Update COVID-19 Hari Ini 15 November 2022, Kasus Positif Bertambah 7.893, Sembuh 4.038, Meninggal 41

Setelah sempat turun di angka 4 ribuan, kasus COVID-19 hari ini, Selasa 15 November 2022 kembali naik signifikan dengan penambahan sebanyak 7.893.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Nov 2022, 18:00 WIB
Suasana stasiun Tanah Abang, Jakarta di era COVID-19 (13/11/2022). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat turun di angka 4 ribuan, kasus COVID-19 hari ini, Selasa 15 November 2022 kembali naik signifikan dengan penambahan hampir dua kali lipat dari kemarin, yakni sebanyak 7.893.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.573.805.

Tiga provinsi dengan penambahan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. DKI Jakarta melaporkan 2.932 kasus positif baru dan 1.283 pasien sembuh. Jawa Barat menyusul dengan penambahan 1.472 kasus baru dan 584 orang telah sembuh dari COVID-19. Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 924 kasus baru dan 718 orang dinyatakan sembuh.

Total penambahan kasus sembuh hari ini sebanyak 4.038 sehingga akumulasinya menjadi 6.360.832.

Peningkatan kasus positif diikuti pula dengan penambahan kasus meninggal yang cukup tinggi. Ada 41 kasus kematian baru akibat COVID-19 sehingga akumulasinya menjadi 159.199.

Ada dua provinsi dengan penambahan kasus meninggal terbanyak hari ini. Provinsi-provinsi itu adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur, keduanya sama-sama melaporkan 11 orang wafat akibat COVID-19.

Kasus aktif juga bertambah 3.814 sehingga akumulasinya menjadi 53.774.

Data turut menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 89.487 dan suspek sebanyak 6.925.

Sementara itu, capaian vaksinasi terus merangkak naik. Hari ini terjadi penambahan capaian vaksinasi di keempat suntikan dengan rincian sebagai berikut:

- Vaksinasi pertama bertambah 17.430 sehingga akumulasinya menjadi 205.266.216.

- Vaksinasi primer kedua bertambah 25.079 sehingga akumulasinya menjadi 172.124.844.

- Vaksinasi ketiga alias booster pertama bertambah 61.908 sehingga akumulasinya menjadi 65.783.238.

- Vaksinasi keempat bertambah 2.459 sehingga akumulasinya menjadi 704.880.


Laporan Sebelumnya

Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 14 November 2022 penambahan kasus positif COVID-19 tercatat sebanyak 4.408. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Tanah Air menjadi 6.565.912.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.188 sehingga akumulasinya menjadi 6.356.794.

Sayangnya, kasus meninggal turut naik drastis dengan 54 orang wafat. Akibatnya, jumlah kasus meninggal akibat COVID-19 selama pandemi mencapai 159.158.

Kasus meninggal dilaporkan dari 15 provinsi dengan penambahan terbanyak berasal dari Jawa Tengah yang melaporkan 12 orang wafat. Jawa Timur menyusul dengan 10 kematian. Di peringkat ketiga ada DKI Jakarta dengan 8 kasus meninggal.

Provinsi dengan penambahan 3 kematian adalah Lampung, Bali, dan Kalimantan Timur. Sedangkan, provinsi dengan 2 kematian adalah Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Sementara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Aceh masing-masing melaporkan 1 orang wafat.

Kasus aktif pun turut bertambah dengan penambahan 166 kasus baru sehingga akumulasinya menjadi 49.960. Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 69.603 dan suspek 3.521.


Jadi Bahasan di G20

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan KTT G20 di Bali, (15/11/2022). Foto: tangkapan layar sekretariat presiden.

Pandemi COVID-19 yang belum kunjung usai menjadi bahasan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi resmi membuka konferensi tersebut di Bali pada Selasa 15 November 2022.

Dalam sambutannya, ia mengajak para pemimpin negara bekerja sama untuk bangkit lebih kuat.

“Yang Mulia Para Pemimpin, dengan ini saya nyatakan KTT G20 dibuka. Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia,” kata Jokowi.

“Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan luar biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi COVID-19 belum usai, rivalitas terus menajam, perang terjadi,” lanjutnya.

Berbagai krisis ini berdampak pada beragam aspek secara luas. Termasuk pada ketahanan pangan, energi, dan keuangan yang sangat dirasakan dunia terutama negara berkembang.

Tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk dan menjadi krisis. Di sisi lain, masalah pupuk tidak dapat disepelekan.

“Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram. Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia,” ujar Jokowi.


G20 Harus Berhasil

Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi terlihat didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sisi kanan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Jika hal ini dibiarkan, 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan hadapi kondisi yang sangat serius. Selain itu, ada pula masalah tatanan dunia dan hukum internasional yang sedang diuji.

“Yang Mulia, Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal.”

Jokowi pun menyampaikan harapan Indonesia dalam KTT kali ini yang berkaitan dengan pandemic fund.

“Yang Mulia, Indonesia berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret, mempersiapkan dana utk menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund.”

Pandemic fund atau dana pandemi adalah dana pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons untuk pandemi berikutnya.

Kehadiran pandemic fund dilatarbelakangi pembelajaran dari terpaan pandemi COVID-19, bahwa banyak negara, terutama negara-negara berpenghasilan rendah - menengah ke bawah tidak mampu mengakses vaksin, alat kesehatan, dan diagnostik. Ini karena keterbatasan pembiayaan.

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya