Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, penyelidik mengungkap lebih dari 400 kejahatan perang di wilayah Kherson yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia saat mereka mundur.
Mengutip dari laman BBC, Senin (14/11/2022), Zelensky mengatakan, jasad warga sipil dan tentara telah ditemukan. Akan tetapi, Moskow membantah pasukannya dengan sengaja menargetkan warga sipil.
Advertisement
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina memberlakukan jam malam dan membatasi perjalanan masuk dan keluar dari Kherson.
"Di wilayah Kherson, tentara Rusia meninggalkan kekejaman yang sama seperti di wilayah lain di negara kami, di mana mereka bisa masuk," kata Zelensky dalam pidato videonya. "Kami akan menemukan dan mengadili setiap pembunuh. Tanpa keraguan."
Sejak awal perang, kuburan massal ditemukan di beberapa daerah termasuk Bucha, Izyum, dan Mariupol. Ukraina menuduh pasukan Rusia berada di balik kekejaman itu.
Sebuah komisi PBB bulan lalu, mengatakan bahwa kejahatan perang telah dilakukan di Ukraina dan pasukan Rusia bertanggung jawab atas "sebagian besar" pelanggaran HAM (hak asasi manusia) pada awal invasi.
Kherson adalah satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh Rusia sejak invasi Februari.
Sebelumnya, Kherson dan tiga wilayah lainnya diproklamasikan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai bagian dari Rusia, dalam sebuah upacara di Kremlin pada September.
Namun, Kota Kherson berhasil dibebaskan oleh pasukan Ukraina pada hari Jumat, 11 November 2022. Kerumunan orang Ukraina yang mengibarkan bendera menyambut tentara Kyiv dengan pelukan dan pujian.
Para pejabat telah kembali menjalankan pemerintahan Kherson setelah mundurnya sekitar 30.000 tentara Rusia.
Warga Ukraina melihatnya sebagai kemenangan besar nasional dan penghinaan bagi Kremlin, setara dengan penarikan Rusia dari pinggiran Kyiv pada bulan Maret.
Khawatir Serangan Balik
Kendati demikian, ada kekhawatiran bahwa beberapa tentara Rusia mungkin bersembunyi selama penyelidikan itu.
Zelensky mengatakan, penahanan tentara Rusia dan tentara bayaran "yang tertinggal" di wilayah Kherson dan netralisasi penyabotase sedang berlangsung.
Pasukan Ukraina bekerja untuk memulihkan koneksi internet dan televisi, sementara pasokan listrik dan air akan diperbaiki "sesegera mungkin", ujar Presiden Ukraina itu.
Ada kekhawatiran bahwa pasukan Rusia, yang sekarang menggali di tepi seberang sungai Dnipro, akan melanjutkan penembakan.
Pejabat Kherson telah melarang penggunaan transportasi sungai dari 13 hingga 19 November 2022.
Bahan peledak Rusia telah 'mengotori' wilayah itu. Penduduk setempat yang melarikan diri diperingatkan untuk tidak kembali sampai rumah mereka diperiksa, untuk mengamankan jika ada ranjau atau jebakan.
Gubernur Kherson Yaroslav Yanushevych mengatakan kepada warga untuk menghindari tempat keramaian dan menjauh dari pusat kota pada hari Senin (14/11/2022) karena militer akan membersihkan ranjau di sana.
Jam malam diberlakukan mulai pukul 17:00 hingga 08:00.
Advertisement
Pasukan Ukraina Rebut Kota Kherson dan Tentara Rusia Bergegas Mundur, Warga Bersorak
Kendati demikian, warga Kherson, Ukraina bersorak merayakan kemenangan.
Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (12/11/2022), pasukan Ukraina memasuki Kota Kherson sementara pasukan Rusia mundur dengan tergesa-gesa.
Warga desa keluar dari persembunyian untuk menyambut pasukan Ukraina dan menceritakan kisah-kisah horor tentara Rusia yang membunuh warga sipil dan menjarah rumah mereka.
Menurut Serhiy Khlan, seorang wakil untuk Dewan Regional Kherson, kota itu hampir sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Ukraina.
Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan tentara Ukraina mengibarkan bendera kuning-biru di kota itu, sementara penduduk setempat merayakannya.
Rusia mengatakan pada Jumat 11 November bahwa pihaknya telah selesai menarik pasukannya dari tepi barat Sungai Dnipro, dan mengklaim bahwa tidak ada tentara atau peralatan yang tertinggal.
Namun, video tentara Rusia yang mundur melukiskan gambaran yang berbeda.
Salah seorang tentara Rusia menjelaskan bagaimana dia dan rekan-rekannya diminta untuk buru-buru berganti pakaian sipil agar tidak terdeteksi. Beberapa tentara yang mundur juga dilaporkan tenggelam di sungai ketika berusaha melarikan diri.
Bagi pasukan Rusia yang tidak berhasil keluar dari kota itu, "satu-satunya kesempatan untuk menghindari kematian adalah dengan segera menyerah," kata Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina.
Pasukan Ukraina telah merebut kembali lebih dari 40 kota di Ukraina selatan, kata Presiden Volodymyr Zelensky Kamis, saat Rusia mengumumkan akan menarik pasukannya dari Kherson.
Ukraina Hajar Rusia di Kherson, Menang atau Jebakan?
Pasukan Ukraina berhasil memukul mundur Rusia di wilayah Kherson pada 9 November 2022.
Menurut laporan media pemerintah Ukraina, Ukrinform, Jumat (11/11/2022), pasukan Rusia masih ada di sisi kanan Sungai Dnipro. Militer Ukraina memilih untuk tidak euforia, sebab ada potensi jebakan.
"Kami memantau dengan cermat aktivitas musuh di kawasan Kherson, bagaimana mereka berganti posisi, apa yang mereka siapkan, dan mengapa. Kami bisa menyatakan bahwa mereka secara parsial menarik mundur senjata-senjata dan perlengkapan," ujar Natalia Humeniuk, kepala Koordinasi Gabungan Pusat Pers di Pasukan Pertahanan Selatan.
"Tetapi mereka masih di sisi kanan, unit-unitnya, lini pertahanan, senjata-senjata, dan perlengkapan," lanjutnya.
Natalia Humeinuk berkata militer Ukraina berkomunikasi erat dengan pasukan resistensi di wilayah yang diduduki. Koneksi tersebut digunakan untuk mendeteksi ancaman-ancaman.
Sementara, Atlantic Council menyebut kekalahan Rusia di Kherson sebagai hal yang memalukan, sebab belum lama ini mereka berdeklarasi bahwa Kherson bergabung ke Rusia "selamanya".
Kherson merupakan satu-satunya ibu kota regional yang berhasil direbut Vladimir Putin sejak mulai invasi pada awal 2022.
Apabila Rusia benar-benar dikalahkan di Kherson, Atlantic Council menilai hal itu bisa menjadi titik perubahan di perang. Tujuan Rusia untuk menguasai kota pelabuhan Odesa dan pesisir Laut Hitam di Ukraina juga akan semakin sulit tercapai.
Pengumuman mundur di Kherson tidak dibuat langsung oleh Presiden Putin. Atlantic Council menilai ini terkait popularitas.
"Tidak mengejutkan, Putin kelihatannya tidak buru-buru untuk menerima disalahkan atas hilangnya Kherson," tulis Atlantic Council.
"Ini sesuai dengan tradisi Putin yang menghindari kabar-kabar buruk yang mana itu juga ia lakukan saat melimpahkan keputusan tak populer terkait COVID kepada pejabat lokal dan gubernur regional."
Penulis: Safinatun Nikmah
Advertisement