Ketua Uni Afrika akan Tagih 'Janji Iklim' Negara Kaya di KTT G20 Bali

Tiga pemimpin Afrika menghadiri KTT G20 di Bali, Macky Sall yang akan merepresentasikan Uni Afrika dan negaranya, Senegal. Ia akan menagih penanganan krisis iklim di acara tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2022, 15:57 WIB
Presiden Paul Kagame menghadiri KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). (Dok. Presidency Rwanda via Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Uni Afrika sekaligus Presiden Senegal Macky Sall ikut serta dalam KTT G20 Bali. Menurut pernyataan resmi dari Senegal, Macky Sall akan bersama pemimpin dari Benua Afrika lainnya.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Rwanda Paul Kagame juga telah tiba di Bali pada Senin 14 November 2022.

Mengutip dari Garowe Online, Selasa (15/11/2022), Ketua Uni Afrika akan berunding dengan para petinggi negara yang ekonominya secara global mencapai 85% GDP, 80% pasar dunia, dan mencakup dua per tiga populasi dunia.

Konferensi Tingkat Tinggi Presidensi G20 (KTT G20) yang diadakan di Bali dua hari ini (15-16/11/2022), bertemakan "Recover Together, Recover Stronger" sebagai upaya untuk bangkit dari krisis global.

Dalam konferensi ini, Sall akan merepresentasikan kepentingan Uni Afrika dan negaranya, Senegal.

Kunjungan Sall adalah yang pertama ke KTT G20, ia datang sebagai perwakilan Afrika dan berupaya 'menagih' negara-negara kaya untuk mempertanggungjawabkan janji iklim mereka.

Setelah acara ini, Sall akan menghadiri COP27 -- pertemuan PBB mengenai krisis iklim -- di Mesir selaku advokat bagi negara-negara kaya agar menyumbangkan lebih banyak dana untuk membantu Afrika beradaptasi dengan perubahan iklim.

Sementara itu, Presiden Rwanda Kagame akan mewakili Badan Pembangunan Uni Afrika (NEPAD) dalam KTT G20 selaku Kepala Komite Orientasi Negara dan Pemerintah organisasi tersebut.

Postingan resmi pemerintah Rwanda, Village Urugwiro, di Twitter juga menuliskan tentang Presidensi G20 yang di bawah naungan Indonesia memiliki tiga fokus utama, yaitu arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.

Dalam cuitan lainnya juga disebutkan, "Selama setahun terakhir, G20 fokus pada pandemi global COVID-19 dan bagaimana dunia dapat menghadapi berbagai tantangan secara kolektif." 

 

 

Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (tengah)berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Kepala negara diketahui duduk di bagian depan sebuah ruangan dengan meja yang disusun bundar. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Diskusikan JETP

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, daftar peserta yang datang secara langsung di G20 Bali cukup menjadi sorotan, yang mana negara-negara di dunia sedang bergulat dengan dampak krisis Ukraina-Rusia, termasuk daratan afrika.

Saat berpidato di sidang Majelis Umum PBB ke-77, September lalu, Sall telah meminta kursi untuk Uni Afrika di G20.

Senegal akan berdiskusi dengan anggota G20 tentang kesepakatan untuk mendukung transisinya menuju energi rendah karbon,

Tahun lalu, Just Energy Transition Partnership (JETP) diprakarsai oleh kesepakatan Afrika Selatan dengan negara-negara yang menyediakan pendanaan untuk mempercepat transisinya dari energi batu bara, termasuk AS, Inggris Jerman, dan Prancis.

Pernyataan resmi Senegal menyatakan, "Presiden Sall akan menghadiri G20 dan salah satu agenda yang akan dibahas adalah JETP Senegal."


Jokowi Bawa Pesan Damai di KTT G20: Kita Harus Akhiri Perang

Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi terlihat didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sisi kanan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

KTT G20 sendiri telah dibuka pagi ini. Dalam acara ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan posisinya sebagai juru damai diantara negara anggota dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20. Salah satu pesannya adalah untuk segera mengakhiri perang yang terjadi saat ini.

Menurutnya, semua yang terlibat dalam KTT G20 tidak punya pilihan lain. Yakni, perlu memiliki semangat kolaborasi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi dunia.

"Kita memiliki tanggung jawab, bukan hanya bagi rakyat kita sendiri, tapi seluruh masyarakat penduduk dunia," tegas Jokowi dalam pembukaan KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Dengan adanya tanggung jawab tadi, semua negara perlu tunduk pada hukum internasional. Artinya, perlu ada solusi yang baik untuk semua atau win-win solution.

"Memiliki tanggung jawab di sini juga berarti kalau kita harus menyetop perang. Kalau perang tak selesai, itu akan menghambat dunia untuk bergerak ke depan,"ujarnya.

"Jika kita tak menyelesaikan perang, itu akan menghambat kita untuk mengambil tanggung jawab di masa depan, untuk generasi saat ini dan generasi penerus. Kita tak boleh membiarkan dunia pecah belah, kita harus menghentikan dunia kembali masih ke perang dingin lainnya," tambah Jokowi.

Sedikit mundur kebelakang, Jokowi pernah mengupayakan adanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Langkahnya, dia menghampiri Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menghampiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Atas tindakannya ini, Jokowi disebut-sebut sebagai juru damai oleh beberapa pihak. Presidensi G20 sendiri, membawa pesan yang sama seperti Jokowi.


Presiden Dewan Eropa di KTT G20: Ingin Krisis Dunia Berakhir, Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) menyapa Perdana Menteri India Narendra Modi pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (AP Photo/Dita Alangkara)

Dari pihak Eropa juga menginginkan hal yang sama. Presiden Dewan Eropa, Charles Michel meminta negara anggota G20 menekan Rusia agar segera menghentikan perang di Ukraina. Mengingat Rusia memiliki kekuatan posisi yang kuat di karena menjadi anggota Dewan Tetap Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjadi salah satu anggota negara G20.

"Rusia (merupakan) anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota G20 (tetapi) menyerang negara Ukraina yang bebas dan berdaulat," kata Charles di Media Center KTT G20, Bali International Convention Center (BICC), ITDC, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Dengan posisi politik yang dimilikinya, Rusia dengan mudahnya memengaruhi semua negara. Baik itu negara-negara di Eropa , Afrika hingga ke Timur Tengah.

"Rusia sangat memengaruhi kita semua, dimanapun kita tinggal dari Eropa hingga Afrika atau Timur Tengah," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu telah memperkeruh kondisi ekonomi global. Dampak pandemi yang belum selesai makin parah karena terjadi krisis pangan dan krisis energi.

 

Penulis: Safinatun Nikmah

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya