski di titik ini penggunaan untuk browsing masih cukup lancar.
Memasuki Kota Cirebon, saya menjajal pengujian saat berangkat dari Hotel Aston menuju Semarang. Ditemukan, kecepatan download mencapai 12,5 Mbps dengan upload di 0,78 Mbps.
Di tes berikutnya, tercatat kecepatan download di angka 9,87 Mbps dengan upload agak melambat di 1,46 Mbps.
Soal hilang atau melambatnya sinyal selama beberapa detik di beberapa titik di jalur menuju Cirebon, Agus Rohmat, VP Network Operation, Smartfren mengatakan, ada beberapa area yang sudah diidentifikasi untuk masalah ini.
Salah satu contoh adalah seperti di KM 78 sebelum keluar Cikopo di area persawahan. "Jadi itu memang area-area yang sudah kita identifikasi. Di situ BTS-nya ada. cuma dia jaraknya terlalu jauh. Jadi sinyalnya tidak stabil," kata Agus.
Menurut Agus, Smartfren menegaskan mereka terus melakukan peningkatan di titik-titik yang jaringannya kurang stabil tersebut. "Target kami harusnya sebelum Natal sudah beres. Jadi kami sudah ada solusinya."
Agus juga menyebut bahwa jika dibandingkan dengan operator lainnya, di daerah yang sama, operator telekomunikasi lain juga mengalami masalah jaringan serupa.
Tes Menuju Semarang
Meski begitu untuk wilayah Cirebon sendiri, Smartfren sudah memiliki cakupan jaringan hingga sekitar 98 persen populasi di wilayah kota, dengan sekitar 92 persen di wilayah kabupaten yang masih akan ditingkatkan.
Berlanjut di perjalanan menuju Semarang, saya beberapa kali mendapati masalah kehilangan sinyal seperti yang sudah disebutkan di atas tadi selama beberapa kali, khususnya beberapa menit usai keluar dari Cirebon.
Namun, di sebagian besar perjalanan ke Semarang internet masih bisa digunakan dengan kualitas baik. Misalnya saat saya mengalami hilang sinyal tadi ketika tengah browsing di YouTube, video yang sedang diputar sebelumnya masih bisa berjalan sampai selesai.
Tes di tol Semarang-Batang sebelum rest area KM 360 sendiri mencatat hasil download di 19 Mbps dan upload 1,26 Mbps.
Tes lain yang dilakukan di perjalanan menuju Semarang juga menemukan bahwa kecepatan unduh bisa mencapai 40,2 Mbps dengan kecepatan unggah di 6,68 Mbps.
Advertisement
Terus Ditingkatkan
Agus, dalam pemaparannya di Semarang, berdasarkan optimasi dan peningkatan cakupan yang rutin dilakukan, di jalur tol Cirebon-Semarang sepanjang 234 KM, sudah 99 persen tercakup sinyal dengan kualitas baik.
"Sebelum ini 6 kilometer masih jelek per hari ini (Kamis, 10 Oktober 2022) tinggal 1,8 kilometer. Itu lagi proses improvement. Jadi kita rencanakan satu site (BTS) lagi agar bisa 100 persen full coverage," imbuhnya.
Menurut catatan Smartfren, mereka telah memiliki cakupan di hampir 94 persen jalur utama di Pulau Jawa. Untuk jalur via Tol Trans Jawa, tingkat cakupan diklaim hampir 98 persen, sementara untuk jalur selatan sekitar 90 persen.
Agus, dalam pemaparannya di Cirebon, mengungkapkan bahwa saat ini mereka tengah mempersiapkan masa Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Jadi kami sudah mulai melakukan drive test jalur-jalur utama, kedua di tempat-tempat wisata," ujarnya. Smartfren juga melakukan pemetaan mana saja BTS site yang kapasitasnya masih baik.
Persiapan untuk Nataru
Agus mengatakan, di masa Nataru, kenaikan trafik biasanya mencapai sekitar 20 persen kecuali di malam Tahun Baru, itupun di titik-titik tertentu.
"Kalau di jalur-jalur yang memang jadi pusat transportasi itu 20 persen, tapi memang ada titik-titik tertentu, yang paling signifikan itu pada malam tahun baru," kata Agus.
"Jadi kalau nanti diizinkan keramaian, kami sudah tahu titik-titik mana saja yang akan jadi pusat kumpul memiliki trafik yang tinggi, misalnya kalau di Jakarta di Ancol, di Monas."
Adapun, salah satu strategi untuk menghadapi lonjakan trafik ini adalah dengan mengerahkan ranger BTS Mobile di tempat-tempat yang membutuhkan jaringan.
Selain itu, Smartfren juga menghadirkan beberapa produk untuk para pelanggannya.
Terbaru, mereka meluncurkan Smartfren Kuota 3 GB seharga Rp 15 ribu yang memungkinkan pengguna dapat mengakses beberapa aplikasi pilihan seperti untuk belanja, chatting, oje online, atau e-wallet saat kuota habis.
(Dio/Ysl)
Advertisement