Temui Chairman WEF, Menko Airlangga Ungkap Komitmen RI Bangun Ekonomi Rendah Karbon

Dalam KTT G20, Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mempersembahkan solusi nyata yang terbaik bagi masyarakat Indonesia dan dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2022, 14:21 WIB
Menko Airlangga bertemu dengan Executive Chairman World Economic Forum (WEF) Klaus Schwab di sela-sela penyelenggaraan B20 Summit di Nusa Dua, Bali (dok: Ekon.go.id)

Liputan6.com, Jakarta Dalam KTT G20, Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mempersembahkan solusi nyata yang terbaik bagi masyarakat Indonesia dan dunia.

Dalam mewujudkan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Airlangga melaksanakan sejumlah bilateral meeting di sela-sela kegiatan KTT G20 guna menghasilkan berbagai kesepakatan yang bermanfaat serta mampu mempererat hubungan bilateral dan kerjasama yang selama ini sudah terjalin secara baik.

Salah satu pertemuan bilateral yang dilakukan oleh Menko Airlangga yakni dengan Executive Chairman World Economic Forum (WEF) Klaus Schwab di sela-sela penyelenggaraan B20 Summit di Nusa Dua, Bali.

“Komitmen Indonesia untuk membangun perekonomian masa depan yang rendah karbon seraya melindungi ekosistem darat dan laut merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi,” singgung Menko Airlangga seperti ditulis, Selasa (15/11/2022).

Salah satu sumber energi baru terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan ke depannya yakni energi berbasis hidro di Kalimantan Utara dan arus laut yang saat ini tengah dikembangkan di Nusa Tenggara Timur.

“Indonesia perlu menjaga momentum pertumbuhan positif perekonomiannya. Indonesia yang kaya dengan hasil bumi yang melimpah di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, komoditas tambang, dan pertanian lainnya juga perlu untuk terus mendorong  pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Klaus Schwab.

 


Pentingnya Menjaga Laut

Ilustrasi Panerai mendukung kelestarian lingkungan dan mengentikankrisis iklim, termasuk lingkungan biota laut yang terdampak. Credit: Rlis resmi Panerai

Selanjutnya, WEF juga menekankan pentingnya menjaga lautan karena selain perannya sebagai stabilitator suhu permukaan bumi, kekayaan laut yang terkandung di dalamnya juga merupakan salah satu sumber pangan umat manusia.

Hal ini menjadi salah satu fokus perhatian WEF dengan menggandeng dan bekerjasama dengan berbagai negara, khususnya dengan negara-negara kepulauan melalui Forum Ocean 20 yang digagas bersama dengan Indonesia.

Pertemuan Menko Airlangga dengan Executive Chairman WEF sebelumnya juga telah dilakukan ketika mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pelaksanaan KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, pada tanggal 12 November 2022.

Turut hadir dalam pertemuan bilateral ini yaitu Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Duta Besar RI Singapura Suryopratomo, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, Wakil Ketua Umum Indonesia Shinta Kamdani, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian Fajar Wirawan Harijo.


Jokowi Bawa Pesan Damai di KTT G20: Kita Harus Akhiri Perang

Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi terlihat didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sisi kanan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan posisinya sebagai juru damai diantara negara anggota dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20. Salah satu pesannya adalah untuk segera mengakhiri perang yang terjadi saat ini.

Menurutnya, semua yang terlibat dalam KTT G20 tidak punya pilihan lain. Yakni, perlu memiliki semangat kolaborasi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi dunia.

"Kita memiliki tanggung jawab, bukan hanya bagi rakyat kita sendiri, tapi seluruh masyarakat penduduk dunia," tegas Jokowi dalam pembukaan KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Dengan adanya tanggung jawab tadi, semua negara perlu tunduk pada hukum internasional. Artinya, perlu ada solusi yang baik untuk semua atau win-win solution.

"Memiliki tanggung jawab di sini juga berarti kalau kita harus menyetop perang. Kalau perang tak selesai, itu akan menghambat dunia untuk bergerak ke depan,"ujarnya.

"Jika kita tak menyelesaikan perang, itu akan menghambat kita untuk mengambil tanggung jawab di masa depan, untuk generasi saat ini dan generasi penerus. Kita tak boleh membiarkan dunia pecah belah, kita harus menghentikan dunia kembali masih ke perang dingin lainnya," tambah Jokowi.

Sedikit mundur kebelakang, Jokowi pernah mengupayakan adanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Langkahnya, dia menghampiri Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menghampiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Atas tindakannya ini, Jokowi disebut-sebut sebagai juru damai oleh beberapa pihak. Presidensi G20 sendiri, membawa pesan yang sama seperti Jokowi.


Pesan Perdamaian

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (kiri) berjalan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Pada kesempatan ini, Jokowi juga membawa pesan perdamaian. Hal ini dilandaskan pada demokrasi yang jadi corak Indonesia.

Dia mengisahkan kalau Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota.

"Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20," paparnya.

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya