Liputan6.com, Bandung Kasus tuberkulosis (TBC) periode Januari - Oktober 2022, ditemukan dan diobati sebanyak 103.036 kasus TBC dengan keberhasilan pengobatan sebesar 74 persen di Provinsi Jawa Barat. Dari jumlah itu 93.103 kasus dipastikan penyakit TBC dan telah diobati.
Sebelumnya, pada tahun 2021 Jawa Barat telah menemukan dan mengobati 93.482 kasus TBC dari estimasi 128.057 kasus.Dalam kurun dua periode itu masing-masing besaran keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74 persen.
Advertisement
“Capaian keberhasilan pengobatan Provinsi Jawa Barat untuk Tahun 2020 berada di angka 83 persen dari target 90 persen. Pada tahun 2021 sampai triwulan III tahun 2022 sudah berada di angka 74 persen,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi, dilansir dari laman resminya ditulis, Bandung.
Dengan angka tersebut, Nina yakin Provinsi Jawa Barat telah mencapai target untuk Treatment Success Rate di 2021 lalu.
Situasi TBC di Jawa Barat pada tahun 2021 memiliki 128.057 estimasi kasus dengan target penurunan insidensi TB 2024 sebanyak 190 per 100.000 penduduk.
Perbanyak Penemuan Kasus TBC
Nina menyebutkan strategi utama percepatan eliminasi TBC difokuskan pada peningkatan penemuan kasusnya.
“Fokus pada upaya peningkatan deteksi kasus dengan melakukan skrining TBC pada populasi berisiko, investigasi pada kontak serumah, peningkatan akses pada layanan diagnosis TBC, optimalisasi pencatatan dan pelaporan TBC pada sistem informasi dan perluasan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT),” kata Nina.
Nina menambahkan jumlah penduduk Jawa Barat tahun 2020 mencapai 48,274 juta jiwa. Penduduk paling besar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 5,43 juta jiwa atau 11,24 persen dari penduduk Jawa Barat.
Penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 70,68 persen, dimana Indonesia masih dalam masa bonus demografi.
Rasio jenis kelamin sebesar 103, dimana jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
“Di Jawa Barat terdapat 3.171 layanan TBC yang bisa dimaksimalkan sebagai salah satu upaya eliminasi TBC tahun 2030,” ucap Nina.
Salah satu upaya eliminasi TBC pada 2030 sebut Nina, yaitu menjalankan Perpres No. 67 Tahun 2021 sebagai strategi nasional penanggulangan TB.
Fokusnya pada penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah daerah, peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC, peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang penanggulangan TBC, peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya dalam penanggulangan TBC serta penguatan manajemen program.
Advertisement
Target Kemenkes Temukan Kasus TBC
Upaya Jawa Barat sejalan dengan Kementerian Kesehatan yang meminta sebanyak mungkin ditemukan pasien tuberkulosis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan mulai Januari tahun 2023 pemeriksaan TBC harus mencapai 60.000 kasus per bulannya. Upaya ini dilakukan untuk mendukung eliminasi TBC tahun 2030.
“Saya minta mulai Januari 2023, penemuan insiden TBC harus mencapai 60.000 per bulan by name by address,” kata Menkes saat membuka pertemuan multisektor High Mevel Meeting (HLM) Tuberkulosis 2022 yang digelar di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, 9 November 2022.
Budi mengatakan bahwa penambahan target ini untuk mendorong laju pemeriksaan TBC yang saat ini masih rendah. Dari target 969 ribu angka insiden TBC di tahun 2021, baru 50-60 persen atau sekitar 500-600 ribu kasus yang ditemukan. Menkes lantas membandingkan dengan laju pemeriksaan COVID-19.
“Kalau di bandingin dengan COVID-19, dalam kurun waktu 18 bulan kita bisa mendeteksi 6,5 juta kasus by name by address. Padahal pemeriksaannya sama-sama pakai molekuler, kalau TBC pakai TCM kalau COVID-19 pakai PCR,” terangnya dalam keterangan yang diterima dari Kemenkes.