Liputan6.com, Yogyakarta - Gatot merupakan makanan tradisional asli Gunungkidul, Yogyakarta. Gatot biasanya disantap dengan sayuran sebagai pengganti nasi.
Perpaduan rasa manis, lezat, dan gurih yang dihasilkan gatot membuat sajian ini banyak dicari. Meski terkesan sederhana, ternyata gatot juga mengandung banyak gizi.
Mengutip dari beberapa sumber, gatot memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, sama seperti makan pokok lainnya, yakni beras, tiwul, dan nasi jagung, Kudapan Gunungkidul mengandung asam amino atau protein yang lebih besar dibanding dengan bahan pembuatannya (kayu).
Hal tersebut dikarenakan adanya jamur yang memproduksi protein dari bahan pati ubi kayu. Alhasil, gatot layak dijadikan sebagai salah satu makan yang kaya akan gizi dan dapat dijadikan sebagai penganti beras.
Baca Juga
Advertisement
Gatot melalui proses pembuatan yang cukup lama. Pembuatannga diawali dari proses fermentasi ketela dengan cara dijemur hingga muncul jamur hasil fermentasi berupa geplek.
Selanjutnya, geplek direndam selama dua malam hingga ketela bertekstur kenyal, setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya. Kemudian, geplek tersebut dipotong kecil-kecil dan direndam selama satu malam.
Usai perendaman, gatot masih harus melalui proses perebusan selama dua jam. Saat perebusan, biasanya akan ditambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar memberi rasa manis dan gurih.
Selain tiga bumbu di atas, biasanya juga akan ditambahkan parutan kelapa. Parutan kelapa dapat memberikan tekstur serta menambahkan rasa yang lebih lezat pada gatot singkong.
(Resla Aknaita Chak)
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)