Liputan6.com, Kyiv - Rusia telah menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv, merusak bangunan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota.
Mengutip laporan BBC, Selasa (15/11/2022), dalam hantaman yang disebut-sebut sebagai serangan nasional, serangan juga dilaporkan di Mykolaiv, Chernihiv dan Zaporizhzhia.
Advertisement
Di Kyiv, tiga bangunan di Distrik Pechersk terkena serangan, menurut Wali Kota Vitaliy Klitschko.
Sejumlah pemimpin dunia saat ini menghadiri pertemuan G20 di Indonesia di mana mereka mengutuk perang terhadap Ukraina.
Serangan tersebut dilaporkan saat Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, perwakilan Rusia pada pembicaraan tersebut, meninggalkan Bali dari KTT G20 dengan pesawat.
"Beberapa rudal Rusia berhasil ditembak jatuh di Kyiv dan sudah ada tim penyelamat," kata Klitschko.
Namun dia juga memperingatkan bahwa "setidaknya setengah" penduduk kota tidak memiliki listrik - sebuah "langkah yang diperlukan untuk menyeimbangkan sistem tenaga", katanya.
Peringatan serangan udara diberlakukan di seluruh negeri.
Wali Kota Mykolayiv Vitaly Kimm mengatakan rudal Rusia telah diluncurkan dalam tiga gelombang.
Di Chernihiv, di utara, Gubernur Vyacheslav Chaus memperingatkan orang-orang untuk berlindung, menambahkan "serangan rudal terus berlanjut".
Sementara itu, di kota barat Lviv, Wali Kota Andriy Sadovy mengatakan juga terjadi serangan, yang mengakibatkan pemadaman listrik.
Tidak ada kabar langsung tentang korban dari pejabat mana pun.
Dalam seminggu terakhir, Moskow telah menarik pasukannya dari kota selatan Kherson - sebuah kemunduran besar bagi invasi Rusia.
Ketika Rusia menderita kerugian di darat selama perang ini, Rusia secara rutin melakukan serangan udara untuk melawan.
Serangan Itu Tanggapan Rusia Atas Pidato Presiden Zelensky di KTT G20?
Dalam video yang dibagikan oleh kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, apa yang tampak seperti blok flat terlihat terbakar, dengan api mengepul dari jendela.
Seorang warga berusia 22 tahun, Oleksandra, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia melihat dari jendelanya "saat roket terbang, api yang terang, dan suara sesuatu yang terbang sangat dekat".
Andriy Yermak, seorang penasihat presiden, mengatakan serangan itu adalah tanggapan Rusia terhadap "pidato kuat" Presiden Zelensky di KTT G20.
Selama pidato virtual, Zelensky berbicara kepada apa yang dia sebut sebagai pemimpin "G19" - mencemooh Moskow - dan mengatakan dia "yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan".
Sebuah draf deklarasi dari KTT, yang dilihat oleh sejumlah kantor berita, mengatakan "sebagian besar" negara setuju bahwa perang memperburuk kerapuhan ekonomi global.
Lavrov mengatakan deklarasi itu telah "dipolitisasi" oleh sekutu Barat Ukraina.
Advertisement
Desak Pemimpin Dunia Bantu Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memberikan pidatonya di KTT G20, yang disampaikan secara virtual.
Satu hal yang menjadi poin utamanya adalah tentang desakan kepada negara G20 untuk membantu mengakhiri krisis perang yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia.
"Saya ingin perang Rusia yang agresif ini berakhir dengan adil dan berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional. Bukan "entah bagaimana" - menurut rumusan yang tepat dari Sekjen PBB Antonio Guterres," ujarnya tegas lewat video yang ditampilkan di hadapan para pemimpin dunia pada KTT G20, Selasa (15/11/2022).
Ia juga mengatakan bahwa Ukraina merupakan negara yang berkompromi dengan kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaannya.
"Kami menghormati aturan dan kami adalah orang-orang yang menepati kata-kata kami," katanya.
"Ukraina selalu menjadi pemimpin dalam upaya pemeliharaan perdamaian, dan dunia telah menyaksikannya. Dan jika Rusia mengatakan bahwa mereka ingin mengakhiri perang ini, biarkan mereka membuktikannya dengan tindakan," sambungnya lagi.
Bahkan lebih lanjut, Zelensky menyampaikan bahwa Ukraina menjadi penipu jika tidak membuktikannya dengan tindakan.
"Jika tidak ada tindakan nyata untuk memulihkan perdamaian, itu berarti bahwa Rusia hanya ingin menipu kalian semua lagi, menipu dunia dan membekukan perang tepat ketika kekalahannya menjadi sangat penting," tambah Zelensky.
Jokowi dan Presiden Erdogan Bahas Solusi Damai Konflik Rusia-Ukraina
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022). Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Turki yang terus berkontribusi agar G20 tetap dapat bekerja.
Sebagai dua pemimpin dunia yang sama-sama menaruh perhatian kepada upaya penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, kedua presiden juga bertukar pikiran mengenai apa yang dapat dilakukan bersama untuk mencari solusi damai dan untuk mencegah dampak negatifnya secara global. Khususnya, terhadap keamanan pangan dan energi.
Advertisement