Liputan6.com, Jakarta - KTT G20 Bali bukan hanya menjadi ajang pertemuan untuk membahas ekonomi. Tetapi, KTT G20 dapat menjadi sarana mempererat hubungan antar-negara melalui para pemimpinnya.
Pertemuan dan interaksi antar pemimpin di G20 selalu menjadi sorotan dunia, seperti apa yang terjadi pada Senin, 14 November 2022 kemarin.
Advertisement
Pada Senin sore, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan pertemuan formal hampir 3 jam. Pertemuan tersebut ditunggu-tunggu dunia karena hubungan AS-Tiongkok yang akhir-akhir ini cukup buruk.
Setelah Biden dan Xi, dunia menyoroti pertemuan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di salah satu kedai kopi di Bali.
Pertemuan Sunak dengan Trudeau adalah yang pertama sebelum melaksanakan serangkaian acara G20 di hari selanjutnya.
Sunak yang baru saja mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali pukul 18.45 WITA, tampak melepas jas yang dikenakannya saat bertemu Trudeau yang berpenampilan serupa.
Trudeau terlihat menikmati bir Bintang, sementara Sunak yang tidak minum alkohol menikmati ‘mango spritz’ malam itu. Mereka berinteraksi dan menikmati jamuan yang mereka pesan di Bambu Bali Arts Cafe.
Sunak juga terlihat membagikan momen pertemuannya malam itu melalui akun Twitternya. Selain dengan Trudeau, Sunak juga bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di cafe tersebut.
“Looking forward to a productive few days meeting with other world leaders to tackle global economic issues (Menantikan pertemuan beberapa hari kedepan yang produktif dengan para pemimpin dunia lainnya untuk mengatasi masalah ekonomi global)," cuit Sunak.
Apa yang Dibicarakan Sunak dan Trudeau?
Selain Sunak, Trudeau juga mebagikan momen pertemuannya dengan Sunak melalui akun Twitternya.
Trudeau mengatakan bahwa ia berbicara masalah hubungan Kanada dan Inggris dan segala hal yang bisa dilakukan bersama antara Inggris-Kanada.
Kedua perdana menteri membahas lebih lanjut pendalaman kerja sama antara Kanada dan Inggris, dan sepakat untuk melakukan upaya-upaya terkait melalui kemitraan keamanan nasional Kanada-Inggris yang ditingkatkan.
Sunak juga bertanya kepada Trudeau tentang kunjungannya ke KTT ASEAN baru-baru ini yang dihadiri juga oleh negara-negara di Asia Tenggara. Ia mengatakan bahwa ia tertarik karena kini Inggris memiliki kecenderungan luar negeri Indo-Pasifik.
Advertisement
Sunak-Trudeau Memiliki Hubungan Baik
27 Oktober 2022 lalu, Trudeau dan Sunak diketahui berbicara via telepon dan berharap keduanya dapat bertemu dan berbicara secara langsung di G20 Bali.
Melalui telepon, saat itu, Trudeau mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Sunak atas pengangkatannya baru-baru ini.
Kedua pemimpin membahas pentingnya membangun hubungan yang kuat antara kedua negara mereka, terutama untuk mengatasi masalah global yang sedang berlangsung seperti invasi Rusia yang ilegal dan tidak dapat dibenarkan ke Ukraina.
Lalu, terkait ketidakpastian yang dihadapi ekonomi global, tantangan terhadap keamanan energi, dan peluang untuk mendukung peluang pertumbuhan bersih dan penciptaan lapangan kerja.
Perdana Menteri Trudeau juga menegaskan minatnya untuk bekerja sama dengan Perdana Menteri Sunak untuk mengatasi perubahan iklim dan untuk mendukung keberhasilan COP15 di Kanada pada Desember.
Mereka juga membicarakan kemungkinan aksesi Inggris ke perjanjian perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for the Trans Pacific Partnership (CPTPP). CPTPP ini memungkinkan Inggris untuk bekerja lebih dekat dengan ekonomi Pacific Rim.
Harapan Sunak di G20
Sunak mengatakan ia akan menggunakan KTT G20 untuk "membangun hubungan yang kuat dengan Presiden AS Biden dan para pemimpin lainnya seperti perdana menteri Jepang, Australia dan India".
Saat apakah China bisa terlibat dalam hal ini, Sunak berharap bisa.
"Presiden Xi ada di sini dan seperti semua pemimpin lainnya, saya harap saya mendapat kesempatan untuk berbicara dengannya," pungkasnya.
Ia juga berharap dapat menggunakan pertemuan G20 ini untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina melawan invasi Rusia.
Sunak juga mencari solusi bagaimana mengimbangi dampak kenaikan harga energi global terhadap perekonomian dunia.
Sunak berencana untuk memanfaatkan sesi pleno pertama pada Selasa untuk menghadapi perwakilan Rusia, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, yang dikirim untuk menggantikan Putin.
"Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk secara eksplisit mengutuk perang Rusia yang berbahaya dan ilegal di Ukraina," kata Sunak.
"Dan saya tahu sekutu-sekutu lain akan melakukan hal yang sama karena memang benar bahwa kita mengekspos apa yang terjadi dan meminta pertanggungjawaban Rusia untuk itu dan saya tidak akan segan-segan melakukan itu," tutup Sunak.
Advertisement