Top 3 Tekno: Startup Yogyakarta Dapat Rp 743 Miliar higgga Elon Musk Pecat 4.400 Karyawan Twitter

Startup asal Yogyakarta, Privy, meraih pendanaan seri C senilai US$ 48 juta atau sekitar Rp 743 miliar dari firma investasi global Kohlberg Kravis Roberts (KKR).

oleh Iskandar diperbarui 15 Nov 2022, 11:00 WIB
Kohlberg Kravis Roberts (KKR) dan startup Privy mengumumkan penandatanganan perjanjian kerjasama investasi bersamaan dengan digelarnya B20 Summit 2022 di BNDCC Bali, Nusa Dua, Senin (14/11/2022). Dok: Privy

Liputan6.com, Jakarta - Startup asal Yogyakarta, Privy, meraih pendanaan seri C senilai US$ 48 juta atau sekitar Rp 743 miliar dari firma investasi global Kohlberg Kravis Roberts (KKR).

Kabar baik ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (14/11/2022) kemarin.

Informasi lainnya datang dari kabar buruk, di mana Elon Musk kembali memecat karyawan Twitter. Kali ini ada sekitar 4.400 karyawan kontrak yang terdampak.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Startup Asal Yogyakarta Privy Raih Pendanaan Rp 743 Miliar dari KKR

Firma investasi global asal Amerika Serikat, Kohlberg Kravis Roberts (KKR) dan startup Privy mengumumkan penandatanganan perjanjian kerjasama investasi bersamaan dengan digelarnya B20 Summit 2022 di BNDCC Bali, Nusa Dua, Senin (14/11/2022).

KKR akan menjadi investor terbesar dengan menyuntikkan dana Seri C sebesar US$ 48 juta atau sekitar Rp 743 miliar kepada Privy.

KKR bergabung dengan para investor yang sudah ada yakni MDI Ventures, GGV Capital & Telkomsel Mitra Inovasi, dan investor baru Singtel Innov8.

CEO and Founder Privy, Marshall Pribadi, mengatakan pendanaan KKR merupakan bukti kemajuan yang telah perusahaan buat selama ini, dan keyakinan dalam visi jangka panjang untuk membangun kepercayaan digital melalui platform dan potensi transformasi digital Indonesia.

"Privy berada di posisi yang tepat untuk berinovasi lebih lanjut dengan penawaran baru dan kemampuan yang lebih kuat serta membangun fondasi yang kokoh untuk ekspansi ke luar negeri,” kata Marshall melalui keterangan resminya.

Mukul Chawla selaku Partner and Head of Growth Equity, Asia Pacific KKR, menuturkan Privy menempatkan diri sebagai pelopor platform digital trust di Indonesia.

"Kami sangat antusias dengan potensi pertumbuhan perusahaan (startup) dan peluang untuk memajukan transformasi dan kemakmuran digital Indonesia,” ujarnya.

Sementara Louis Casey selaku KKR’s Growth Technology Lead di Southeast Asia, menilai Privy telah membangun platform industri terkemuka yang menggabungkan fitur terbaik, desain ramah pengguna, serta infrastruktur aman dan memenuhi persyaratan peraturan yang ada.

Baca selengkapnya di sini 

 


2. Lagi, Elon Musk Pecat 4.400 Karyawan Twitter

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Elon Musk dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan Twitter. Namun kali ini, PHK dilakukan pada sejumlah karyawan kontrak.

Informasi ini diketahui pertama kali dari laporan Platformer dan Axios. Mengutip Engadget, Senin (14/11/2022), laporan itu memperkirakan ada sekitar 4.400 karyawan kontrak yang terdampak keputusan ini.

Diketahui pula, aksi PHK ini tidak disertai dengan peringatan terlebih dulu, serta diterapkan untuk karyawan yang berada di Amerika Serikat maupun luar negeri. Sejumlah karyawan mengaku mereka tiba-tiba tidak bisa mengakses sistem internal Twitter.

Sementara beberapa di antaranya, ada yang baru mengetahui PHK ini dari laporan di media. Sejumlah karyawan kontrak pun dikabarkan khawatir mereka tidak dibayar untuk durasi kerja mereka selama dua minggu terakhir.

Alasannya, sejak pemutusan kerja pada 4 November 2022, beberapa tim dilaporkan tidak memiliki karyawan tetap, sehingga tidak ada yang menandatangani lembar kerja para pegawai kontrak.

Menurut laporan, beberapa departemen yang terdampak keputusan ini adalah moderasi konten hingga pemasaran. Twitter sendiri belum menanggapi kabar soal laporan ini, tapi menurut laporan, seluruh departemen komunikasi perushaaan dipangkas selama perombakan yang dilakukan.

Sebelumnya, perusahaan ini diketahui telah melakukan PHK massal terhadap para karyawannya sekitar dua pekan lalu. Ketika itu, ada sekitar 3.700 hingga 3.800 yang dipangkas atau sekitar setengah dari keseluruhan karyawan Twitter.

Baca selengkapnya di sini 

 


3. Alasan Elon Musk Ingin Bawa Manusia Pergi ke Planet Mars

Planet Mars (NASA).

Elon Musk sejak lama dikenal sebagai sosok yang berambisi membawa manusia untuk pergi ke Mars. Bahkan, CEO SpaceX ini terang-terangan memiliki ide membangun koloni di Planet Merah tersebut.

Saat menghadiri event B20 Summit secara virtual, rencana ini sempat disinggung oleh CEO dan President Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie. Ia mengajukan pertanyaan kepada Elon, mengapa mau menjelajah Mars, padahal saat ini masih ada orang yang mempercayai Bumi datar.

Menjawab pertanyaan tersebut, Elon menuturkan, hal itu ia lakukan karena dilihat sebagai sebuah masa depan yang seru dan menginsipirasi bagi dirinya. Terlebih, ia menuturkan, bayangkan apabila hal ini ternyata bisa dilakukan.

Kendati memiliki rencana pergi ke Planet Mars, bukan berarti ia tidak melakukan hal lain untuk menyelesaikan masalah di Bumi. Sebab, ia menyebut, selalu ada masalah di Bumi dan kita perlu untuk menyelesaikannya.

"Saya pikir 99 persen usaha kita perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah di Bumi. Dan, 1 persen upaya kita dilakukan untuk melakukan penjelajahan luar angkasa dan sebagainya, karena itu merupakan hal menarik dan menginspirasi," tuturnya di event B20, Senin (14/11/2022).

Ia menyatakan, kehidupan ini tidak melulu hanya tentang memecahkan masalah. Manusia tetap perlu melakukan hal-hal yang menginsipirasinya dan menjadi alasan untuk terus melanjutkan hidup.

"Kehidupan tidak hanya tentang memecahkan masalah. Pasti ada hal-hal yang menginspirasi yang membuat Anda bahagia untuk melanjutkan hidup dan senang bangun di pagi hari," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemilik baru Twitter ini juga memberikan pesan bagi para generasi muda. Ia berujar generasi muda termasuk di Indonesia harus bisa mengajukan pertanyaan mengenai masa depan seperti apa yang mereka inginkan.

Elon Musk menambahkan, ketika peradaban berkembang, baik dari skala dan ruang lingkupnya bersama dengan kesadaran mereka, hal tersebut tentu akan menjadi masa depan yang baik. Sebagai contoh, manusia saat ini mulai bertransisi memanfaatkan energi berkelanjutan.

"Kemudian hal lain yang bisa dilakukan adalah mengembangkan pengetahuan manusia, sehingga kita bisa memahami sifat alam semesta dan tempat kita di dalamnya, serta bagaimana kita bisa sampai di sini, dan mencari arti kehidupan," ujar Elon Musk.

Baca selengkapnya di sini 


Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya