Iming-Iming Bonus Rp 16 Triliun, Presiden Barcelona Makin Nafsu dengan Liga Super Eropa

Presiden Barcelona Joan Laporta berapi-api mengungkapkan soal Liga Super Eropa yang bisa menguntungkan klub, utamanya klub-klub besar di Eropa.

oleh Defri Saefullah diperbarui 14 Nov 2022, 09:00 WIB
Presiden Barcelona Joan Laporta. (Pau BARRENA / AFP)

Liputan6.com, Barcelona- Presiden Barcelona, Joan Laporta makin tergila-gila dengan wacana Liga Super Eropa atau LSE yang diusung mereka dan dua klub lainnya Real Madrid dan Juventus. Uang menjadi motivasi Joan Laporta.

Dia mengatakan, Barca bisa mendapatkan bonus 1 miliar euro atau Rp 16 Triliun kalau Liga Super Eropa berjalan. Ini diyakininya bisa mengatasi masalah keuangan klub sehingga bisa lebih kompetitif.

"Sebagai awal, bakal ada bonus sebesar 1 miliar euro untuk para klub pendiri," kata Joan Laporta kepada sport.

"Tiap musim, kami bisa mendapatkan sekitar 300 juta euro. Lebih dari itu, Liga Super Eropa ini diatur klub. UEFA akan terliba sebagai regulator, tapi klub tetap pemilik mayoritas."

Ide LSE digulirkan sejak April 2021, tapi runtuh dalam 48 jam. Ini setelah klub-klub Liga Inggris mundur menyusul banyaknya tekanan.

 


Dibawa ke Pengadilan

Presiden Klub Barcelona, Joan Laporta berhasil meyakinkan Xavi Hernandez untuk menangani Barcelona setelah kesuksesannya membesut Al-Sadd di Liga Qatar dengan raihan deretan trofi domestik. (AFP/Lluis Gene)

 

Nasib LSE sendiri saat ini akan diputuskan oleh pengadilan Eropa. Kabarnya keputusan akan keluar di bulan depan.

Madrid, Barcelona dan Juventus ingin melawan monopoli yang dilakukan UEFA. Hingga kini, UEFA maupun FIFA mengutuk keras rencana LSE ini.

"Kami berharap keputusan keluar pada Maret tahun depan dari pengadilan Eropa di Luksemburg dan memulai dialog dengan UEFA. Saya kini kompetisi bisa berjalan di musim-musim berikutnya," kata Laporta.

"CEO Liga Super Eropa Bernd Reichard sudah bertemu Presiden UEFA, Alesander Ceferin yang merupakan langkah maju. Yang ingin kami lakukan adalah memperbaiki sepak bola, menjaga kelangsungan sepak bola, sehingga klub terhindar dari kebangkrutan."

 


Banyak Utang

Pelatih baru Barcelona Xavi Hernandez (kanan) melambai ke penonton di sebelah presiden Barcelona Joan Laporta selama presentasi resminya di stadion Camp Nou, Spanyol, Senin (8/11/2021). Xavi dikontrak selama dua tahun sampai Juni 2023 mendatang. (AP Photo/Joan Monfort)

 

Barcelona sangat berkepentingan dengan wacana LSE. Maklum, Barca masih dililit utang besar yang ditaksir mencapai 1,35 miliar euro.

Paket penjualan aset sudah membantu Barca kurangi utang. Barca pun bisa belanja sebesar 150 juta euro di bursa transfer.

"Penjualan aset sudah membantu kami untuk keluar dari kebangkrutan dan membangun tim yang kompetitif," kata Laporta.

 


Rumit

Presiden Barcelona Joan Laporta (kiri) dan pemain barunya Hector Bellerin bersorak saat diperkenalkan secara resmi menjelang Liga Champions kontra Viktoria Plzen di Ciudad Deportiva dekat Barcelona pada 6 September 2022. Kedatangan bek 27 tahun ini bakal mengisi pos bek kanan Barca menyusul kepergian Sergino Dest. (Photo by Josep LAGO / AFP)

 

Laporta juga bicara soal kemungkinan beli pemain di musim dingin. Dia mengatakan itu jadi persoalan sulit dan Barca mungkin tak membeli pemain baru.

"Kami masih alami masalah fair play apalagi setelah kami gagal di fase grup Liga Champions yang membuat pendapatan kami berkurang," katanya.

 


Peringkat

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya