Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kesehatan adalah kekayaan manusia yang paling utama. Nasib perekonomian sangat erat dengan kondisi kesehatan, hal ini terasa nyata pada saat pandemi COVID-19 di awal-awal. Maka dibutuhkan dibutuhkan jalinan antara keuangan dan kesehatan yang kuat untuk menjadikan masyarakat global menjadi lebih kuat. Untuk itu dibutuhkan dana darurat pandemi.
Dana pandemi (pandemic fund) akan memberikan pembiayaan untuk kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi yang akan datang. Hal itu disampaikan Menkes pada pembukaan the 2nd Joint Finance and Health Ministers’ Meeting di Bali, pada Sabtu, 12 November 2022.
Advertisement
“Dana pandemi adalah landasan dimana kami akan membangun kembali dan memperkuat arsitektur kesehatan global," lanjut Budi.
Di kesempatan tersebut, Budi melaporkan penyelesaian evaluasi ACT-A untuk meningkatkan akses ke penanggulangan medis pandemi. Lalu, membuka jalan bagi peningkatan berbagi pengawasan genomik secara global serta memungkinkan kebebasan perjalanan internasional melalui sistem sertifikat kesehatan yang dapat dioperasikan.
Kemajuan lain adalah memetakan jaringan penelitian dan pembuatan vaksin, terapi dan diagnostik yang ada dan sedang berkembang.
Pembiayaan untuk kapasitas PPR itu dilakukan dengan dengan mengatasi kesenjangan kritis sesuai standar International Health Regulation (2005), antara lain: surveilans penyakit, sistem laboratorium, penguatan tenaga kesehatan, dan kesiapan penanggulangan medis.
“Ke depan, kita harus menyepakati bagaimana kita akan memanfaatkan dana pandemi dengan sebaik-baiknya untuk menciptakan dunia yang lebih tangguh dan tahan pandemik,” lanjut Budi.
G20 Bentuk Kerja Sama untuk Capai Stabilitas Keuangan Global
Dalam tujuan awalnya, G20 berfungsi sebagai platform kerja sama internasional untuk mencapai stabilitas keuangan global. Sementara itu, kerja sama antara keuangan dan kesehatan G20 yang dibahas kali ini merupakan kerja sama yang membantu keluar dari krisis menuju perdamaian, dari trauma menuju kemenangan, dari bencana menuju pemulihan, dari penyakit dan kemiskinan menuju kesehatan dan kemakmuran seperti disampaikan Budi.
“Harapan saya adalah ikatan antara keuangan dan kesehatan akan tetap kuat di tahun-tahun mendatang, karena pekerjaan penting kita untuk memperkuat arsitektur kesehatan global tetap relevan seperti sebelumnya, karena kekayaan terbaik adalah kesehatan,” tuturnya.
Advertisement
Alasan Fokus G20 di Aspek Kesehatan
Dalam konferensi pers, Sabtu, 12 November 2022 malam, Budi mengatakan bahwa G20 pada tahun 2008 semula memiliki mandat untuk menyelesaikan permasalahan di sektor ekonomi. Sementara itu, G20 saat ini lebih memperhatikan masalah kesehatan.
"Masalah kesehatan membawa dampak ekonomi secara global. Ini berdampak pada adanya krisis ekonomi yang signifikan pada hal lainnya," kata Budi mengutip Antara.
Menurut Budi, frekuensi krisis kesehatan dalam kurun beberapa bulan terakhir bergerak lebih sering. Misalnya, kemunculan cacar monyet sebagai pandemi yang berskala kecil.
Untuk itu, Presidensi Indonesia di G20 tahun ini fokus pada pembenahan arsitektur kesehatan global dengan mereplikasi arsitektur keuangan global yang sebelumnya melahirkan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Diplomasi Indonesia pada G20 tahun ini berhasil membentuk dana pandemi (pandemic fund) sebagai bekal keuangan bagi negara-negara dalam menghadapi pandemi berikutnya.
Baca Juga