Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) siap memasok listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 210 megawatt (MW) untuk mendukung seluruh kegiatan operasional Amazon Web Services (AWS) di Indonesia.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penyediaan Listrik EBT antara PLN dan Amazon di acara Tri Hita Karana (THK) Forum, pada rangkaian acara B20 di BNDCC, Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022) kemarin.
Advertisement
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kerja sama pengembangan EBT ini adalah bagian upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan dan keamanan pasokan listrik dalam negeri. Pemerintah melalui PT PLN (Persero) terus mendorong eksplorasi pengembangan EBT, mengingat potensinya masih cukup besar.
"Komitmen antara PLN dan Amazon ini penting untuk mempercepat transisi menuju energi bersih. Hal ini penting untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, memenuhi kebutuhan energi kita, serta membuka lapangan-lapangan kerja baru," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (14/11/2022).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN mendukung langkah Amazon berkomitmen untuk mencapai net zero emission dan menggunakan 100 persen listrik EBT.
“Ini merupakan kerja sama dua perusahaan kelas dunia, PLN dan Amazon untuk bersama-sama mendukung transisi energi di Indonesia," ungkap Darmawan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PLN membangun empat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 210 MW. Keempat PLTS tersebut yaitu PLTS Bali Barat (25 MW), PLTS Bali Timur (25 MW), PLTS Karangkates (100 MW), dan PLTS Saguling (60 MW). Dalam 2 tahun ke depan, Amazon akan dialiri listrik bersih dari PLN dengan nol emisi karbon.
"Kolaborasi ini adalah pondasi penting untuk kerja sama yang lebih erat di masa depan. Saya berharap kolaborasi dengan perusahaan yang berkesadaran lingkungan seperti ini akan semakin banyak di Indonesia," tambahnya.
Ditopang EBT
Managing Director, Data Center Planning & Delivery untuk Asia-Pasifik, Jepang & Cina, Amazon Web Services, Carly Wishart mengatakan, Amazon tengah mendorong semua kegiatan operasionalnya 100 persen ditopang oleh EBT pada 2025, atau 5 tahun lebih cepat dari target awal tahun 2030.
“Kami dengan bangga mengumumkan proyek energi terbarukan pertama kami di Indonesia yang bekerja sama dengan PLN. Kolaborasi ini menempatkan Amazon di jalur yang tepat menuju 100 persen pemanfaatan EBT di Indonesia,” kata Wishart.
Selain itu, ia juga mengapresiasi tim PLN dan Amazon yang telah bekerja keras untuk merintis mekanisme baru terkait pengadaan EBT untuk perusahaannya. Ia berharap kerja sama ini akan terus berlanjut sehingga PLN bisa membantu mewujudkan jaringan listrik nol karbon di seluruh operasional bisnis Amazon.
"Kami berkomitmen pada visi tersebut dan berupaya mewujudkannya melalui pembelian energi terbarukan dan inisiatif kebijakan. Kami menantikan kolaborasi berkelanjutan dengan PLN untuk memungkinkan lebih banyak proyek energi terbarukan di Indonesia,” tutupnya.
Advertisement
PLN Kembangkan EBT, Menko Luhut Siap Sambut Investasi USD 700 Miliar
Indonesia saat ini dalam upaya mempercepat transisi energi guna mencapai target net zero emission pada 2060. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat BNEF Summit di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).
Dalam kesempatan itu, Luhut dengan tegas mengatakan bahwa target tersebut sangat mungkin dicapai mengingat potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia cukup besar yaitu mencapai 437 gigawatt (GW). Pemerintah melalui PT PLN (Persero) siap mengembangkan potensi energi bersih tersebut.
"Pak Darmawan (Direktur Utama PLN) menyebutkan dan mengingatkan saya bahwa hingga tahun 2060 potensi investasi energi terbarukan sekitar USD700 miliar. Jadi ini kue besar. Makanya saya sangat percaya diri bahwa Indonesia bisa mempercepat transisi energi karena begitu banyak potensi yang bisa kita lakukan di negara ini, jika kita kelola dengan baik," ujar Luhut.
Dengan besarnya potensi EBT yang dimiliki Indonesia, menurut Luhut, hal ini bisa menjadi peluang kerja sama bagi seluruh negara global untuk bersama menurunkan emisi karbon.
"Anda bisa melihat, Indonesia berkomitmen untuk net zero emission 2060 atau lebih cepat. Dan kembali, saya yakin kita bisa mewujudkan hal itu lebih cepat. Teknologi dan teamwork, dan kami belajar," ujar Luhut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai langkah transisi energi ini perlu dilakukan untuk bisa menjamin masa depan anak bangsa ke depan. Hal ini juga menjadi nilai yang diusung oleh PLN untuk berkomitmen penuh dalam transisi energi.
"Dalam hal ini PLN memutuskan bahwa kita punya komitmen penuh untuk melakukan itu. Kita melakukan bukan hanya karena ada perjanjian internasional. Bukan hanya karena suatu kebijakan. Kita melakukan itu karena kita betul-betul peduli," kata Darmawan dalam kesempatan yang sama.
Upaya PLN
Berbagai upaya telah dilakukan PLN dalam agenda transisi energi. Selain gencar membangun pembangkit berbasis EBT, PLN juga mendorong ekosistem kendaraan listrik sehingga bisa menurunkan angka ketergantungan energi fosil di tengah tantangan target net zero emission dan krisis energi.
"Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa dalam waktu dekat, energi bersih akan menjamin ketahanan dan keterjangkauan energi," kata Darmawan.
Misalnya, dalam jangka pendek penggunaan gas alam merupakan salah satu strategi penting dalam transisi energi selain pada pengembangan EBT. Dalam jangka panjang, PLN fokus pada pengembangan energi terbarukan skala besar yang dikombinasikan dengan penyimpanan energi dan interkoneksi.
"Kita sudah berhasil menghapus 13 GW pembangkit listrik batu bara dalam fase perencanaan. Artinya apa kita sudah bisa menghindari CO2 emisi sebesar 1,8 miliar ton selama 25 tahun," ujar Darmawan.
Selain itu, PLN juga sudah mengubah perencanaan pembangunan pembangkit batubara sebesar 1,1 GW menjadi berbasis energi bersih dan 880 MW pembangkit batu bara yang dikonversi menjadi berbasis gas.
"Kita juga membangun RUPTL yang sangat agresif dalam menambahkan EBT sebesar 20.9 GW atau 51.6 persen penambahan pembangkit dari 2021-2030 itu berbasis EBT. Ini adalah RUPTL yang terhijau dalam sejarah PLN maupun dalam sejarah Indonesia," ujarr Darmawan.
Darmawan menambahkan pada tahun ini dari upaya tersebut PLN mampu menurunkan emisi hingga 35 juta ton. Namun, jika tidak ada upaya maksimal, emisi karbon bisa mencapai 240 juta ton.
"Jadi ini penting sekali bagaimana semua ini bukan hanya dalam satu high level strategy, tapi bisa di translate menjadi operasional yang efektif di lapangan," ujar Darmawan.
Oleh karena itu, perlu adanya inovasi teknologi, pembiayaan, dan kebijakan yang memungkinkan energi terbarukan dikembangkan secara besar-besaran. PLN sendiri kata Darmawan, telah mengembangkan peta jalan yang komprehensif untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.
"PLN berkomitmen penuh terhadap emisi nol bersih. Di masa lalu bisnis utama kami adalah menyediakan listrik bagi pelanggan, namun ke depan tugas utama PLN adalah menjaga lingkungan yang baik dan listrik menjadi salah satu produk bisnis perseroan," kata Darmawan.
Advertisement