Harga Kripto Hari Ini 12 November 2022: Bitcoin Kembali Terperosok

Harga bitcoin dan kripto jajaran teratas lainnya masih lesu pada perdagangan Sabtu, 12 November 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Nov 2022, 11:19 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan jajaran kripto teratas lainnya bergerak di zona merah pada perdagangan Sabtu, 12 November 2022. Pada akhir pekan ini, hanya kripto ethereum dan tether yang bergerak di zona hijau.

Mengutip data Coinmarketcap, Sabtu (12/11/2022),  kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bitcoin (BTC) merosot 1 persen dalam 24 jam terakhir. Bahkan dalam sepekan terakhir, harga bitcoin tumbang 21,24 persen. Saat ini, harga bitcoin sentuh posisi USD 16.852,27 atau sekitar Rp 260,69 juta (asumsi kurs Rp 15.469 per dolar AS).

Sedangkan ethereum (ETH) bergerak di zona hijau dalam 24 jam terakhir. Harga ethereum melonjak 2,03 persen. Namun, selama sepekan terakhir, harga ethereum anjlok 23,37 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.259,66 atau sekitar Rp 19,47 juta.

Kemudian, harga binance coin (BNB) merosot tersungkur 2,87 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga BNB tergelincir 20,19 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 283,57.

Selanjutnya harga XRP turun 0,83 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga XRP terpangkas 24,52 persen. Kini, harga XRP berada di posisi USD 0,3752.

Demikian juga harga cardano (ADA) yang terperosok 3,59 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga cardano susut 19,07 persen. Saat ini, harga cardano berada di posisi USD 0,3462.

Harga dogecoin (DOGE) turun 2,7 persen dalam 24 jam terakhir. Bahkan selama sepekan terakhir, harga dogecoin jatuh 34,04 persen. Kini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,08231.

Sementara itu, harga polygon (MATIC) susut 3,58 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga polygon susut16,89 persen. Kini harga polygon berada di posisi USD 1,00.

Stablecoin seperti tether naik 0,31 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga tether susut 0,17 persen. Saat ini, harga tether (USDT) berada di posisi USD 1.

Selanjutnya harga USD Coin (USDC) bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga USDC naik 0,03 persen.

Demikian juga harga binance USD (BUSD) turun 0,12 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BUSD naik tipis 0,16 persen. Kini, harga BUSD berada di posisi USD 1,00.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Regulator AS Selidiki FTX Terkait Dugaan Salah Menangani Dana Pelanggan

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, di tengah krisis likuiditas yang dialami pertukaran kripto FTX dan gagalnya akuisisi dari Binance untuk membantu. Sekarang, FTX menghadapi regulator AS yang sedang mencari tahu apakah FTX berpotensi salah menangani dana pelanggan di platformnya.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (11/11/2022), Komisi Sekuritas AS (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) sedang menyelidiki hubungan FTX dengan entitas saudaranya Alameda Research serta dengan FTX AS. 

Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, tetapi telah dimulai berbulan-bulan yang lalu sebagai penyelidikan terhadap FTX AS dan aktivitas pinjaman kripto-nya, menurut laporan bloomberg. Namun penyelidikan ini diperluas terkait kasus baru yang menimpa FTX. 

Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang dijalankan oleh kepala FTX Sam Bankman-Fried, tertangkap di mata badai minggu ini ketika keuangan neraca yang bocor mengungkapkan hubungan dekat yang tidak biasa dengan FTX melalui token FTT asli bursa. 

Changpeng Zhao, kepala eksekutif Binance, mengirimkan gelombang kejutan di Twitter ketika dia menulis perusahaannya, sebagai investor awal di FTX dan pemegang besar tokennya, akan melikuidasi posisinya di FTT.

Sejak serangkaian Tweet itu, pemegang FTT Coin telah berbondong-bondong menjual token mereka. Zhao mengklaim Bankman-Fried kemudian memanggilnya, meminta Binance untuk menyelamatkan perusahaannya yang bermasalah


Binance Mundur dari Akuisisi FTX

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Binance dan FTX pada Selasa, 8 November 2022 keduanya mengungkapkan telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat yang memberikan opsi untuk membeli FTX sambil menunggu uji tuntas. 

Namun pada Rabu, Binance mengumumkan telah mundur dari kesepakatan akuisisi itu karena adanya beberapa faktor. 

“Setelah melakukan uji tuntas perusahaan serta adanya laporan berita terbaru mengenai dana pelanggan yang salah penanganan dan dugaan investigasi agensi AS,” tulis Binance di Twitter.

Binance kemudian mencatat mereka ingin membantu pelanggan FTX tetapi masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan Binance membantu. Pertukaran kripto terbesar itu lebih lanjut mengatakan setiap kali bisnis kripto besar gagal, investor ritel yang menderita.


Bitcoin Rp 52,6 Triliun Disita Departemen Kehakiman AS, Ada Apa?

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, Departemen Kehakiman (DOJ) mengumumkan pada hari Senin bahwa Bitcoin senilai lebih dari USD 3,36 miliar atau sekitar Rp 52,6 triliun yang berafiliasi dengan pasar gelap Silk Road disita oleh penegak hukum pada November 2021.

Pengungkapan oleh Kantor Kejaksaan AS datang setelah James Zhong, orang yang bertanggung jawab untuk menerima 50.676 Bitcoin pada September 2012, mengaku bersalah atas satu tuduhan penipuan dalam jaringan pada Jumat. Sepuluh tahun yang lalu, satu Bitcoin bernilai sekitar USD 10,00.

Kasus ini menjadi penyitaan Bitcoin terbesar kedua dalam sejarah DOJ hanya dikalahkan oleh penyitaan 94.000 Bitcoin yang dicuri dalam peretasan Bitfinex 2016. Atas dugaan kejahatan ini, Zhong bisa bisa dipenjara dengan maksimal hukuman 20 tahun. 

Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York Damian Williams mengatakan selama hampir sepuluh tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang ini telah menggelembung menjadi misteri.

"Dalam memecahkan kasus ini, penegak hukum menemukan dana menggunakan pelacakan cryptocurrency dan cara penyelidikan polisi tradisional," kata Williams dikutip dari Decrypt, Rabu (9/11/2022).


Skema Perdagangan Zhong

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Zhong diduga menggunakan skema perdagangan pada September 2012 untuk menipu Silk Road dari Bitcoin-nya tanpa mencantumkan atau membeli barang nyata apa pun dari pasarnya. 

Pasar gelap sering digunakan untuk memperdagangkan obat-obatan terlarang dan barang-barang terlarang lainnya sebelum pendirinya, Ross Ulbricht, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2015.

Dengan cepat memicu lebih dari 140 transaksi back-to-back, Zhong menipu sistem pemrosesan penarikan Silk Road untuk melepaskan 50.000 koin ke beberapa akunnya, semuanya sambil mempertahankan anonimitas, klaim DOJ.

Lima tahun kemudian, Zhong juga diduga menerima Bitcoin Cash (BCH) dalam jumlah yang sama versi Bitcoin yang dirancang untuk skalabilitas yang lebih besar hanya dengan memegang Bitcoin yang sebelumnya dicuri. 

Dia kemudian menjual BCH itu di pertukaran cryptocurrency luar negeri dengan tambahan 3.500 Bitcoin, menurut pernyataan DOJ.

Meskipun alamat Bitcoin secara teknis pseudonim atau nama samaran, setiap transfer dicatat di blockchain yang tersedia untuk umum. Dengan demikian, badan intelijen dapat melacak sumber koin tersebut menggunakan teknik canggih.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya