Sejumlah Petinggi Twitter Undur Diri dari Perusahaan

Beberapa petinggi Twitter meninggalkan jabatannya, di mana salah satunya kerap membela Elon Musk selama ia memimpin perusahaan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Nov 2022, 17:00 WIB
Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Liputan6.com, Jakarta - Badai masalah di Twitter usai diambil alih Elon Musk belum usai. Kali ini, perusahaan kembali ditinggal oleh sejumlah petingginya.

Dikabarkan pertama kali mengundurkan diri dari Twitter adalah Lea Kissner, yang sebelumnya menjabat sebagai eksekutif keamanan siber terkemuka mereka.

Yoel Roth, Head of Trust and Safety yang selama ini diketahui kerap membela Musk selama dua pekan kepemimpinannya, mundur dari perusahaan pada hari Kamis pekan ini.

Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (12/11/2022), Robin Wheeler, pimpinan dari tim marketing dan sales, juga dilaporkan cabut dari perusahaan. Namun kemudian, ia mengklarifikasi dirinya masih tetap bertahan di Twitter.

Roth sendiri menjadi corong bagi Twitter sering menegaskan soal usaha moderasi perusahaan. Salah satunya saat dirinya mencuit, belum ada kebijakan baru soal moderasi usai media sosial itu diambil alih Elon Musk.

Selain itu, Twitter juga ditinggal Chief Privacy Officer Damien Kieran dan Chief Compliance Officer Marianne Fogarty.

Adapun, Kieran dan Kissner sudah mengonfirmasi kabar mundurnya mereka dari Twitter, melalui akun media sosialnya.

Mengutip New York Post, Kieran sudah mengganti bio Twitter-nya sebagai "Ex-Chief Privacy Officer." Dia juga mengunggah foto laptop dan tanda pengenal kantor di akun dengan handle @Damokieran tersebut.

Kissner juga mengganti bio-nya jadi "(now former)" Chief Information Security Officer dan menuliskan: "Saya membuat keputusan yang berat meninggalkan Twitter."

 


Twitter PHK Karyawan

Twitter | unsplash.com/@martenbjork

Mundurnya sejumlah petinggi ini menyusul adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di Twitter, di bawah kendali sang CEO Tesla.

Menurut laporan, setidaknya ada sekitar 3.700 hingga 3.800 karyawan yang terdampak putusan ini, atau sekitar setengah dari keseluruhan karyawan.

Namun dari laporan terbaru Bloomberg, perusahaan ternyata meminta sejumlah karyawan untuk kembali ke Twitter. Informasi ini diketahui dari dua sumber anonim yang mengetahui hal tersebut.

Mengutip informasi dari Engadget, Selasa (8/11/2022), keputusan ini diambil karena perusahaan menyadari ada beberapa pemecatan dilakukan secara tidak sengaja.

Lalu, perusahaan juga baru menyadari ada beberapa karyawan terdampak pemecatan ternyata memiliki pengalaman untuk membantu pengembangan fitur dalam Twitter di bawah kepemimpinan Elon Musk.


Elon Musk Pecat Parag Agrawal

CEO Twitter baru, Parag Agrawal, yang menggantikan Jack Dorsey (Foto: The Verge).

Terkait laporan ini, Twitter memang belum komentar apa pun. Kendati demikian, ada laporan menyebut, perusahaan membutuhkan kembali para karyawan yang bertugas sebagai pengembang Android dan iOS.

Di sisi lain, para karyawan terdampak pemecatan ini dilaporkan telah melayangkan gugatan hukum class action terhadap Twitter di pengadilan federal San Fransisco.

Dalam gugatannya, mereka menyebut tindak PHK yang dilakukan perusahaan dengan ikon bentuk burung berwarna biru itu bertentangan dengan hukum.

Sebelumnya, Elon Musk juga memecat Parag Agrawal dari jabatannya sebagai CEO, satu hari setelah ia mengambil alih perusahaan. Beberapa eksekutif lain pun juga ditendang keluar.

Mereka adalah CFO Ned Segal dan Kepala Kebijakan Vijaya Gadde, penasehat Umum Twitter Sean Edgett, hingga Chief Customer Officer Sarah Personette, juga menjadi salah satu eksekutif yang dicopot dari jabatannya.


Elon Musk Ungkap Twitter Berisiko Bangkrut

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Elon Musk dilaporkan baru berkomunikasi kepada para karyawan Twitter usai dua minggu mengambil alih perusahaan tersebut. Dalam komunikasi pertamanya pada para karyawan, CEO Tesla itu banyak membicarakan kondisi perusahaan.

Salah satunya, menurut laporan The Information dan Platformer, Elon Musk terang-terangan menyebut Twittter telah kehilangan banyak uang. Karenanya, tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan (bangkrut).

Mengutip informasi dari Engadget, Sabtu (12/11/2022), Twitter memang belum menghasilkan keuntungan sejak 2019. Bahkan, ketika Elon Musk mengambil alih perusahaan, pendapatan iklan menurun secara signifikan, karena banyak pengiklan mundur.

Dengan kondisi ini, Musk menuturkan, perusahaan akan memiliki arus kas negatif hingga beberapa miliar dolar di tahun depan. Untuk itu, ia menyebut masa depan perusahaan akan bergantung pada layanan Twitter Blue yang kini hadir dengan sejumlah fitur baru.

"Alasan kami cukup keras (menghadirkan) pelanggan adalah untuk menjaga Twitter tetap hidup," tuturnya. Di samping itu, sejumlah petinggi perusahaan dilaporkan telah mengundurkan diri.

Beberapa di antaranya yang diketahui sudah mengundurkan diri adalah Chief Information Security Officer, Chief Privacy Officer, dan Chief Compliance Officer. Menyusul kemudian, ada Head of Trust and Safety Yoel Reth dan VP of Client Solutions Robin Wheeler.

Topik lain yang dibahas Elon Musk dalam pesannya tersebut adalah larangan karyawan Twitter melakukan WFH (Work From Home). Ia menegaskan, karyawan harus menghabiskan 40 jam seminggu di kantor, kecuali jika ada izin dari manajemen.

(Dio/Ysl)

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya