Mantan Menlu AS Puji Pertemuan Joe Biden-Xi Jinping di Bali, Diharapkan Mampu Jembatani Isu Global

Menurut mantan Menlu AS Henry Kissinger, pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping menandai dimulainya kembali kerja sama penanganan berbagai isu seperti perubahan iklim dan ekonomi global.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Nov 2022, 09:31 WIB
Presiden AS Joe Biden, kanan, dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan sebelum pertemuan mereka di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, Bali, Indonesia. (Foto AP/Alex Brandon)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger memuji pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, pada pertemuan G20 di Bali. Menurutnya, pertemuan tersebut memulai upaya pembangunan jembatan penyelesaian geopolitik.

Dilansir dari The Straits Times, Selasa (15/11/2022) Kissinger (99 tahun) mengatakan pertemuan antara Biden dan Xi Jinping menandai dimulainya kembali kerja sama penanganan berbagai isu seperti perubahan iklim dan ekonomi global.

"Kedua pemimpin yang bertemu secara singkat akan mengetahui konsekuensi dari bencana ekonomi dan dampak militer satu sama lain," ujar Kissinger pada sambutan virtual di acara Bloomberg New Economy Forum di Singapura, Selasa (15/11).

“Yang dapat kita katakan hari ini adalah bahwa metode diskusi telah disepakati, dan pernyataan umum telah dibuat yang sesuai dengan kerja sama dunia, tetapi jalan panjang masih harus ditempuh," sambungnya.

Sebagai informasi, selama menjabat, Kissinger dikenal sebagai penyusun rencana pemulihan hubungan antara AS dan China pada tahun 1970-an.

Seperti diketahui, Biden dan Xi Jinping telah sepakat bahwa tidak akan ada Perang Dingin antara negara mereka, dengan dimulainya kembali kerja sama di bidang-bidang seperti perubahan iklim.

Pertemuan tersebut juga membahas izin untuk kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke China dalam beberapa bulan mendatang.

Kissinger mengatakan dia lebih optimis sekarang daripada dua tahun lalu, ketika dia sempat menyebut di Forum Ekonomi sebelumnya bahwa hubungan antara negara-negara besar berada di tengah risiko perang dingin.

"Politik yang bijaksana harus dikejar dan diskusi yang jujur perlu dilakukan, tetapi pintu setidaknya telah dibuka," pungkas Kissinger.


Mantan Menlu AS : Upaya Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina Perlu Dengan Tujuan Jangka Panjang

Presiden AS Joe Biden berjalan untuk menyambut Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, di Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan kedua Presiden tersebut akhirnya terwujud di Bali. Suasana pertemuan bersejarah itu tampak hangat. (AP/Alex Brandon)

Sementara itu, terkait perang di Eropa, Kissinger mengatakan bahwa dunia perlu fokus pada tujuan jangka panjang mereka dengan Ukraina dan Rusia, dan tidak terganggu oleh tekanan jangka pendek.

Kissinger mengatakan, perang hanya akan dapat berakhir jika Ukraina mampu menjaga kemerdekaan dan perbatasannya tetap utuh, dilindungi oleh hubungan dekat dengan Eropa.

Sementara Moskow juga perlu mempertimbangkan krisis di Eropa. 

"Harus ada upaya untuk membawa Rusia ke dalam sistem Eropa dan ke dalam (pemulihan) hubungan dengan Eropa, atas dasar nyaman yang dilakukan pada akhir Perang Dunia Kedua dengan Jerman," dia menyebut.


Joe Biden Minta Xi Jinping Bujuk Korea Utara Setop Uji Coba Senjata Nuklir

Presiden AS Joe Biden berfoto dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, di Bali, Senin (14/11/2022). Joe Biden dan Xi Jinping bersama dengan kepala negara yang hadir di G20 akan membahas kondisi global mulai dari isu ekonomi, politik hingga kesehatan dunia. (AP/Alex Brandon)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa Beijing memiliki kewajiban untuk membujuk Korea Utara agar tidak melanjutkan uji coba nuklir, meskipun tidak diketahui jelas apakah China akan dapat mempengaruhi keputusan Pyongyang.

Biden bertemu dengan Xi Jinping selama lebih dari tiga jam menjelang KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Ini menandai pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS. 

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/11/2022), Biden mengungkapkan dalam konferensi pers setelah bertemu Xi Jinping, bahwa pihaknya telah memperingatkan China bahwa AS akan berupaya membela diri jika Korea Utara melanjutkan pengujian senjata nuklir.

Ketika ditanya sejauh mana dia yakin China memiliki kemampuan untuk membujuk Korea Utara agar tidak melakukan uji coba nuklir, Biden mengatakan dia belum yakin apakah Beijing dapat mengendalikan tetangganya dan sekutu lamanya.

"Sulit untuk menentukan apakah China memiliki kapasitas atau tidak," kata Biden.

"Saya yakin China tidak ingin Korea Utara untuk terlibat dalam cara-cara eskalasi lebih lanjut," bebernya.

"Kami harus mengambil tindakan tertentu yang akan lebih defensif atas nama kami, dan itu tidak akan diarahkan terhadap ... China, tetapi akan mengirim pesan yang jelas ke Korea Utara. . Kami akan membela sekutu kami, serta Amerika dan kapasitas Amerika," pungkas Biden. 

Seperti diketahui, Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini dan AS menyebut dalam beberapa bulan terakhir bahwa negara itu dapat melakukan uji coba bom nuklir kapan saja.


Joe Biden Mengaku Habiskan 3,5 Jam Ngobrol dengan Xi Jinping

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku menghabiskan waktu kurang lebih 3,5 jam saat berbincang dengan Presiden China Xi Jinping (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku menghabiskan waktu kurang lebih 3,5 jam saat berbincang dengan Presiden China Xi Jinping saat melakukan pertemuan di Bali, sebelum KTT G20.

"Tidak ada salah paham. Itu kekhawatiran terbesar yang saya miliki. Kesalahpahaman tentang niat atau tindakan di pihak kita," ujar Joe Biden saat melakukan press briefing bersama media Indonesia dan negara asing lainnya, di Grand Hyatt Nusa Dua Bali, dikutip Selasa (15/11/2022).

"Saya ingin bertanya ke tim saya, berapa lama pertemuan itu berlangsung? Tiga setengah jam. Jadi perbincangan kami tadi mencakup banyak hal."

Joe Biden: Kami Sangat Blak-blakan

Joe Biden juga mengaku blak-blakan saat berbicara dengan Xi Jinping.

"Kami sangat blak-blakan satu sama lain tentang hal-hal apa saja yang kami tidak setuju atau di mana kami tidak yakin tentang posisi satu sama lain," kata Biden.

"Dan kami setuju akan mengatur dan melakukan mekanisme untuk saling bertemu kembali."

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya