Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memuji bus listrik merek Foxtron yang diproduksi dari hasil kerja sama antara Indika Energy Group dengan perusahaan asal Taiwan, Foxconn.
Bahkan Bahlil menyebut Foxtron sebagai bus listrik terbaik di antara bus listrik yang digunakan dalam perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali.
Advertisement
"Ini adalah bus terbaik dibandingkan dengan bus listrik yang datang" kata Bahlil dalam Electric Bus Grant Ceremony di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).
Pujian tersebut disampaikan langsung di depan Bos Faxconn, Young Liu dan Indika Energy Group, Arshad Rasyid. Tak hanya itu, Bahlil juga menyebut banyak menteri-menteri yang ikut kepincut dengan bus listrik berwarna merah ini. Sehingga dia menyarankan agar Foxonn juga mensponsori kementerian negara lainnya.
"Karena bus itu kita mendapatkan masalah, karena menteri menteri lain minta bus itu," kata dia.
"Jadi saya katakan Pak Liu bagaimana bisa menyelesaikan masalah. Kelihatannya Lak Liu harus juga memberikan kepada menteri menteri lain," kata dia.
Sebagai informasi, Foxtron merupakan salah satu kendaraan listrik niaga yang diproduksi Foxconn dengan model T. Bus besar ini memiliki lantai yang rendah agar memudahkan akses penumpang masuk dan keluar.
Foxtron didatangkan secara utuh dari Taiwan ke Indonesia. Meski begitu ada beberapa bagian kabin yang ada diubah oleh PT Beladi Cakra Persada atau Karoseri Cakra. Perubahan dilakukan dalam rangka mengikuti standar bagian keselamatan di Indonesia.
Bus Model T ini menggunakan spion kamera, sehingga masih perlu dilakukan penyesuaian. Selain spion, ada beberapa komponen yang ditambah pada bagian kabin, terutama untuk keamanan.
Bus ini juga terbilang sangat sederhana karena bentuknya mengotak tanpa ada tarikan garis yang tajam. Selain itu, bentuk lampu depannya pun minimalis, sangat futuristis dan terkesan simpel.
Amazon Pakai Listrik Energi Bersih PLN, Jeff Bezos Ajak CEO Lain Ikutan
Executive Chairman Amazon Jeff Bezos menegaskan komitmen dalam menekan dampak emisi karbon di sektor bisnis. Dia pun mengajak pebisnis di Forum B20 yang hadir dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 untuk ikut serta aktif menekan emisi karbon.
Hal ini menyusul perjanjian kerja sama antara Amazon dengan PT PLN (Persero) soal proyek listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 210 Megawatt (MW). Nantinya ini akan digunakan untuk operasional Amazon kedepannya.
Langkah ini, menurut Jeff Bezos, merupakan satu hal yang bisa dilakukan untuk menangkal wfek perubahan iklim. Maka, hal yang sama bisa dilakukan oleh perusahaan lain di lingkup anggota G20.
"Baru kemarin, kami mengumumkan kesepakatan dengan PLN untuk energi terbarukan 210 megawatt di empat proyek surya skala utilitas di Indonesia. Ini merupakan kesepakatan pertama di Indonesia. Amazon mengundang perusahaan lain untuk bergabung dengan janji iklim, dan 376 telah melakukannya hari ini," ujarnya dalam B20 Summit, Senin (14/11/2022).
Dengan semakin banyak yang terlibat, Jeff Bezos optimistis beberapa tantangan krisis iklim bisa dihadapi. Bahkan ada dua hal yang bisa dicapai sekaligus.
Yakni, bisa melindungi planet bumi dari dampak krisis iklim di satu sisi, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di sisi lain.
"Kami akan menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya," tegaanya.
Dia memandang tantangan bagi umat manusia kedepannya, dari krisis iklim adalah sesuatu yang besar. Maka, diperlukan kerja sama baik itu antar pengusaha maupun pengusaha swasta dan pemerintah.
"Tantangan kemanusiaan kita sangat besar. Dengan berjalan berdampingan bekerja sama kapasitas manusia kita untuk menyelesaikannya bahkan lebih besar. Jangan kehilangan kepercayaan, dan jangan pernah biarkan siapa pun memberi tahu Anda bahwa itu tidak mungkin," pungkasnya.
Advertisement
Jangan Terjebak
Lebih lanjut, pendiri Bezos Earth Fund ini juga mengajak para pebisnis untuk bergabung memberikan pembiayaan untuk mengatasi krisis iklim. Menurutnya, ini tidak serta merta menjadi lahan yang tidak menguntungkan secara bisnis.
Sebaliknya, dari kacamata Jeff Bezos, pembenahan dari dampak krisis iklim bisa membawa pengembangan teknologi ke arah yang lebih baru. Lebih lagi, itu juga akan membawa kepada efisiensi produksi.
"Mari kita tidak terjebak. Dalam pola pikir bahwa banyak pemimpin bisnis dan pemerintah ingin berani mengurangi kerusakan lingkungan, tetapi mereka khawatir hal itu akan meningkatkan biaya dan mengganggu pertumbuhan. Kita sekarang tahu tindakan cerdas melawan perubahan iklim tidak hanya menghentikan hal-hal buruk yang terjadi," kata dia.
"Hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendorong teknologi baru, mengurangi ketidakpastian dan mengarah pada peluang baru," abah dia.
Ini yang jadi landasan Bezos Earth Fund untuk mengalokasikan sekitar USD 10 juta untuk mengatasi perubahan iklim. Sekaligus mengejar target nol emisi karbon lebih cepat.
"Pemahaman baru inilah yang mendorong kami untuk membuat janji iklim dan menetapkan tujuan untuk mencapai nol karbon bersih pada tahun 2040 10 tahun lebih awal dari tujuan Perjanjian Paris sebagai bagian dari janji ini. Amazon bertujuan untuk memberi daya pada semua operasinya dengan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2025," tutupnya.