Liputan6.com, Jakarta - Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan pelaku industri teknologi Industry Task Force (ITF) Digital Economy Working Group (DEWG), menggelar seminar bertajuk 'Digital Industry Collaboration to Enhance Digital Transformation' pada 14 November 2022.
Dalam sesi panel Digital Infrastructure & Society, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki geografis yang sangat luas, sehingga membuat semua masyarakat belum bisa mengakses internet.
Advertisement
Dari data yang dimiliki APJII, setidaknya 20 persen masyarakat Indonesia belum terhubung ke internet. Mereka yang belum dapat menikmati layanan broadband internet tersebut mayoritas berada di bagian timur Indonesia dengan kondisi geografis sangat sulit.
Dengan demikian, untuk menghubungkan masyarakat di timur Indonesia dengan kabel serat optik dibutuhkan investasi yang signifikan.
"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk mendorong penetrasi internet, khususnya kepada masyarakat di timur Indonesia," ujar Arif, dikutip Selasa (15/11/2022).
Ia menambahkan, kolaborasi antara Internet Service Provider (ISP) dan perusahaan teknologi sangat diperlukan untuk sama-sama memikirkan bagaimana menjangkau penduduk di timur Indonesia.
"Khususnya di pedalaman. Oleh karena itu kita mendoroong agar ada kolaborasi yang sangat apik antara ISP lokal dan tech company,” ucap Arif.
Ia memaparkan, saat ini masyarakat cenderung menggunakan media sosial dan melihat konten hiburan ketika pertama kali terhubung ke internet.
"Bukan untuk mendapatkan informasi atau mengakses akun e-commerce untuk menjual produk lokal. Oleh karena itu, APJII mendorong agar literasi masyarakat dapat memanfaatkan internet lebih produktif," Arif menuturkan.
Tugas Seluruh Komponen Bangsa
Literasi ini menurut Arif merupakan tugas seluruh komponen bangsa, baik itu pemerintah maupun pemangku kepentingan industri telekomunikasi di Indonesia.
Sehingga nantinya pemanfaatan internet di Indonesia akan jauh lebih produktif dan tidak sekadar kesenangan. Juga penetrasi broadband internet dan pendidikan dapat berjalan paralel, seiring sejalan dan tidak dapat dipisahkan.
Terkait kolaborasi dengan pemerintah dan sesama pelaku Industri, Arif mengatakan, APJII fokus pada penggelaran infrastruktur telekomunikasi.
Di masa lalu, kolaborasi yang dilakukan APJII hanya dengan Kominfo. Namun sejak pandemi, APJII sudah menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia. Saat ini APJII juga berkolaborasi dengan berbagai kementerian negara/lembaga, termasuk di dalamnya pemerintah daerah.
“Presiden memiliki visi 2045 bagaimana Indonesia menjadi negara digital yang riil, menurut kami yang terpenting adalah kita harus saling berkolaborasi bagaimana infrastruktur konektivitas dapat mendukung semua orang untuk beraktivitas atau bekerja melalui internet," Arif memungkaskan.
Ia berharap kolaborasi melalui ITF ini dapat terus berlanjut, tidak hanya berhenti di kegiatan G20.
Advertisement