Inflasi AS Mereda Angkat IHSG pada 7-11 November 2022, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 9.469 Triliun

IHSG melonjak 0,62 persen ke posisi 7.089,20 pada 7-11 November 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Nov 2022, 10:10 WIB
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah menguat pada 7-11 November 2022. Penguatan IHSG ini didorong sentimen global terutama dari data inflasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/11/2022), IHSG melonjak 0,62 persen ke posisi 7.089,20 pada pekan ini. Pada pekan sebelumnya, IHSG berada di posisi 7.045,52. Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa yang melompat 1,35 persen menjadi Rp 9.469,05 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tersebut naik Rp 126,36 triliun dari pekan lalu mencapai Rp 9.342,69 triliun.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 2,37 persen menjadi Rp 13,03 triliun dari Rp 13,35 triliun. Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa bertambah 8,97 persen menjadi 1.302.824 transaksi selama sepekan dari 1.195.583 transaksi pada pekan sebelumnya.

Selain itu, rata-rata volume transaksi bursa bertambah 3,12 persen menjadi 21,29 miliar saham dari 20.651 miliar saham. Pada Jumat, 11 November 2022, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 660,93 miliar. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 758,80 miliar. Pada 2022, investor asing membukukan beli bersih saham Rp 79,66 triliun.

Sentimen global terutama dari Amerika Serikat membayangi laju IHSG selama sepekan. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menuturkan, pasar bersikap wait and see menantikan perkembangan hasil pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 


Prediksi IHSG

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, pasar juga mencermati lockdown di China. Akan tetapi, katalis positif datang dari data ekonomi AS pada akhir pekan. “Pasar bergelora menyambut rilis data inflasi AS yang turun pada periode Oktober, diperkirakan inflasi AS telah mencapai puncaknya,” kata dia.

Pada pekan depan, Cheryl menilai, pasar akan mencermati rilis data inflasi produsen dan penjualan ritel AS. Dari Asia, pelaku pasar akan mencermati perkembangan kenaikan kasus COVID-19 di China seiring kaitan dengan permintaan komoditas global. “IHSG berpotensi menguat pada pekan depan dengan support 7.000-7.170,” kata dia.

Untuk sektor saham yang dapat dicermati antara lain bahan baku dan properti. Sedangkan rekomendasi saham, Cheryl memilih saham PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).


Pencatatan Obligasi pada 7-11 November 2022

Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Pada pekan ini BEI mencatat ada pencatatan 10 saham, dua obligasi, dan satu sukuk di pasar. Pada Senin, 7 November 2022, Obligasi III OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah II OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills mulai dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Obligasi III OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp 2,12 triliun terdiri dari 3 seri. Obligasi Seri A (OPPM03A) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 305,55 miliar dan jangka waktu 370 hari. Obligasi Seri B (OPPM03B) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 1,74 triliun dan jangka waktu 3 tahun. Obligasi Seri C (OPPM03C) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 74,57 miliar dan jangka waktu 5 tahun.

Sukuk Mudharabah II OKI Pulp & Paper Mills Tahun 2022 yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp 885,86 miliar juga terdiri dari 3 seri. Pertama, Sukuk Seri A (SMOPPM02A) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 627 miliar jangka waktu 370 hari.

Kedua, Sukuk Seri B (SMOPPM02B) yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp 255,18 miliar, jangka waktu 3 tahun; dan Sukuk Seri C (SMOPPM02C) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 3,67 miliar jangka waktu 5 tahun. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk tersebut adalah idA+ (Single A plus) dan idA+(sy) (Single A plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

 


Total Emisi Obligasi

Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selanjutnya pada Kamis, 10 November 2022, BEI menyebutkan Obligasi Berkelanjutan II Semen Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp 880,4 miliar  terdiri dari 2 seri. Obligasi Seri A (SMGR02ACN1) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 290,85 miliar, tingkat bunga tetap 7,20 persen per tahun dan jangka waktu 3 tahun sejak Tanggal Emisi.

Obligasi Seri B (SMGR02BCN1) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 589,55 miliar, tingkat bunga tetap 7,70 persen per tahun dan jangka waktu 5 tahun sejak Tanggal Emisi. Hasil pemeringkatan Pefindo untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total Emisi Obligasi

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 115 emisi dari 71 emiten senilai Rp145,30 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 521 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp466,19 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 126 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 178 seri dengan nilai nominal Rp5.133,56 triliun dan USD438,31 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,11 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya