Liputan6.com, Jakarta - Sama layaknya dengan manusia, kucing juga dapat memiliki alergi yang membuat gejala reaksi tidak nyaman. Mulai dari tingkah laku, pola makan, hingga perubahan fisik dapat menjadi indikator bahwa anabul atau anak bulu sedang mengalami alergi tertentu.
Meskipun alergi dapat diobati, mencari tahu penyebab alergi dapat menjadi cukup menantang dan membutuhkan bantuan dari dokter hewan.
Advertisement
Melansir dari The List, Senin (14/11/2022), terkadang kucing menunjukkan reaksi alergi melalui perilaku atau kebiasaan mereka. Tetapi, indikasi alergi yang paling umum terjadi pada kucing adalah gatal-gatal dan kulit yang teriritasi.
Jika kucingmu memiliki perubahan perilaku berupa menggaruk-garuk tanpa henti atau kulitnya teriritasi, merah, dan rusak. Maka, kemungkinan kucingmu sedang berjuang melawan alergi.
Indikasi lain yang muncul juga dapat berupa gangguan pencernaan yang mengakibatkan muntah atau diare. Adapun kemungkinan lainnya adalah gangguan pernapasan seperti batuk, bersin, pilek, atau keluarnya cairan mata yang berlebihan.
Perlu diketahui juga bahwa alergi memiliki indikasi yang hampir mirip dengan penyakit lainnya yang diidap oleh kucing. Apabila terdapat kulit gatal di sekitar wajah dan leher kucing dengan muntah dan/atau diare, maka ini adalah gejala alergi makanan yang umum terjadi.
Namun, jika punggung atau ekor kucing terlihat iritasi, ini bisa jadi merupakan tanda adanya masalah kutu.
Lantas apa saja alergi yang paling sering diidap oleh kucing? Berikut ulasannya.
1. Alergi Lingkungan
Layaknya manusia, kucing juga dapat memiliki alergi ketika berada di lingkungan tertentu. Kucing bisa mengalami alergi karena serbuk sari dari pohon, jamur, debu, lumut, bulu, tungau, dan allergen lain yang terhidup.
Melansir dari Bondvet, biasanya gejala terjadi karena menghirup alergen ini, tetapi kontak kulit langsung dengan alergen juga dapat menyebabkan gejala.
Sama seperti alergi lingkungan pada manusia, gejalanya cenderung musiman. Tetapi gejala dapat memburuk dan menjadi sepanjang tahun dari waktu ke waktu. Umumnya alergi lingkungan atau musiman diwariskan dalam hal ini dikenal sebagai "atopi."
Selain itu, kucing bisa mengalami alergi terhadap asap rokok, parfum, dan produk pembersih. Semua ini adalah produk dari lingkungan tempat kucing tinggal yang dapat menyebabkan masalah bagi kucing.
Advertisement
2. Alergi Makanan
Kucing seiring berjalannya waktu dapat mengembangkan respons alergi terhadap makanan tertentu yang mereka konsumsi. Alergi pada makanan sering diindikasikan dengan reaksi negatif berupa radang, infeksi, diare, muntah, dan rambut yang mudah rontok.
Melansir dari Hillspet, gejala yang paling umum dari alergi makanan adalah gangguan pencernaan dan iritasi kulit. Penyebab yang paling umum dari alergi makanan pada si kucing adalah daging sapi, produk susu, dan ikan. Adapun alergi makanan dapat terjadi pada semua usia kucing, tergantung pada sumber protein yang terkandung pada makanan yang dikonsumsi.
3. Alergi Kutu
Melansir dari Mission Pet, meskipun sebagian besar hewan akan merasa gatal saat digigit kutu, alergi kutu dapat membuat kucing sangat sensitif terhadap beberapa gigitan saja. Saat kutu menggigit kucing, air liurnya dapat mengiritasi seluruh tubuh kucing, tidak hanya tempat kucing digigit.
Indikasinya pun beragam, mulai dari kerontokan bulu, kemerahan di kulit, hingga gatal-gatal.
Untuk mencegah kambuhnya kutu, yang terbaik adalah menjaga agar kucing tidak digigit kutu sejak awal. Kamu dapat membantu mereka menghindari gigitan kutu dengan menggunakan produk pencegahan kutu sepanjang tahun. Sebaiknya, tanyakan kepada dokter hewan mengenai produk pencegahan kutu mana yang direkomendasikan untuk si kucing.
Advertisement