Isu Uang di Bank Tidak Bisa Ditarik Karena Resesi 2023, Pengamat: Menyesatkan dan Merugikan

Merebaknya isu bahwa di tahun 2023 uang di bank tidak bisa ditarik karena resesi, menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, merupakan informasi yang menyesatkan dan merugikan bagi masyarakat.

oleh Reza Efendi diperbarui 14 Nov 2022, 15:20 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Medan Merebaknya isu bahwa di tahun 2023 uang di bank tidak bisa ditarik karena resesi, menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, merupakan informasi yang menyesatkan dan merugikan bagi masyarakat.

Gunawan menyarankan, masyarakat harus memahami bahwa resesi global yang diperkirakan terjadi di tahun 2023 nanti bukan berarti Indonesia akan mengalami nasib yang serupa.

"Negara lain atau mungkin kebanyakan negara maju akan mengalami pukulan besar pada perekonomiannya, karena tumbuh negatif," kata Gunawan, Senin (14/11/2022).

"Namun bukan berarti kita akan mengalami nasib yang sama,. Berdasarkan kalkulasi saya, sampai saat ini kita akan lebih mampu menghadapi tekanan tersebut, karena pertumbuhan ekonomi kita masih dalam tren positif," sambungnya.

Meski demikian, lanjutnya, memang ada kemungkinan dampak perang yang bisa membuat kondisi perekonomian makin runyam. Akan tetapi, dampak perang tersebut juga tidak bisa dimasukan dalam hitung-hitungan saat ini.

"Karena perang di sini adalah perang yang kian memburuk dari perang yang tengah terjadi saat ini. Jadi variabel yang satu ini sifatnya tidak bisa diprediksikan," sebutnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sudut Pandang Melihat Dampak Ekonomi

Ilustrasi resesi, ekonomi. (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Menurut Gunawan, sudut pandang masyarakat seharusnya adalah melihat dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kemungkinan resesi global yang telah menghantam sejumlah negara di dunia.

"Saya menilai, isu bahwa uang di bank tidak bisa ditarik karena resesi, ini sebaiknya ditelusurui pihak kepolisian," sarannya lagi.

Jangan dibiarkan isu tersebut merebak dan meresahkan masyarakat. Karena isu tersebut justru bisa membuat ekonomi lebih runyam. Bagi penyebar isu tersebut sebaiknya ditindak tegas, tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan dengan adanya isu tersebut," ujarnya.


Dijamin Oleh LPS

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin

Disampaikan Gunawan, uang yang disimpan di bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS, dan tingkat keamanan menyimpan uang di bank sangat aman.

"Sejauh ini sejumlah negara yang tengah dilanda resesi juga tidak diikuti dengan penarikan dana besar-besaran di perbankannya," ucapnya.

Gunawan juga berpandangan, isu uang tidak bisa ditarik yang beredar di tengah masyarakat saat ini justru bisa memicu krisis. Sementara resesi global yang dikhawatirkan pada dasarnya belum membuat Indonesia masuk dalam jurang resesi.

"Ekonomi Indonesia masih tumbuh baik dan berada di atas 5 persen. Resesi global yang bakal terjadi dan sering kita dengar saat ini justru sebagai pemantik agar lebih berhati-hati, dan lebih bersian menghadapi badai ekonomi yang sudah terjadi di negara lain," sebutnya.


Bukan untuk Ditakuti

Ilustrasi Grafik Resesi Credit: pexels.com/Burka

Disampaikan Gunawan, resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023 bukan untuk ditakuti, tetapi sebaiknya dijadikan acuan agar Indonesia mencari jalan keluar terkait kesulitan ekonomi yang dialami negara lain.

"Sebagai contoh, resesi ekonomi global diperkirakan akan membuat permintaan sawit turun," ujarnya.

Tetapi, lanjutnya lagi, Indonesia telah melakukan upaya menggunakan sawit sebagai campuran solar yang porsinya kian banyak. Saat ini sudah ada B40, di sisi lain Indonesia juga membuat kesepakatan bahwa China berkomitmen untuk membeli 1 juta ton minyak sawit.

"Jadi seperti itulah upaya yang seharusnya dilakukan menghadapi resesi 2023 mendatang," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya