Liputan6.com, Jakarta Penyebab kematian empat orang di dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat masih menyisakan tanda tanya. Tukang jamu yang sering berada di kawasan perumahan itu pun mengatakan, salah seorang korban tewas dulunya pernah menjadi langganannya.
Tukang jamu R mengatakan, cerita berlangganan bermula saat salah satu korban yang menemui di tempat ia biasa mangkal. Namun lama-kelamaan, dia diminta mengantarkan langsung ke rumah dan pemesanan melalui aplikasi WhatsApp.
Advertisement
R mengayuh sepeda sambil membawa jamu sesuai yang dituliskan di WhatsApp. R menguraikan, keluarga tersebut biasa memesan lima bungkus jamu, salah satunya kunyit asam-manis.
"Si Dian kan suka jamu. Biasanya krupuk dua ya mbak, jamunya lima bungkus. Iya (saya antar). Sekuriti juga tau. Nah semenjak Corona tidak pernah mesen jamu lagi sama saya," ujar dia.
Menurut R, salah satu korban menghubungi untuk memesan jamu tidak menentu. Kadang, dua minggu, atau satu bulan sekali. Terakhir kali, keluarga korban memesan pada awal-awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia kira-kira pada Maret 2020.
"Pokoknya semenjak Corona itu bu Dian nggak pernah pesan jamu. Mungkin karena pas Corona tidak pernah keluar-keluar lagi," ujar dia.
R mengatakan, meninggalnya satu keluarga diketahui dari rekannya sesama pedagang. Saat itu, pedagang rokok bertanya penghuni rumah yang tinggal di Blok AC5 No 7. R kemudian teringat dengan sosok Dian.
"Lah itu mah langganan saya. Saya kenal dia itu ya di sini doang. Karena dia langganan ya kenalnya di sini. Saya juga tidak nyangka dia meninggal itu," ujar dia.
Kriminolog: Sebab Kematian Sekeluarga di Kalideres Terhubung dengan Adanya Keyakinan Tertentu
Empat jenazah ditemukan mengering di Perumahan Citra Garden Extension I, Kalideres, Jakarta Barat pada 10 November lalu. Mereka meregang nyawa di lokasi terpisah di dalam rumah tersebut. Misteri menyeruak, siapa pelaku dan apa penyebabnya.
Sebab, menurut investigasi sementara, polisi mengatakan tidak ada jejak kekerasan yang terjadi dan hanya ditemukan rentang waktu kematian antar jenazah yang berbeda.
Empat jenazah itu adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama K. Margaretha Gunawan (58). Serta anak perempuan bernama Dian (40) dan terakhir Budyanto Gunawan (69) ipar dari Rudianto.
Menganalisis hal itu, Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan, insiden tersebut janggal lantaran semua anggota keluarga yang meninggal tanpa diketahui selama 3 pekan.
Menurut dia, hal itu bukan semata ketidakcurigaan oleh tetangga setempat, melainkan keinginan mengasingkan diri yang bisa sengaja dilakukan.
"Cara menyelesaikan (masalah) ada berbagai cara, salah satunya mengasingkan diri dan tidak mau menghubungi siapa-siapa karena malu mungkin dan memang karena mau mengambil langkah bunuh diri," kata Josias saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/11/2022).
Josias menambahkan, ketika langkah mengasingkan diri dilakukan, tentu ada masalah yang dihadapi. Besar kemungkinan soal ekonomi atau rasa malu. Sehingga, memutuskan untuk mengasingkan diri dan tidak bertemu dengan siapa pun.
Tetapi demikian, lanjut Josias, fakta ditemukan bahwa keluarga tersebut tidak bisa dikatakan dalam sisi ekonomi sulit jika masalahnya adalah faktor finansial.
Advertisement
Ada Sesuatu yang Diyakini
Hal itu terlihat dari tempat tinggal yang dihuni. Artinya, Josias menganalisis, ada sesuatu yang mereka yakini untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah dengan mengasingkan diri dan tidak makan hingga meninggal.
"Harusnya kalau satu persatu meninggalnya (tidak dalam waktu bersamaan) yang pertama meninggal dibawa ke rumah sakit tapi ini kan tidak, malah dikapurbaruskan dan ini kelihatan ada unsur pembiaran, bukan hanya tidak ada makanan di perut tapi ada pembiaran tadi hingga semuanya meninggal," jelas dia.
"Ini perlu pendalaman, setelah mengasingkan diri tadi lalu disertai dengan adanya katakan semacam pemahaman tertentu atau keyakinan tertentu yang membuat kematian adalah jalan keluarnya," kata Josias.
Soal keyakinan, Josisas mengatakan kacamata kriminolog tidak dalam kapasistasnya membedah hal tersebut. Namun, dugaan musabab tentang keyakinan bisa masuk sebagai hulu dari motif kematian yang dikarenakan masalah kehidupan, baik terkait ekonomi atau rasa malu yang membuat kematian menjadi jalan keluar.
"Saya tidak berani masuk lebih dalam tentang keyakinan apa yang mereka anut tapi dugaan saya motifnya soal ekonomi dan keluarga yang membuat mereka mengasingkan diri dan punya keyakinan tertentu untuk harus meninggal bersama," Josias menutup.
Bedak dan Kapur Barus Ditemukan di Ruangan, Tidak Ditaburkan ke Jasad Keluarga Tewas di Kalideres
Polisi mendalami temuan bedak bayi dan kapur barus di dalam rumah keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Adapun barang-barang itu telah disita guna mengungkap penyebab kematian empat orang penghuni rumah.
"Ya jadi memang ada temuan itu, tapi masih dipelajari," kata Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy, Senin (14/11/2022).
Avrilendy menerangkan, pihaknya mengambil bedak bayi dan kapur barus dari beberapa ruangan salah satunya di kamar. Posisinya layak kamper yang pada umumnya diletakkan di lemari atau di sudut-sudut ruangan.
Avrilendy menjelaskan, kapur barus dan bedak tidak ditaburkan ke jenazah.
"Enggak (dicecerkan ke jenazah). Bedak bayi ya di kamar. Enggak dicecerkan ke tubuh mayat," ujar dia.
Sementara itu, ada pula ditemukan lilin dalam kondisi sudah terpakai. Avrilendy tak mengingat jumlah lilin yang diamankan.
"(Lilin) sudah dipakai, saya lupa jumlahnya. Biasalah itu kan untuk antisipasi mati lampu, kan ada lilin," ujar dia.
Advertisement