Sekutu China-India Prihatin Perang di Ukraina, Rusia Bakal Kena Isolasi Diplomatik G20?

Sekutu tradisional Rusia, China dan India menyuarakan keprihatinan atas perang di Ukraina saat draf komunike KTT G20 menyoroti kerusakan ekonomi dunia sebagai akibatnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2022, 20:40 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara tentang perang antara Rusia dan Ukraina. (TASS)

Liputan6.com, Jakarta - Menlu Rusia sedang berjuang untuk mencegah isolasi diplomatik pada KTT G20 di Bali karena sekutu tradisionalnya -- China dan India -- mulai menjauhkan diri dari perang Ukraina, yang menurut draf komunike telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang tak terhitung bagi dunia.

Mengutip The Guardian, Selasa (15/11/2022), Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping, keduanya menyuarakan keprihatinan tentang perang tanpa melanggar pertahanan mereka sebelumnya atas Moskow.

Terlebih, pejabat AS terus mendorong komunike terakhir untuk lebih menyalahkan Rusia. Rancangan tersebut mencakup catatan "sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina" dan menekankan bahwa "itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global".

Indonesia selaku tuan rumah KTT G20 berusaha untuk menjaga referensi ke perang seminimal mungkin, dengan alasan G20 bukanlah forum keamanan dan bahwa pengulangan posisi yang sudah cukup diketahui akan mencegah kemajuan dalam masalah seperti hutang global dan pemulihan pasca-pandemi.

KTT yang diadakan di Pulau Bali menandai pertama kalinya para pemimpin G20 bertemu sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, yang oleh Moskow digambarkan sebagai "operasi militer khusus". Perang dan kekhawatiran atas inflasi global, ketahanan pangan dan energi membayangi pertemuan tersebut.

Dalam pidatonya, Xi Jinping memperingatkan terhadap "persenjataan" makanan dan energi, serta menambahkan bahwa dia menentang perang nuklir dalam segala situasi. Pernyataan ini membayangi ancaman berulang Rusia untuk menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina.

"Kita harus dengan tegas menentang politisasi, instrumentalisasi, dan mempersenjatai masalah pangan dan energi," kata Xi.

Sementara itu, PM India Modi mengatakan, perlu diakui bahwa PBB telah gagal sebagai lembaga multilateral dalam memberikan tekanan lebih besar pada G20 untuk mencari solusi. Dia mengatakan sudah waktunya untuk gencatan senjata dan diplomasi untuk mengemuka.


Menlu Rusia Hindari Pidato Zelensky

Presiden China Xi Jinping tiba di lokasi penyelenggaraan KTT G20 yakni The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali pada Selasa (15/11/2022). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Sementara itu, dalam usaha menghidari isolasi G20, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melewatkan pidato Presiden Ukraina -- yang disampaikan melalui video -- secara hati-hati dengan tetap tinggal di hotelnya. 

Dalam pidato singkat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, sudah waktunya perang yang menyebabkan ribuan kematian dihentikan.

Zelensky juga menekankan bahwa gencatan senjata hanya mungkin dilakukan ketika pasukan bersenjata Rusia meninggalkan wilayah Ukraina.

Mengenakan T-shirt hijau yang cukup familiar, dia berkata: “Saya yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan. Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa.”

Berbicara dalam bahasa Ukraina yang dimaksudkan kepada 'satu-satunya audiens yang paling berpengaruh' dan telah ia sampaikan sejak perang dimulai, Zelensky mencoba menampilkan dirinya sebagai orang yang siap untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia. Ia memberikan persyaratan agar kedaulatan Ukraina dilindungi dan keberanian yang dimiliki pasukannya atas perjuangan melindungi tanah air diakui.

Dalam pidatonya kepada Xi Jinping, dia mengutuk "Ancaman gila senjata nuklir yang dilakukan pejabat Rusia. Tidak boleh ada alasan untuk pemerasan nuklir,” tambahnya. Zelensky juga dengan tajam berterima kasih kepada negara-negara “G19” -- tidak termasuk Rusia.

Di sisi lain, menurut Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam pertemuan bilateral Xi Jinping dan Joe Biden pada Senin malam, Presiden China mengatakan bahwa "senjata nuklir tidak boleh digunakan dan perang nuklir tidak boleh dilakukan".

 


Zelensky Serukan agar Kesepakatan Biji-bijian Diperpanjang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato lewat video yang disetel saat upacara pembukaan Festival Film Cannes edisi ke-75 di Cannes, Prancis selatan, Selasa (17/5/2022). Zelensky menyinggung kembali kekuatan sinema dan bioskop saat Perang Dunia II silam. Khususnya film Charlie Chaplin 1940 bertajuk The Great Dictator yang mengejek Adolf Hitler. (Photo by Vianney Le Caer/Invision/AP)

Selain kesepakatan damai, pemimpin Ukraina juga menyerukan agar kesepakatan biji-bijian yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli diperluas dan diperpanjang secara tak terbatas.

Sebagain besar pembahasan diplomatik di G20 sendiri berfokus pada syarat-syarat agar Rusia mengizinkan kesepakatan untuk dilanjutkan.

Rusia sempat menangguhkan kerja sama dengan mengatakan bahwa barat tidak berbuat cukup untuk membujuk perusahaan asuransi dan pengiriman agar mendistribusikan gandum dan pupuk Rusia.

Rusia dan Ukraina merupakan penyumbang sekitar 30% ekspor gandum dan jelai dunia, seperlima jagung dan lebih dari 50% semua minyak bunga matahari.

Invasi Rusia telah memblokir 20 juta ton biji-bijian ini di pelabuhannya sampai kesepakatan tercapai pada bulan Juli. Rusia mengatakan kesepakatan ekspor hanya dilaksanakan sebagian.

Namun, Rusia juga menyeutkan bahwa kesepakatan itu tidak imbang karena sanksi Barat secara tidak langsung terus membayangi ekspor biji-bijian Rusia dengan memengaruhi pembayaran, asuransi, dan pengiriman.

Kesepakatan biji-bijian telah menjadi 'sinar' diplomatik yang langka, tetapi harus diperbarui Jumat (18/11/2022) ini.

Kesepakatan yang memungkinkan ekspor melewati angkatan laut Rusia dari tiga pelabuhan Ukraina sangat penting untuk menurunkan harga biji-bijian.


Zelensky Sebutkan Persyaratan Kesepakatan Damai

Bamboo Dome di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, tempat Presiden Joko Widodo menjamu para kepala delegasi KTT G20 pada Selasa (15/11/22). (TITO SIANIPAR/ Tim Komunikasi & Media G20)

Perselisihan tentang masa depan kesepakatan biji-bijian adalah bagian dari pertempuran diplomatik yang lebih luas antara Rusia dan barat untuk meyakinkan pendapat skeptis di dunia selatan bahwa hak ada di pihak mereka.

Dalam pidatonya, Zelenskiy memberikan sedikit landasan sebagai persyaratan untuk kesepakatan damai.

Dia mengatakan kesepakatan seperti itu dapat ditandatangani pada konferensi internasional dan Rusia harus menyerahkan beberapa asetnya sebagai kompensasi untuk membangun kembali Ukraina.

Sebelumnya, dalam pemungutan suara simbolis pada hari Senin, majelis umum PBB menyetujui sebuah resolusi yang mengakui bahwa Rusia harus membayar ganti rugi ke Ukraina. Dalam langkah yang tidak mengikat, resolusi ini didukung oleh 94 dari 193 anggotanya.

 

Penulis: Safinatun Nikmah

Infografis Harga Pangan Meroket (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya