Liputan6.com, Jakarta - Fear of missing out atau FOMO bisa terjadi pada siapa pun, bahkan tak mengenal usia sekalipun. Takut akan tertinggal dari orang lain bisa menjadi penyebab timbulnya FOMO.
Fenomena fear of missing out ini dikaitkan dengan peningkatan risiko dalam melakukan perilaku maladaptif, khususnya di kalangan remaja.
Advertisement
Dilansir Forbes, Selasa (15/11/2022), sebuah studi yang berfokus pada mahasiswa menemukan perilaku, seperti pelanggaran akademik, penggunaan narkoba dan alkohol, serta pelanggaran hukum. Beranjak ke perguruan tinggi merupakan masa transisi seseorang untuk mengenal dunia yang lebih luas lagi dari sebelumnya.
Setiap individu membutuhkan adaptasi untuk melanjutkan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia perlu menjaga kesehatan mental dan motivasi dirinya agar tetap semangat menjalani hidup.
Seseorang membutuhkan otonomi, kompetensi dan keterkaitan sosial agar merasa puas. Inilah yang menyebabkan timbulnya FOMO di kalangan mahasiswa.
Untuk menekan kecemasan atau FOMO yang dirasakan, biasanya mereka akan mencari segala cara agar bisa menyesuaikan dirinya.
Mahasiswa yang mengalami FOMO dengan tingkatan tinggi menunjukkan kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi alkohol dan penggunaan narkoba hingga mencuri.
Di samping itu, iri dengan pencapaian orang lain pun bisa menjadi penyebab kamu mengalami kecemasan tingkat tinggi.
Contohnya, ketika kamu melihat teman sebayamu sudah berhasil mengikuti sidang skripsi. Kamu pun selalu membandingkan dirimu dengannya dan cenderung memiliki kecemasan yang membuatmu tidak ingin tertinggal.
Melihat kejadian ini, kamu malah terus berfokus pada pencapaian orang lain, padahal kamu pun akan melewati hal yang sama jika bisa fokus pada diri sendiri.
FOMO di Bidang Pendidikan
Dilansir Fortune, FOMO digambarkan sebagai ketakutan mendasar dan perasaan tidak nyaman karena kehilangan pengalaman berharga yang diikuti oleh orang lain.
FOMO dapat mempengaruhi harga diri seseorang dan memunculkan rasa iri sebagai bentuk ketidakpuasan atas pencapaian diri sendiri.
Penelitian mengungkap FOMO dapat menyebabkan perilaku maladaptif pada mahasiswa. Perilaku ini dapat diartikan dengan ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya.
Peneliti Paul McKee, menjelaskan adanya kecenderungan mahasiswa memiliki tingkat FOMO yang tinggi melakukan hal-hal maladaptif.
“Mereka yang memiliki tingkat FOMO tinggi tampaknya lebih cenderung melakukan hal-hal yang mungkin maladaptif,” kata Paul McKee.
Seseorang yang pernah mengalami depresi dan memiliki gejala motivasi rendah lebih rentan terhadap FOMO.
Peran orang tua sangat penting untuk memantau perasaan anaknya, terlebih bagi mereka yang sudah mengalami penurunan pada konsentrasinya.
Advertisement
5 Cara Atasi Fear Of Missing Out (FOMO)
Dilansir Grown and Flown, FOMO merupakan kecemasan yang terjadi ketika adanya sebuah peristiwa yang mungkin terlewatkan oleh dirimu. Kuatnya pengaruh media sosial membuat individu lebih mudah mengalami FOMO.
Lebih khusus para mahasiswa yang sering merasakan FOMO, karena tertinggal dan tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Apalagi, saat kegiatan diunggah melalui media sosial yang membuat dirinya semakin cemas atas ketertinggalan.
Tak akan ada habisnya mengikuti segala pencapaian orang lain, berikut cara mengatasi perasaan FOMO yang bisa dilakukan:
1. Kurangi Durasi di Media Sosial
Matikan ponsel dan cari kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku dan berolahraga. Hindari terlalu lama menggunakan media sosial agar kamu tidak selalu terfokus pada pencapaian orang lain.
2. Hindari Menggunakan Ponsel Menjelang atau Setelah Tidur
Terlalu sering membuka dan cek ponsel menjelang dan setelah tidur membuat dirimu terus dihantui dengan kecemasan FOMO.
Dengan begitu, kualitas tidurmu akan terganggu karena selalu memikirkan ketertinggalan yang baru saja kamu lewatkan.
Menggunakan ponsel menjelang tidur pun dapat menghambat jam tidurmu hingga berdampak pada insomnia.
Selain itu, cek ponsel ketika bangun tidur juga membuatmu betah berlama-lama di dalamnya, sehingga menunda waktu untuk melanjutkan aktivitas di pagi hari.
3. Lebih Bersyukur
FOMO membuat seseorang merasa tidak bahagia. Salah satu cara mengatasi rasa ini adalah bersyukur setiap harinya, karena bisa berdampak positif pada diri sendiri.
Cara melatih rasa syukur atas segala hal yang diberikan oleh Tuhan, bisa dilakukan dengan cara ibadah dan menuliskan hal-hal yang patut disyukuri.
Selain itu, kamu bisa mengucapkan rasa syukur ketika bangun di pagi hari sembari menatap diri di depan cermin.
4. Media Sosial Bukanlah Kehidupan Nyata
Perlu diketahui, media sosial bukanlah kehidupan nyata melainkan dunia maya saja. Media sosial hanya tempat untuk menampung sebagian realita yang ingin ditampilkan oleh penggunanya.
Oleh karena itu, tidak perlu iri dengan apa yang kamu saksikan di media sosial. Kamu pun harus paham, seseorang pasti ingin menunjukkan yang terbaik di depan orang lain, begitu pun dirimu.
Jadi, tak usah khawatir, setiap orang pasti memiliki kisahnya sendiri, baik senang maupun susah.
5. Berlatih Meditasi
Meditasi adalah cara yang dilakukan untuk menjernihkan pikiran dan mengurangi kecemasan atau stres. Cara ini mungkin akan sangat membantu kamu untuk menghilangkan segala pikiran negatif.
Gunakan waktumu selama 10 menit untuk meditasi setiap harinya dan lihatlah perubahan besar dalam dirimu. Kecemasan dan stres yang kamu rasakan akan menurun dan perlahan menghilang.
Advertisement