Tegas di Depan Para Pemimpin Negara, Jokowi: KTT G20 Tak Boleh Gagal

Presiden Jokowi menekankan kepada pemimpin dunia bahwa KTT G20 tidak boleh gagal.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Nov 2022, 10:14 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20, Selasa (15/11/2022). Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan kalau krisis yang melanda dunia belum usai.

Liputan6.com, Jakarta KTT G20 telah resmi dibuka oleh Presiden Jokowi usai ia mengetok palu sebagai tanda dimulainya pertemuan. Dalam pidato pembukaannya dia mengungkapkan banyak poin utama yang harus menjadi perhatian para negara anggota yang hadir.

Di antaranya adalah pentingnya kolaborasi global, perang yang harus dihentikan, hingga masalah pupuk yang berdampak pada ketahanan energi. Namun yang jelas, ia menekankan bahwa KTT G20 tidak boleh gagal.

"Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal," ujar Jokowi dalam pembukaan KTT G20, Selasa (15/11/2022) di The Apurva Kempinski, Bali. 

Ia pun menambahkan, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar.

"Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia," ujarnya lagi. 

Di depan para pimpinan dunia dan delegasi yang hadir, Presiden Jokowi menyampaikan poin utama dari pertemuan tersebut dan langsung menekankan soal pentingnya kerja sama dan kolaborasi global.

"Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog, untuk mempertemukan perbedaan dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20," katanya lebih lanjut.

"Kita tak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat diperlukan untuk menyelamatkan dunia. Kita punya tanggung jawab tak hanya untuk warga kita tapi juga untuk masyarakat dunia," sambung Jokowi. 


Minta Dunia Patuh Terhadap Hukum Internasional

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri atau PM Australia Anthony Albanese, Senin (14/11/2022). Ini merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali. (Dok Kemendag)

Lebih lanjut, Jokowi juga mengatakan bahwa menjadi negara yang bertanggung jawab artinya menghormati hukum internasional dan prinsipal dari Piagam PBB secara konsisten. 

"Jadi tanggung jawab di sini berarti kita juga harus mengakhiri perang," sambungnya. 

Ia juga mengatakan bahwa jika perang tidak segera usai, maka akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. 

"Jika perang tidak berakhir, sangat sulit untuk kita mengambil tanggung jawab bagi generasi saat ini dan masa depan," katanya. 

Jokowi juga menambahkan bahwa jangan sampai dunia ini terbagi-bagi, dan masuk ke perang dunia lainnya lagi. 


Sambut Kepala Negara

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyapa Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi yang menyambutnya pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Setidaknya total 17 kepala negara G20 akan menghadiri KTT dua hari ini. (Kevin Lamarque/Pool via AP)

Pantauan Liputan6.com, sebelumnya Jokowi menyambut sejumlah kepala negara dan pimpinan organisasi internasional sebelum masuk ruangan. Dia memulai menyapa dengan sebuah jabat tangan dan sedikit berbincang singkat.

Beberapa kepala negara memeluk Jokowi dengan hangat, bahkan percakapannya bisa lebih lama dari yang lainnya. Pada kesempatan itu, Jokowi terlihat sangat akrab dengan setiap kepala negara yang hadir.

 

Ingatkan Krisis Belum Usai

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara dengan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi yang menyambutnya pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Jokowi menyampaikan ucapan selamat datang di lobi depan venue utama KTT G20. (KEVIN LAMARQUE / POOL / AFP)

Di samping keakraban yang ditampilkan, Jokowi mengingatkan tentang krisis yang melanda dunia. Bahkan, dinilai belum berhenti hingga saat ini.

"Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Krisis demi krisis terjadi, adanya covid-19 belum usai, rivalitas terus beragam, perang terjadi, dan dampak dari krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, kekurangan yang dirasakan dunia terutama negara berkembang," bebernya.

Infografis Indonesia Tuan Rumah KTT G20 Bali (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya